Wednesday 14 December 2011

MEMBACA UNTUK MEMAHAMI MAKNA KATA, BENTUK KATA, UNGKAPAN DAN KALIMAT DALAM KONTEKS BEKERJA

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Membaca untuk memahami makna kata, bentuk kata, ungkapan dan kalimat dalam konteks kerja sangatlah penting dan diperlukan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Sebelum kita melontarkan suatu kalimat hendaknya kita memikirkan apakah kalimat tersebut sudah efektif atau belum karena jika menurut kita kalimat tersebut benar atau baik bisa saja orang yang mendengarkan memiliki makna yang berbeda sehingga dapat menyebabkan pertentangan dan permusuhan, hal tersebut bisa terjadi karena di dunia ini terdapat bahasa yang berbeda-beda.
Oleh karena itu kita harus memahami makna-makna kata agar dapat berkomunikasi dengan baik dan jelas.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Apakah pengertian dari Denotatif dan Konotatif?
b. Apa dan Bagaimanakah perubahan makna dalam bahasa?
c. Apakah pengertian Sinonim dan Antonim?
d. Apa pengertian Homonim, Homograf, dan Homofon?
e. Apa pengertian dari Polisemi, Hiponim, Idiom (Ungkapan)?





BAB II
PEMBAHASAN
MEMBACA UNTUK MEMAHAMI MAKNA KATA, BENTUK KATA, UNGKAPAN DAN KALIMAT DALAM KONTEKS BEKERJA
A. PENDAHULUAN
Membaca untuk memahami makna kata, bentuk kata, ungkapan dan kalimat dalam konteks kerja sangatlah penting dan diperlukan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Sebelum kita melontarkan suatu kalimat hendaknya kita memikirkan apakah kalimat tersebut sudah efektif atau belum karena jika menurut kita kalimat tersebut benar atau baik bisa saja orang yang mendengarkan memiliki makna yang berbeda sehingga dapat menyebabkan pertentangan dan permusuhan, hal tersebut bisa terjadi karena di dunia ini terdapat bahasa yang berbeda-beda.
Oleh karena itu kita harus memahami makna-makna kata agar dapat berkomunikasi dengan baik dan jelas.
B. PENGERTIAN
1. Makna Denotatif dan Konotatif
Makna leksikal yang dibedakan menjadi 2 macam, yaitu makna yang bersifat denotatif dan makna yang bersifat konotatif. Makna denotatif adalah makna harfiah atau pokok, objektif, referensial. Makna konotatif ialah makna kiasan atau tambahan yang menimbulkan nilai rasa pada makna pokok.
2. Memahami Perubahan Makna Kata.
Makna sebuah kata dapat mengalami perubahan. Makna kata dapat diartikan sebagai hubungan antara bentuk hal atau barang yang diwakilinya. Makna referensial ialah makna kata yang berkaitan dengan hal, orang, atau barang yang diwakili (referen). Sebaliknya makna kontekstual ialah makna kata yang berkaitan dengan konteksnya.
Perubahan makna yang terjadi dalam bahasa bermacam-macam, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Meluas (Generalisasi) yaitu perubahan makna menyebabkab cakupan makna sekarang lebih luas daripada makna yang lama.
b. Menyempit (Spesialisasi) yaitu perubahan kebalikan dari makna meluas, yakni mekna dulu mempunyai cakupan lebih luas daripada makna sekarang.
c. Membaik (Ameliorasi) yaitu perubahan makna ini mengakibatkan makna baru dirasakan lebih tinggi atau lebih baik daripada makna yang lama.
d. Memburuk (Peyorasi) yaitu perubahan makna ini menimbulkan anggapan bahwa makna barulah yang lebih rendah atau lebih buruk daripada makna yang lama.
e. Sinestesia yaitu makna karena pertukaran tanggapan antara dua indra.
f. Asosiasi yaitu perubahan atau pergeseran makna karena dikiaskan kepada hal lain yang memiliki persamaan sifat.
3. Sinonim dan Antonim
a. Sinonim merupakan dua kata atau lebih yang memiliki makna yang sama atau hampir sama. Yang merupakan contoh dari Sinonim adalah mati, wafat, tewas, gugur, mangkat, mampus, dan lain sebagainya.
b. Antonim merupakan dua kata atau lebih yang memiliki makna yang berlawanan. Yang merupakan contoh dari Antonim adalah :

1. Tunai X Kredit
2. Hidup X Mati
3. Bersih X Kotor
4. Jarang X Sering
5. Tua X Muda
6. Kaya X Miskin

4. Homonim, Homograf dan Homofon
a. Homonim merupakan dua kata atau lebih yang memiliki bunyi dan tulisan yang sama, namun makna atau artinya berbeda. Yang merupakan contoh dari Homonim adalah :
- Bandar = Pemimipn
- Bandar = Pelabuhan
b. Homograf merupakan dua kata atau lebih yang memiliki tulisan yang sama, pengucapan yang berbeda tetapi artinya berbeda. Yang merupakan contoh dari Homograf adalah :
- Seri = sama kuat atau jilid
- Seri = jenis gigi
c. Homofon merupakan dua kata atau lebih yang memiliki bunyi yang sama tetapi arti atau maknanya berbeda. Yang merupakan contoh dari Homofon adalah :
- Bang = panggilan untuk laki-laki
- Bank = tempat penyimpanan uang
5. Polisemi, Hiponim, dan Idiom (Ungkapan)
a. Polisemi merupakan kata-kata yang memiliki banyak makna. Kata yang merupakan contoh dari Polisemi adalah :
- Kaki gunung = lereng gunung
Kaki meja = Tumpuan meja
- Jam = Jam Tangan
Jam Dinding
- Buah = Buah Tangan
Buah Hati
b. Hiponim merupakan kata atau frase yang maknanya merupakan bagian dari kata yang lain. Hiponim dianggap sebagai bagian atau kata khusus dari hipernim. Yang merupakan contoh dari Hiponim adalah :
Kata Umum Kata Khusus
Buah Jeruk, Melon, mangga, durian, pepaya,dll.
Ikan Arwana, paus, hiu, emas, nila, dll.

c. Idiom (Ungkapan) merupakan kata atau gabungan kata yang menyatakan makna khusus atau susunan kata yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna unsur-unsurnya. Yang merupakan contoh dari Idiom adalah :
- Besar pasak daripada tiang (Pasak adalah pengeluaran, tiang adalah pendapat)
Artinya adalah lebih besar pengeluaran daripada pendapatan.









BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam berkomunikasi tentunya harus memiliki kata yang tepat untuk mengungkapkan sebuah informasi, oleh karena itu seseorang jika ingin berkomunikasi harus benar-benar memilih kata yang tepat dan benar yang akan dipergunakan.
Dalam berbicara juga harus memperhatikan makna kata yang terkandung didalamnya, karena setiap kata memiliki makna yang berbeda.
Dalam makna kata ini ada beberapa makna diantaranya adalah makna denotatif dan konotatif, sinonim dan antonim, homonim, homofon dan homograf, polisemi, hiponim, serta idiom (ungkapan) sebagaimana yang telah dijelaskan diatas.
B. KRITIK DAN SARAN
Demikian makalah ini kami buat, sebagai acuan menambah pengetahuan mengenai ijma dan qiyas dalam hukum islam. Semoga bisa bermanfaat bagi kita semua. Dan dari kami menyampaikan permohonan maaf atas kekurangan makalah ini.






Daftar Pustaka
1. Anwar, Nanang Choerul, dan Ade husnul, 2007, Modul Bahasa Indonesia X, Bogor : Yudistira.
2. Bardy, 1984, Ungkapan dan peribahasa, Klaten : Intan Pariwara.
3. Departemen Pendidikan Nasional, 2006, Standar isi 2006, mata pelajaran bahasa indonesia SMK/MAK, Jakarta : Pusat Kurikulum.
4. Honiatri, Euis, 2006, Memahami Bahasa Indonesia SMK, Bandung : Armico.
5. Imran, Mokhamad, Tri Wahyu Prastowo, dan Nurdin, 2008, Bahasa Indonesia 1, Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
6. Kirdjomuljo, 2006, Sepasang Mata indah, Jogjakarta : Gama Media.
7. __________, 1994, Mengapa Disebut Bentuk Baku dan Tidak Baku? 2, Jogjakaarta, Mitra Gama Widya.

No comments:

Post a Comment