Saturday 24 December 2011

Laporan PTK

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Taman Kanak–kanak adalah salah satu bentuk pendidikan di jalur formal yang menyediakan program pendidikan dini anak usia 4 sampai 6 tahun sebelum memasuki pendidikan dasar bertujuan membantu anak didik mengembangkan potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai–nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian dan seni untuk siap memasuki pendidikan dasar.
Salah satu kompetensi lulusan peserta didik Taman Kanak – Kanak adalah mampu mengikuti pendidikan selanjutnya dengan kesiapan yang optimal sesuai dengan tuntutan yang berkembang dalam masyarakat. Untuk mewujudkan hal tersebut, salah satu kegiatan yang perlu dikenalkan di TK adalah kegiatan berhitung permulaan yang dilaksanakan dengan prinsip bermain sambil belajar. Dengan bermain anak memiliki kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi, belajar secara menyenangkan.
Berbagai upaya mengenalkan berhitung permulaan yang dilaksanakan guru dalam pembelajaran , seperti : pembelajaran berhitung menggunakan gambar, biji – bijian , manik – manik. Namun masih banyak anak kurang tertarik dan kurang antusias dengan bahan – bahan tersebut sehingga pembelajaran kurang berjalan dengan optimal. Hal ini nampak pada kegiatan anak sebagai berikut : Enggan membilang 1 – 20 dengan gambar atau manik – manik, enggan membuat urutan dengan biji – bijian sampai dengan 10, belum optimal dalam membedakan 2 benda (lebih banyak, lebih sedikit, atau sama banyak ) , belum optimal dalam penjumlahan maupun pengurangan dengan benda – benda sampai dengan 10, belum optimal menyusun pola berurutkan maupun berhitung statistika sederhana.
Demikian pula anak didik kelompok B di TK Negeri Cempaka jaya Kota Pekalongan berdasarkan pengamatan guru masih banyak ditemukan anak yang belum optimal dalam pembelajaran berhitung permulaan.
Sebagai upaya untuk mengatasi kondisi tersebut perlu diadakan Penilitian Tindakan Kelas ( PTK ) dengan judul Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Anak Didik Kelompok B TK Negeri Cempaka Jaya Pekalongan Tahun Pelajaran 2007/2008 dengan Alat Peraga Kotak Multiguna.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dirumuskan masalah :
Apakah penggunaan alat peraga kotak multiguna dapat meningkatkan kemampuan berhitung permulaan anak didik kelompok B TK Negeri Cempaka Jaya Pekalongan Tahun Pelajaran 2007/2008 ?


C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian :
Dengan penggunaan alat peraga kotak multiguna diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berhitung permulaan anak didik kelompok B TK Negeri Cempaka Jaya Pekalongan Tahun Pelajaran 2007/2008.
2. Manfaat Penelitian :
a. Bagi penulis
Untuk menambah wawasan dan dapat menerapkan pembelajaran dalam upaya meningkatkan kemampuan berhitung permulaan di Taman Kanak – kanak dengan menggunakan alat peraga kotak multiguna.
b. Bagi anak
Dengan menggunakan alat peraga kotak multiguna anak dapat meningkatkan kemampuan dalam berhitung permulaan secara optimal.
c. Bagi guru TK
Mendapat informasi bahwa dengan penggunaan alat peraga kotak multiguna dapat meningkatkan kemampuan berhitung permulaan anak didik kelompok B TK Negeri Cempaka Jaya Tahun Pelajaran 2007/2008.
d. Bagi Kepala Sekolah
Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan pembelajaran di Taman Kanak – Kanak.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HEPOTESIS

A. Landasan Teori
1. Berhitung Permulaan di TK
Menurut Kamus Bahasa Indonesia ( 1991 : 355 ) berhitung adalah membilang (menjumlahkan, mengurangi, membagi, memperbanyakkan dsb).
Tidak dibenarkan apabila berhitung di TK diberikan secara memaksa yakni anak dipaksa belajar seperti orang dewasa. Pada usia 4 – 6 tahun anak membutuhkan benda konkrit untuk memahami konsep hitung/belangan. Penguasaan konsep tersebut melalui beberapa tahap :
a. Tahap Konsep / Pengertian
Pemahaman atau pengertian tentang sesuatu dengan menggunakan benda peristiwa konkrit seperti pengenalan warna, bentuk dan menghitung bilangan. Menghitung harus dilakukan dengan memukau sehingga benar-benar dipahami anak, mengurangi cara anak menghitung dengan jari tangan dan kaki.
b. Tahap Transisi / Peralihan
Peralihan dari konkrit ke abstrak dari konsep ke lambang bilangan. Tahap ini adalah saat anak mulai benar – benar memahami konsep dengan cara apa saja. Saat inilah guru mulai menunjukkan dengan memodelkan cara penulisan lambang bilangan secara bertahap sesuai dengan kecepatan kemampuan perkembangan anak yang berbeda. Anak tidak lepas begitu saja melainkan diamati.
c. Tahap Lambang Bilangan
Tahap anak sudah mulai diberi kesempatan menuliskan lambang sendiri tanpa paksaan, missal :
* lambing 7 untuk menggambarkan konsep 7
* merah untuk menggambarkan konsep warna
2. Alat peraga kotak multiguna
Alat peraga adalah semua benda dan alat yang bergerak maupun tidak bergerak yang dipergunakan untuk menunjang kelancaran penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar, bermain dan bekerja di sekolah agar dapat berlangsung dengan teratur, efektif, dan efesien sehingga tujuan TK dapat tercapai
Alat peraga kotak multiguna dapat digunakan untuk berbagai kegiatan berhitung permulaan karena terdiri dari berbagai alat seperti: laci, papan berlubang, pralon untuk meronce urutan pola, tempat penyimpanan bahan peraga, serta penataan bahan peraga. Adapun bahan peraga berupa botol bekas minuman ” milkkuat ” yang diwarnai merah, kuning, biru, putih, dan hijau. Dilengkapi pula dengan kartu angka. Agar lebih menarik dan menyenangkan kotak ini dipasang alat musik instrumentalia.

B. Penelitian Yang Relevan
Berdasarkan landasan teori di atas maka penelitian yang relevan adalah dengan penelitian tindakan kelas. Penilitian tindakan kelas merupakan suatu percermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas bersama untuk meningkatkan dan/atau memperbaiki layanan pendidikan dalam konteks pembelajaran di kelas.
C. Kerangka Berfikir
Rancangan model penelitian tindakan kelas ini adalah kolaborasi guru kelompok B dan menggunakan model / proses. Model ini direncanakan melalui dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.
Siklus I terdiri atas kegiatan-kegiatan : a. Rencana tindakan, b. Pelaksanaan kegiatan c. Observasi dan d. Refleksi/evaluasi. Berdasarkan hasil refleksi / evaluasi pada siklus I dilanjutkan dengan siklus II yang kegiatannya hampir sama dengan siklus I.
Siklus Penelitian Tindakan Kelas





Keterangan :
P 1 = Perencanaan Tindakan I Rp 1 = Revisi Perencanaan
T 1 = Tindakan I T 2 = Tindakan II
O 1 = Observasi 1 O 2 = Observasi II
R 1 = Refleksi/Evaluasi R 2 = Refleksi II

D. Hipotesis
Penggunaan alat peraga kotak multiguna dirancang untuk menarik minat anak pada kegiatan berhitung permulaan. Dengan alat peraga kotak multiguna ini anak melakukan pembelajaran berhitung permulaan melalui kegiatan bermain sambil belajar dengan aktif, antusias dan menyenangkan , sehingga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berhitung permulaan secara optimal.














BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian dan Subyek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada anak didik kelompok B TK Negeri Cempaka Jaya Pekalongan berjumlah 26 terdiri dari 14 anak perempuan dan 12 anak laki – laki, dikarenakan pada kelompok tersebut banyak ditemukan anak belum optimal dalam membilang 1 – 20 dengan gambar atau manik – manik, membuat urutan dengan biji – bijian sampai dengan 10, membedakan 2 benda ( lebih banyak, lebih sedikit, atau sama banyak ) , penjumlahan maupun pengurangan dengan benda – benda sampai dengan 10, menyusun pola berurutkan maupun berhitung statistika sederhana.
Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2007/2008 dari bulan Januari sampai dengan bulan April 2008.
B. Variabel yang diteliti
Ada 3 variabel yang menjadi fokus penelitian tindakan kelas ini :
a. Variabel input :
sesuatu variable yang berkaitan dengan anak. Jadi penelitian ini fokus anak yang akan diberi tindakan.
b. Variabel proses :
dalam hal ini berupa variabel pembelajaran berhitung permulaan dengan menggunakan alat peraga kotak multiguna.

c. Variabel out put :
yaitu variabel hasil belajar. Dalam penelitian ini hasil belajar anak adalah dapat berhitung permulaan secara optimal.
C. Data dan Cara Pengumpulannya
Pada tahap ini data yang ingin dikumpulkan adalah tentang kemampuan berhitung permulaan anak. Data tersebut diperoleh berdasarkan observasi yang dibuat oleh guru kelompok B TK Negeri Cempaka Jaya Pekalongan.
D. Analisis Data
Untuk mengetahui tingkat perubahan secara optimal kemampuan berhitung permulaan adalah deskriptif prosentase. Adapun perhitungannya diperoleh melalui perbandingan kemampuan berhitung permulaan anak sebelum memperoleh materi pembelajaran dengan penggunaan alat peraga kotak multiguna dengan kemampuan berhitung permulaan anak setelah mengikuti pembelajaran dengan penggunaan alat peraga kotak multiguna. Apabila ada peningkatan kemampuan berhitung permulaan yang optimal, berarti pembelajaran dengan penggunaan alat peraga kotak multiguna sudah tercapai.
E. Indikator Kinerja
1. Anak mampu mengelompokkan benda – benda sesuai denga warnanya
2. Anak mampu membilang ( mengenal konsep bilangan dengan benda – benda ) sampai dengan 20.
3. Anak mampu membuat urutan 1-10 dengan benda-benda
4. Anak mampu membedakan dan membuat 2 kumpulan benda yang sama jumlahnya, yang tidak sama, lebih banyak dan lebih sedikit.
5. Anak mampu menyebutkan hasil penambahan dan pengurangan dengan benda sampai 10 (sepuluh)
6. Anak mampu memperkirakan urutan berikutnya setelah melihat bentuk lebih dari 3 pola yang berurutan. Misal merah, putih, biru, merah, putih, biru, merah, ...., ....
Apabila 85 % dari jumlah 26 anak mampu sesuai dengan indikator kinerja di atas maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran berhitung permulaan dengan alat peraga kotak multiguna tercapai.
F. Prosedur Penelitian
Siklus I
1. Perencanaan
a. Mempersiapkan kegiatan pembelajaran berhitung permulaan yang akan disajikan secara tepat.
1. Mengelompokkan botol bekas minuman sesuai warna di laci kotak multiguna
2. Membilang dengan botol bekas minuman sampai 20 diletakkan pada papan berlubang kotak multiguna
3. Membuat urutan 1-10 dengan botol bekas minuman diletakkan pada papan berlubang kotak multiguna
4. Membedakan 2 kumpulan yang sama jumlahnya dan yang tidak sama dengan botol bekas minuman di laci / papan berlubang kotak multiguna
5. Membedakan 2 kumpulan yang lebih banyak dan lebih sedikit dengan botol bekas minuman di laci / papan berlubang kotak multiguna
6. Menyebutkan hasil penambahan dengan kumpulan botol bekas minuman sampai 10 sesuai jumlah di laci / papan berlubang kotak multiguna
7. Menyebutkan hasil pengurangan dengan kumpulan botol bekas minuman sampai 10 sesuai jumlah di laci / papan berlubang kotak multiguna
8. Meronce urutan pola dengan botol bekas minuman di kotak multiguna
9. Menghitung statistika sederhana dengan botol bekas minuman di kotak multiguna
b. Mempersiapkan alat peraga kotak multiguna

















Gambar 1
Alat dan bahan



Alat dan bahan :
1. Kotak multiguna : kotak dimodifikasi yang terdiri dari : laci, papan berlubang, pralon untuk meronce urutan pola, tempat penyimpanan bahan peraga, serta penataan bahan peraga
2. bahan peraga berupa : 200 botol bekas minuman “ milkkuat “ yang diwarnai merah, kuning, biru, putih, dan hijau
3. Kartu angka
4. Alat musik instumentalia.
c. Membuat perangkat observasi yang sesuai dengan rencana pembelajaran. ( lampiran 2 )
d. Simulasi skenario pembelajaran dengan menggunakan alat peraga kotak multiguna dilakukan oleh Peneliti dan kolaburator sesuai dengan rencana pembelajaran berhitung permulaan yang akan disajikan.
e. Uji kelayakan alat peraga bunga pinus berdasarkan hasil simulasi skenario pembelajaran berhitung permulaan dengan alat peraga kotak multiguna
f. Pembelajaran berhitung permulaan dengan alat peraga kotak multiguna siap disajikan dalam proses pembelajaran.
2. Tindakan Kelas
a. Penyajian pembelajaran berhitung permulaan dengan alat peraga kotak multiguna dilakukan oleh guru I, observasi dilakukan oleh guru II menggunakan lembar observasi terstruktur.
b. Anak bersama-sama guru menerapkan pembelajaran berhitung permulaan dengan alat peraga kotak multiguna. Guru II mengamati interaksi guru dan anak dengan menggunakan lembar observasi terstruktur.
Di bawah ini akan ditampilkan contoh pembelajaran dengan kotak multiguna :













Gambar 2
Mengelompokkan botol bekas minuman
sesuai warna di laci kotak multiguna















Gambar 3
Membilang dengan botol bekas minuman sampai 20
diletakkan pada laci / berlubang kotak multiguna




















Gambar 4
Membuat urutan 1-10 dengan botol bekas minuman
diletakkan pada papan berlubang kotak multiguna
















Gambar 5
Membedakan 2 kumpulan yang sama jumlahnya
dan yang tidak sama dengan botol bekas minuman

















Gambar 6
Membedakan 2 kumpulan yang lebih banyak dan lebih sedikit
dengan botol bekas minuman
















Gambar 7
Menyebutkan hasil penambahan dan pengurangan
dengan botol bekas minuman sampai 10







Gambar 8
meronce urutan pola dengan botol bekas minuman


















Gambar 9
Menghitung statistika sederhana dengan botol bekas minuman















Gambar 10
Menghitung statistika sederhana dengan botol bekas minuman

c. Anak menjawab pertanyaan guru dan berani mengeluarkan pendapat dengan bahasanya sendiri secara sederhana dan sistematis
3. Obsevasi
a. Pada saat penyajiaan materi berhitung permulaan dengan menggunakan alat peraga kotak multiguna.
obyek observasi : respon anak pada waktu mengikuti proses belajar mengajar berlangsung.
b. Unjuk kerja anak
obyek observasi : unjuk kerja anak dengan bukti kemampuan anak menggunakan alat peraga kotak multiguna pada saat kegiatan sesuai dengan indikator yang ingin dicapai.
c. Hasil akhir setiap kegiatan
obyek observasi : Kemampuan menjawab pertanyaan guru dan kemampuan mengeluarkan pendapat dengan bahasanya sendiri secara sederhana dan sistematis.
4. Evaluasi dan Refleksi
Terdiri dari tindakan sebagai berikut : pengumpulan data hasil observasi, analisis data hasil observasi, melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran upaya meningkatkan kemampuan berhitung permulaan kelompok B TK Negeri Cempaka jaya dengan alat peraga kotak multiguna.
Berdasarkan hasil tindakan pada siswa, anak yang belum menunjukkan kemampuan berhitung permulaan secara optimal diberi perlakuan lagi siklus II selama 8 minggu. Dengan demikian maka kegiatan selanjutnya adalah siklus II.

Siklus II
1. Revisi rencana tindakan I
Sebagai tindak lanjut siklus I, diadakan kegiatan ulang. Pada tahap perencanaan disiapkan rencana yang sama dengan siklus I, namun diadakan beberapa perubahan cara penyampaian proses pembelajaran upaya meningkatkan kemampuan berhitung permulaan kelompok B TK Negeri Cempaka jaya dengan alat peraga kotak multiguna agar lebih menarik dan menyenangkan bagi anak. Perubahan cara pembelajaran berhitung permulaan dengan alat peraga kotak multiguna ini didasarkan pada faktor-faktor yang menyebabkan siswa belum optimal.


2. Tindakan II
Pada tahap ini materi pembelajaran berhitung permulaan dengan alat peraga kotak multiguna yang disampaikan lebih berfokus pada penyebab belum optimalnya kemampuan berhitung permulaan.
Dengan berdasarkan pada faktor tersebut, diharapkan penggunaan alat peraga kotak multiguna dapat tercapai kemampuan berhitung permulaan yang optimal.
3. Observasi Interprestasi Tindakan II
Seperti halnya pada siklus I, pada siklus II observasi ditujukan pada anak yang menjadi subjek penelitian, khususnya pada siswa yang belum ada perubahan yang optimal pada kemampuan berhitung permulaan
4. Refleksi II
Berdasarkan pengamatan selama proses pembelajaran kemudian hasilnya dicatat dan dibandingkan dengan siklus I.








BAB IV
LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian
1. Kemampuan berhitung permulaan anak sebelum penelitian
Kondisi awal kemampuan berhitung permulaan anak kelompok B sewaktu menggunakan alat peraga bukan kotak multiguna dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1
Daftar nama anak dan kemampuan berhitung permulaan anak kelompok B
TK Negeri Cempaka Jaya Pekalongan dengan alat peraga bukan kotak multiguna

NO NAMA L/P KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN
OPTIMAL BELUM OPTIMAL
1. Ahmad Zifa Fahla L - v
2. Alfina Rosemalinda P - v
3. Ala Udin Abduzakur L - v
4. Amartya Bella Aryanto P v -
5. Amir Syaifudin L v -
6. Bagus Wicaksono L - v
7. Chikmatul Laila P v -
8. Fara Febrianti P v -
9. Fina Karhomatul Auliya P - v
10. Helmi Wirayudha P L v -
11. Irma Rahmat P - v
12. Krisnanda Ayub Pelita P L - v
13. Melati Indah Nugraheni P v -
14. Mochammad Ardianto L v -
15. Muhammad Adrian L - v
16. Muhammad Bagas F. L - v
17. M. Zidny Askana L - v
18. Nadiyah Rohadatul Aisy P v -
19. Nafa Rizka Salsabila P v -
20. Nidhomul Muna Lana L v -
21. Putri Anggita Suksmasari P - v
22. Puteri Aprilia Ananto P - v
23. Rahma Sabrina P - v
24. Ridix Boy L v -
25. Shafa Rizka Dewi P P v -
26. Tuta Aulia Fandela P - v
Jumlah 12 14
Prosentasi 46,15 % 53,85 %
Dari tabel di atas menunjukkan kemampuan berhitung permulaan anak sebelum penelitian : 12 anak atau 46,15 % sudah optimal ,
14 anak atau 53, 85 % belum optimal.
2. Hasil Penelitian
Hasil penelitian terhadap kemampuan berhitung permulaan anak kelompok B TK Negeri Cempaka Jaya Pekalongan setelah pembelajaran dengan penggunaan alat peraga kotak multiguna didapatkan data sebagai berikut :
Tabel 2
Kemampuan berhitung permulaan anak
setelah mengikuti pembelajaran dengan alat peraga kotak multiguna
NO RES
PONDEN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN
PADA SETIAP SIKLUS
SIKLUS I SIKLUS II
OPTIMAL BELUM OPTIMAL OPTIMAL BELUM OPTIMAL
1. - v v -
2. v - v -
3. - v v -
4. v - v -
5. v - v -
6. v - v -
7. v - v -
8. v - v -
9. v - v -
10. v - v -
11. - v v -
12. v - v -
13. v - v -
14. v - v -
15. - v - v
16. v - v -
17. - v - v
18. v - v -
19. v - v -
20. v - v -
21. - v v -
22. v - v -
23. v - v -
24. v - v -
25. v - v -
26. - v v -
Jumlah 19 7 24 2
Prosentase 73,07 % 26,93 % 92,30 % 7,70

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa :
Kemampuan berhitung permulaan anak pada siklus I terdapat 19 anak ( 73,07 % ) sudah optimal, 7 anak ( 26,93 % ) belum optimal. Pada siklus I terdapat peningkatan kemampuan berhitung anak secara optimal sebesar 26,92 % dari kondisi awal 46,15 %.
Sedangkan pembelajaran pada siklus II terdapat 24 anak
( 92,30 % ) sudah optimal, 2 anak ( 7,70 % ) belum optimal. Pada siklus II terdapat peningkatan kemampuan berhitung anak secara optimal sebesar 19,23 % dari siklus I 73,07 %.

B. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari data di atas menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga kotak multiguna dapat meningkatkan kemampuan berhitung permulaan secara optimal , hal ini ditunjukkan dengan :
1. Anak mampu secara optimal mengelompokkan botol bekas minuman dengan berbagai cara menurut warna.
2. Anak mampu secara optimal membilang ( mengenal konsep bilangan ) sampai dengan 20.
3. Anak mampu secara optimal membuat urutan 1-10
4. Anak mampu secara optimal membedakan dan membuat 2 kumpulan benda yang sama jumlahnya, yang tidak sama, lebih banyak dan lebih sedikit.
5. Anak mampu secara optimal menyebutkan hasil penambahan dan pengurangan dengan benda sampai 10 (sepuluh).
6. Anak mampu secara optimal memperkirakan urutan berikutnya setelah melihat bentuk lebih dari 3 pola yang berurutan. Misal merah, putih, biru, merah, putih, biru, merah, ...., ....
7. Anak mampu secara optimal menghitung statistika sederhana
Secara lengkap kemampuan berhitung anak sebelum dan setelah penelitian melalui 2 siklus dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3
Jumlah anak yang optimal dalam kemampuan berhitung permulaan
sebelum penelitian dan pada siklus I & siklus II

Jumlah Responden /
Kategori penelitian Kemampuan berhitung permulaan Keterangan
Sebelum penelitian Siklus I Siklus II

26 anak

1. Optimal







2. Belum
optimal




12 anak
( 46,15 % )






14 anak
( 53,85 % )


19 anak
( 73,07 % )






7 anak
( 26,93 % )


24 anak
( 92,30 % )






2 anak
( 7,70 % )


Kemampuan berhitung permulaan yang optimal meningkat :
Siklus I : 7 anak
( 26,92 % )
Siklus II : 5 anak
( 19,23 % )

Kemampuan berhitung permulaan belum optimal cenderung menurun

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa alat peraga kotak multiguna dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berhitung permulaan anak. Dari 26 anak yang sudah optimal ada 24 anak dan yang belum optimal ada 2 anak.
Upaya yang dilakukan guru agar anak memikili kemampuan berhitung permulaan secara optimal adalah meningkatkan perannya dalam mengendalikan suasana kelas agar situasi pembelajaran berlangsung lebih kondusif, menyajikan pembelajaran dengan alat peraga kotak multiguna lebih kreatif , aktif , menarik dan menyenangkan, memberi motivasi dan perhatian khusus kepada 2 anak yang belum optimal dalam berhitung permulaan agar secara bertahap untuk mengikuti teman – temannya yang sudah optimal.


















BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada BAB IV maka dapat disimpulkan bahwa :
Dengan penggunaan alat peraga kotak multiguna dapat meningkatkan kemampuan berhitung permulaan anak didik Kelompok B TK Negeri Cempaka Jaya Pekalongan tahun pelajaran 2007/2008. Namun demikian dari 26 anak masih ada 2 anak kemampuan berhitung permulaan belum optimal.

B. Saran
Bertolak dari kesimpulan di atas , disarankan kepada :
1. Bagi guru :
a. Para guru hendaknya dapat meningkatkan kreatifitas dan inovasi dalam membuat alat peraga yang menarik dan menyenangkan
b. Guru dalam menyajikan kegiatan bermain sambil belajar diupayakan menggunakan alat peraga agar pembelajaran menarik dan menyenangkan sehingga dapat dipahami dengan baik dan benar oleh anak.
c. Melatih keberanian anak untuk bertanya dan menyampaikan pendapat .Guru harus terus menerus memberikan rangsangan dan dorongan kepada anak untuk aktif menyampaikan pendapat.
2. Bagi kepala sekolah
Hendaknya mendukung dan mendorong para guru untuk meningkatkan kreatifitas dan inovasi guru dalam membuat alat peraga edukatif yang lebih baik sehingga dapat digunakan sebagai cara menarik perhatian dan minat anak, merangsang tumbuhnya pengertian , menciptakan situasi belajar yang menyenangkan bagi anak. Di samping itu diharapkan memberikan fasilitas yang dibutuhkan guru untuk keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga edukatif .


















DAFTAR PUSTAKA


Dikdaktik/Metodik Umum di Taman Kanak-kanak, 1998, Depdikbud, Jakarta

Hibana S. Rahman, 2002, “ Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini “ PGTKI Press, Yogyakarta

Kurikulum Berbasis kompetensi, 2004, Depdiknas, Jakarta

Kamus Besar Bahasa Indonesia , 1989 , Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta

Moeslichatoen, 2004, “Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak”, Rineka Cipta, Jakarta

Permainan Membaca, Menulis dan Berhitung di TK , 2000, Depdiknas, Jakarta

Rasiman, Matematika Permulaan I, 2005, IKIP PGRI Semarang

Suharsini Arikunto, “ Prosedur Penilitian Suatu Pendekatan Praktek “ , Jakarta Rineka Cipta , 1998

Suharsini Arikunto, “ Penilitian Tindakan Kelas “ , Jakarta, Bumi Aksara , 2006

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

No comments:

Post a Comment