Wednesday 14 December 2011

KAJIAN PUSTAKA

BAB 2
KAJIAN PUSTAKA

A. HAKEKAT MATEMATIKA
1. Pengertian Matematika
Belajar matematika terjadi secara alami seperti pada saat anak bermain. Anak usia dini menemukan, menguji serta menerapkan konsep matematika secara alami, hampir setiap hari melalui kegiatan – kegiatan yang mereka lakukan seperti anak- anak di TK juga melakukan kegiatan bermain matematika.
Menurut pusat pembinaan dan pengembangan Bahasa ( 1991. H.637 ) “ Matematika adalah ilmu tentang bilangan- bilangan, hubungan antar bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian persoalan mengenai bilangan.Sedangkan menurut “ Suri asumantri ” ( 1982.H.191 ) matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin disampaikan. Lambang- lambang matematika bersifat artificial dan baru memiliki arti setelah sebuah makna diberikan kepadanya. Tanpa kebermaknaan matematika hanya sebuah kumpulan rumus yang mati.
Ada pula paham yang menyatakan bahwa matematika merupakan bahasa artifial yang dikembangkan untuk menjawab kekurangan bahasa verbal yang bersifat alamiah dan matematika akan mempunyai arti jika terdapat hubungan pola, bentuk dan struktur. Matematika memiliki kelebihan dibandingkan dengan bahasa verbal. Matematika mampu mengembangkan bahasa numeric yang memungkinkan kita melakukan pengukuran secara kuantitatif.
Konsep Matematika modern sekarang ini tidak lagi hanya pada konsep – konsep abstrak dimana suatu kebenaran matematika dikembangkan berdasarkan alasan logis dengan menggunakan pembuktian deduktif. Matematika sebagai ilmu tentang struktur dan hubungan – hubungannya memerlukan symbol- symbol untuk membantu memanipulasi aturan- aturan melalui operasi yang ditetapkan ( paimin, 1998 ).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa matematika adalah sesuatu yang berkaitan dengan ide-ide / konsep- konsep abstrak yang tersusun secara hirarkis melalui penalaran yang bersifat deduktif sedangkan permainan matematika di TK adalah kegiatan belajar tentang konsep matematika melalui aktifitas bermain dalam kehidupan sehari- hari dan bersifat alamiah.

2. Elemen Perkembangan Matematika
Menurut lerner ( 1988 : 1430 ) ada beberapa elemen dalam perkembangan matematika yaitu :
a. Elemen Konsep
Menunjukan pada pemahaman dasar, anak mengembangkan suatu konsep ketika mereka mampu mengklasifikasikan atau mengelompokkan benda- benda atau ketika mereka dapat mengasosiasikan suatu nama dengan kelompok benda tertentu.
b. Ketrampilan
Menunjuk pada sesuatu yang dilakukan oleh seseorang yaitu kemampuan mengidentifikasi konsep- konsep matematika yang dapat dipelajari melalui kegiatan bermain.
c. Pemecahan Masalah
Adalah kegiatan mempraktikan matematika dengan cara bekerja dan inti dari kemampuan memecahkan masalah terletak pada proses pengambilan tindakan yang dilakukan melalui hubungan bahasa.

3. Metode Matematika
Dalam pengembangan matematika di TK beberapa metode yang digunakan yaitu:
1. Pettering ( menyusun pola atau gambar ).
Menyusun rangkaian warna, bagian- bagian, benda- benda, suara- suara, dan gerakan- gerakan yang dapat diulang. Misal: menyusun balok berwarna - warni ( merah, kuning, hijau ).
2. Penyortiran dan pengelompokan.
Kegiatan ini dapat mengasah kemampuan mengamati pada anak tentang persamaan dan perbedaan. Misal : pada saat membereskan mainan yang baru saja digunakannya anak akan menyortir balok-balok sesuai ukuran, warna dan jenisnya dengan memasukan pada tempat yang di sediakan oleh bu guru.
3. Mengurutkan dan menyambung.
Disebut juga kegiatan serialisasi yaitu kegiatan mengidentifikasi perbedaan dan mengatur atau mengurutkan benda sesuai dengan karakteristiknya. Contoh: anak mengelompokan benda dari yang paling kecil ke yang paling besar.
4. Mulainya konsep angka.
Konsep angka melibatkan pemikiran tentang ” berapa jumlahnya atau berapa banyak”.Tetapi yang paling terpenting adalah mengerti konsep angka. Yaitu kesempatan untuk mengulang kinerja dengan sekelompok benda dan membandingkan jumlahnya.

B. BERHITUNG
Menurut kamus Bahasa Indonesia ( 1991: 355 ) berhitung adalah membilang (menjumlahkan, mengurangi, membagi, memperbanyakkan dsb).
Tidak dibenarkan apabila berhitung di TK diberikan secara memaksa yakni anak dipaksa belajar seperti orang dewasa pada usia 4-6 tahun, anak membutuhkan benda konkrit untuk memahami konsep hitung/ bilangan.
Penguasaan konsep tersebut melalui beberapa tahap:
a. Tahap Konsep/ pengertian
Pemahaman atau pengertian tentang sesuatu dengan menggunakan benda peristiwa konkrit seperti pengenalan warna, bentuk dan menghitung bilangan.
b. Tahap Transisi/ peralihan.
Peralihan dari konkrit ke abstrak dari konsep kebilangan. Tahap ini adalah saat anak benar- benar mulai memahami konsep, dengan cara apa saja.Saat inilah guru mulai menunjukan dengan memodelkan cara penulisan lambang bilangan secara bertahap sesuai dengan kecepatan kemampuan perkembangan anak yang berbeda.
c. Tahap Lambang bilangan.
Tahap ini anak sudah mulai diberi kesemaptan menuliskan lambang sendiri tanpa paksaan.




C. PENGEMBANGAN KOGNITIF.
Kemampuan kognitif diperlukan oleh anak dalam rangka mengembangkan pengetahuannya tentang apa yang ia lihat, dengar, rasa, raba ataupun ia cium melalui panca indera yang dimilikinya. Di Taman Kanak- Kanak dan lembaga pendidikan sejenis lainnya, pengembangan kognitif dikenal juga dengan istilah pengembangan daya piker.
Herman mendefinisikan bahwa kognitif adalah intelektual ditambah dengan pengetahuan sedangkan menurut Pamela minet perkembangan intelektual adalah sama dengan perkembangan mental, dan perkembangan kognitif adalah perkembangan pikiran.
Tahap- tahap perkembangan kognitif menurut piaget yaitu:
1. Tahap Sensori Motor ( 0 - 2th ).
Pada tahap ini bayi menggunakan kemampuan perasaan dan motor untuk memahami dunia. Berawal dari refleksi dan berakhir dengan kombinasi kompleks dari kemampuan sensori motor.
2. Tahap Pra- Operasional ( 2 - 7th ).
Tahap ini anak mempunyai gambaran mental dan mampu untuk berpura- pura, langkah pendek untuk menggunakan simbol ( kata- kata dan imajinasi ) untuk menggambarkan benda, situasi, kejadian.
3. Tahap Konkret – Operasional.
Dalam tahap ini anak tidak hanya menggambarkan symbol, tapi dapat memanipulasi symbol secara logika dalam memecahkan masalah.

a. Metode pengembangan Kognitif.
Vigotsky mengemukakan bahwa manusia dilahirkan dengan seperangkat fungsi kognitif dasar yakni kemampuan memperhatikan, mengamati dan mengingat ( Dworetsky, 1990 ). Untuk membantu pengembangan kognitif anak perlu dibekali dengan pengalaman belajar yang dirancang melalui kegiatan mengobservasi dan mendengarkan dengan tepat.
Berikut adalah macam- macam Metode yang dapat digunakan untuk pengembangan kognitif anak TK:
a. Bermain.
Merupakan bermacam bentuk kegiatan yang memberikan kepuasan pada diri anak yang bersifat non serius, lentur dan bahan mainan terkandung dalam kegiatan dan yang secara imajinatif ditransformasi sepadan dengan dunia orang dewasa.
b. Pemberian Tugas.
Metode yang memberikan kesempatan kepada anak melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung dari guru apa yang harus dikerjakan sehingga anak dapat memahami tugasnya secara nyata agar dapat dilaksanakan secara tuntas.
c. Demonstrasi.
Adalah cara memparagakan atau mempertunjukan sesuatu atu proses dari suatu kejadian atau peristiwa.
d. Tanya Jawab/ Bercakap- cakap.
Adalah metode dengan cara tanya jawab, guru memberi pertanyaan terbuka,sehingga anak dapat menjawab beberapa kemungkinan berdasarkan pengalaman anak, guru berusaha agar anak aktif memberi jawaban / keterangan, bukan guru yang aktif memberi keterangan.
e. Mengucap Syair.
Suatu cara menyampaikan sesuatu melalui syair yang menarik yang dibuat guru untuk sesuatu, agar dapat dipahami anak.
f. Percobaan/ Eksperimen.
Adalah suatu cara anak melakukan berbagai percobaan yang dapat dilakukan anak sesuai dengan usianya, guru sebagai fasilitator, alat untuk berbagai percobaan sudah dipersiapkan.
g. Bercerita.
Adalah cara menyampaikan sesuatu dengan memberikan penerangan/ penjelasan secara lisan melalui cerita.

b. Pentingnya Pengembangan Kognitif.
Berdasarkan pendapat Pieaget pentingnya guru dalam mengembangkan Kemampuan kognitif pada anak adalah sebagai berikut:
1. Agar anak mampu mengembangkan daya persepsinya berdasarkan apa yang ia lihat, dengar dan rasakan sehingga anak akan memiliki pemahaman yang utuh dan komprehensif.
2. Agar anak mampu melatih ingatannya terhadap semua peristiwa dan kejadian yang pernah di alaminya.
3. Agar anak mampu mengembangkan pemikiran- pemikirannya dalam rangka menghubungkan satu peristiwa dengan peristiwa yang lain.
4. Agar anak mampu memahami berbagai symbol- symbol yang terbesar didunia sekitarnya .
5. Agar anak mampu memecahakn persoalan hidup yang dihadapinya sehingga pada akhirnya ia akan menjadi individu yang mampu menolong dirinya sendiri.

D. METODE
Metode merupakan factor lain yang ikut menunjang keberhasilan dalam tujuan pembelajaran, semakin mudah metode yang digunakan semakin mudah untuk diterapkan sehingga lebih mudah diserap dan peluang kesalahan akan semakin kecil.Dan sebaliknya dengan metode yang susah dan rumit akan semakin lambat dan peluang membuat kesalahan semakin besar.

E. METODE PEMBERIAN TUGAS
a. Pengertian Pemberian Tugas.
Metode pemberian tugas merupakan tugas atau pekerjaan yang sengaja diberikan kepada anak yang harus dilaksanakan dengan baik. Tugas ini diberikan kepada anak untuk memberi kesempatan kepada mereka menyelesaikan tugas yang didasarkan pada petunjuk langsung dari pendidik yang sudah dipersiapkan sehingga anak dapat menjalani secara nyata dan melaksanakan dari awal sampai tuntas. Metode pemberian tugas dapat diberikan secara kelompok atau perorangan( Kurikulum Taman Kanak- Kanak, 1986. 10 ).
Pemberian penentuan batasan tugas merupakan prasyarat yang sangat penting yang harus mendapat perhatian guru TK. Kejelasan penentuan batas tugas yang harus diseleseikan anak akan memperkecil kemungkinan anak membuang- buang waktu dan tenaga untuk suatu kegiatan yang tidak membuahkan hasil dan tidak bermakna bagi anak.
Ada beberapa faktor yang berpengaruh dalam penentuan kejelasan batas tugas bagi anak TK:
- Pertama, tugas itu harus cukup jelas rinciannya agar tugas itu tidak membingungkan.
- Kedua, anak memahamidari mana harus memulai pekerjaan itu dan sampai dimana harus mengakhirinya.
- Tugas yang diberikan guru harus jelas kaitannya dengan hal- hal konkret yang dihadapi anak sehari- hari.
Ada pula 3 faktor yang berpengaruh dalam pengembangan tugas:
- Berapa satuan pengajaran yang terkait dengan tugas itu.
- Kesulitan yang mungkin dihadapi anak dengan tuntas,
- Tingkat keragaman kemampuan dalam kelas secara umum.

b. Yang harus diperhatikan dalam pemberian tugas kepada anak( moeslichatoen, 2004) yaitu:
1. Pemberian tugas adalah proses integraldalam kegiatan pengembangan maka tujuan tugas merupakan bagian penting sehingga tugas yang diberikan dapat dilaksanakan dengan sebaik- baiknya.
2. Pemberian tugas tidak sekadar menyibukkan anak melainkan harus dapat memberikan sumbangan terhadap tujuan belajar yang diharapkan.
3. Pemberian tugas harus memberikan pengenalan kepada anak untuk bekerja dengan baik.
4. Pemberian tugas harus menantang pengembangan kreativitasnya.
5. Pemberian tugas harus menumbuhkan kesadaran diri sendiri bukan untuk pendidik.

c. Manfaat Penggunaan Metode Pemberian Tugas.
Metode pemberian tugas merupakan salah satu metode untuk:
a. Memberikan pengalaman belajar yang dapat meningkatkan cara belajar yang lebih baik dan memantapkan penguasaan perolehan hasil belajar.
b. Pemberian tugas bila dirancang secara tepat dan proporsional akan dapat meningkatkan bagaimana cara belajar yang benar.
c. Melalui pemberian tugas anak semakin terampil mengerjakan, semakin lancer, semakin pasti, semakin terarah kepencapaian tujuan.
d. Pemberian tugas dapat menimbulkan prakarsa anak untuk mengembangkan kegiatan belajar sendiri.

d. Tujuan Kegiatan Pemberian Tugas Bagi Anak TK:
a. Dengan kegiatan pemberian tugas merupakan salah satu pemberian pengalaman agar anak memperoleh penguasaan materi yang diajarkan lebih baik.
b. Pemberian tugas dapat digunakan untuk meningkatkan ketrampilan berfikir.
c. Pemberian tugas juga terkait dengan pengembangan bahasa anak.
d. Pemberian tugas juga terkait dengan pengembangan berhitung,missal penjumlahan bilangan dengan berbagai gabungan dengan menggunakan alat bantu.

e. Tehnik Pemberian Tugas yaitu:
a. Mengklasifikasi benda.
Perlu dikembangkan untuk anak usia 3 - 4 th, kita dapat meminta anak untuk mengelompokkan benda berdasarkan ciri- ciri tertentu( berdasarkan warna, bentuk, maupun ukuran ).
b. Membuat Pola.
Pola merupakan rangkaian suatu benda yang disusun berulang. Kegiatn menyusun pola tertentu dalam bentuk 2 pola atau 3 pola.
c. Mengenal Konsep Angka ( mengenal arti angka, menghitung korespondensi satu - satu ).
d. Kegiatan Mengukur.
Mengukur melibatkan kegiatan menetapkan jumlah tertentu, seperti thermometer digunakan untuk mengukur suhu, jam untuk mengukur waktu.
e. Mengenal Bentuk Geometri.
f. Kegiatan tugas bagi anak difokuskan pada ke benda geometri yang sederhana seperti lingkaran, segiti
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Subjek penelitian anak didik Taman Kanak- Kanak Satu Atap SDN 1 Bringin, Kecamatan Batealit, Kabupaten Jepara dengan jumlah 15 siswa, terdiri dari laki- laki dan siswa perempuan, sikap atau perkembangan jiwa wajar- wajar saja, tidak ada yang memilki keistimewaan. Sekolah terletak didesa sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani dan tukang kayu.Kondisi yang menyebabkan perhatian orang tua terhadap perkembangan serta pendidikan anak- anaknya kurang dan motivasi untuk berangkat sekolah rendah, karena orang tuanya berangkat kerja jam 05.00 WIB/ subuh. Disamping itu fasilitas pembelajaran/ permainan disekolah juga kurang memadai. Peneliti adalah guru kelas kelompok A di Taman Kanak- Kanak Satu Atap SDN 1 Bringin dan pengamat adalah saudari Afiyah rekan guru.
2. Waktu Pelaksanaan.
Siklus I : Senin, 08 februari 2010
Selasa, 09februari 2010
Rabu, 10 februari 2010
Kamis,11 februari 2010
Jum’at, 12februari 2010
Siklus II : Senin, 08 Maret 2010
Selasa, 09 Maret 2010
Rabu, 10 Maret 2010
Kamis, 11 Maret 2010
Jum’at, 12 Maret 2010
3. Tema : Binatang
4. Kelompok : A




B. Deskripsi Persiklus
1. Rencana Pelaksanaan Persiklus
Dalam kegiatan pengembangan kemampuan matematika dan berhitung dengan cara mengumpulkan gambar (membedakan hasil yang lebih banyak dan sedikit),memberi tanda pada gambar binatang berkaki 4 dan berkaki 2,memberi lingkaran pada lambang bilangan yang sesuai, menarik garis/ memasangkan gambar dengan bentuk geometri, menambahkan kelompok benda 1-5 banyak siswa mengalami kesulitan dan belum mampu sepenuhnya dalam mengerjakan / menyelesaikan tugas- tugas yang sudah diberikan. Oleh karena itu guru haruslah sabar dan lebih kreatif dalam mengatasi masalah dalam pengembangan kemampuan matematika terutama berhitung.
Berdasarkan latar belakang dan analisis masalah yang telah diuraikan di atas, guru melakukan diskusi dan renungan berbagai upaya untuk mengatasi masalah yang di alami oleh siswa yaitu kesulitan untuk mengerjakan /menyelesaikan tugas sampai tuntas.
2. Prosedur Pelaksanaan.
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan saat proses pembelajaran di kelas berlangsung sesuai masalah yang menjadi fokus perbaikan yaitu: mengembangkan kemampuan matematika dalam berhitung, untuk meningkatkan motivasi dan ketrampilan siswa, maka ada kegiatan-kegiatan khusus yaitu dilakukan permainan-permainan yang dapat memancing anak untuk mengembangkan kemampuan matematika dalam berhitung, diantaranya mengambil kartu gambar (siapa yang dapat lebih banyak dan yang sedikit), menebak gambar, menghitung gambar, membilang angka, memasangkan gambar dengan bentuk-bentuk geometri, menambahkan benda 1-5. Serta memberikan motivasi atau penguatan kepada siswa guna untuk menumbuhkan kreatifitas dan ide dalam menebak gambar/ angka yang ditunjukan oleh guru. Menciptakan suasana pembelajaran menjadi lebih menarik, sehingga siswa lebih aktif, kreatif dan menyenangkan dengan waktu yang seefisien mungkin.
3. Pengamatan / Pengumpulan data/ instrument/ Observasi.
Setelah melakukan diskusi dengan teman sejawat sebagai pengamat, maka diperoleh kesepakatan bahwa observasi dilakukan terhadap proses dan hasil tindakan perbaikan ynag tentu saja terfokus pada perilaku mengajar guru, perilaku belajar siswa, interaksi antara guru dan siswa serta peraga yang digunakan.
Pengamat dalam merekam perubahan perilaku cukup dengan menggunakan format atau lembar pengamat/observasi dimana pengamat tinggal membubuhkan tanda centang( ) pada tempat yang tersedia dan sedikit komentar atau saran perubahan tingkah laku dalam pengenalan matematika terutama berhitung.
Selama pembelajaran pengamat melakukan observasi terhadap perubahan tingkah laku siswa. Beberapa tingkah laku siswa yang diamati adalah:
a. Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru.
b. Siswa asyik ngobrol sendiri.
c. Siswa bermain sendiri.
d. Siswa keluar kelas untuk menemui ibunya.
e. Siswa banyak yang belum mampu berhitung.
f. Siswa banyak yang belum mampu menebak apa yang diperlihatkan guru.
g. Siswa banyak yang belum mengenal konsep angka.
h. Siswa belum mampu mengelompokkan benda yang banyak dan yang sedikit.
i. Siswa belum mampu membedakan bentuk geometri.
j. Siswa belum mampu membilang pada gambar sesuai lambang bilangan.
k. Siswa belum mampu memasangkan jumlah gambar dengan angka.
Pengamatan terhadap perubahan tingkah laku siswa dalam peningkatan kemampuan matematika terutama berhitung dilakukan setiap siklus sehingga pengamat mengetahui perubahan dalam setiap siklus.

4. Refleksi.
Taman Kanak- kanak Satu Atap SDN 1 Bringin adalah TK yang terletak di desa kecil yaitu Desa Bringin Kecamatan Batealit Kabupaten Jepara. Proses kegiatan belajar mengajar di Tk Satu Atap SDN 1 Bringin sering mengalami kegagalan yang paling menonjol adalah rendahnya penguasaan materi pelajaran oleh siswa. Indikatornya dapat dilihat dari hasil kegiatan belajar siswa banyak yang belum tuntas.
Kegiatan dalam proses kegiatan belajar mengajar tersebut disebabkan oleh banyak hal antara lain: kurangnya tempat yang memadai, kurangnya buku bantuan untuk kegiatan belajar mengajar, tingkat kesadaran siswa yang masih rendah, sarana dan prasarana pembelajaran yang belum memadai.
Dengan dukungan dana operasional dari pemerintah Daerah setempat, serta uang sumbangan dari wali murit, berbagai usaha telah dilakukan untuk membenahi kekurangan tersebut antara lain: mengusahakan tempat belajar/ kelas seadanya walaupun hanya dikasih sekat/pembatas dari triplek antara ruangan satu dengan ruangan yang lain, mengusahakan alas untuk belajar dengan karpet karena belum bisa dengan meja dan kursi, melengkapi permainan edukatif (APE), mengusahakan permainan diluar kelas seperti prosotan dan bak pasir.
DiTK Satu Atap SDN 1 Bringin masalah perbaikan yang langsung menyentuh aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar kurang mendapat perhatian.
Penulis melakukan refleksi diri sebagai dasar untuk mengadakan perbaikan pembelajaran.Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran penulis dibantu oleh teman sejawat sebagai pengamat, perbaikan dilakukan dalam 2 siklus pembelajaran. Setiap siklus dilakukan dalam waktu lima hari. Beberapa perubahan proses kegiatan pembelajaran antara lain:
Siklus I
a. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I.
Rencana pembelajaran yang dilakukan oleh penulis dalam lima hari pada siklus pertama adalah:
1. Menjelaskan kembali cara mengumpulkan gambar,serta membedakan yang paling banyak dan yang paling sedikit dan menyiapkan sumber bahan yang berupa kartu gambar.
2. Memberi tanda pada gambar dan menyiapkan kartu bergambar binatang berkaki 4 dan binatang berkaki 2. Pada siklus pertama ini rencana kegiatannya memberi tanda”x” dan tanda “ “ pada gambar binatang berkaki 4 dan 2.
3. Memberi lingkaran pada lambang bilangan yang sesuai dan menyiapkan sumber bahan kartu gambar.
4. Menarik garis dan memasangkan gambar dengan angka serta gambar dengan bentuk geometri dan menyiapkan sumber bahan yang berupa kartu gambar dan bentuk – bentuk geometri.
5. Berhitung bersama menambahkan kelompok benda 1-5 dengan menyiapkan sumber bahan yang berupa batu kecil- kecil dan kartu gambar.
Tindakan yang direncanakan penulis adalah:
1. Menjelaskan atau menyampaikan kegiatan dengan bahasa yang dipahami oleh anak TK dan bersikap luwes.
2. Menggunakan alat peraga untuk menarik siswa.
3. Mengajukan pertanyaan secara jelas dan singkat yang disertai bimbingan.
4. Menjelaskan langkah- langkah dalam mengumpulkan gambar dan cara membedakan yang banyak dan yang sedikit.
5. Menjelaskan cara membedakan binatang berkaki 4 dan binatang berkaki 2 serta cara member tanda “x” dan “ “ pada gambar.
6. Menjelaskan langkah- langlah dalam membilang/ memberi tanda sesuai dengan jumlah gambar.
7. Menjelaskan langkah- langkah dalam menarik garis/memasangkan gambar (gambar dengan angka, gambar dengan bentuk geometri).
8. Menjelaskan langkah- langkah dalam berhitung penambahan kelompok benda 1-5.
9. Guru memberikan motivasi dengan melakukan simulasi, bermain mengumpulkan gambar, membedakan gambar, membilang gambar, memasangkan gambar, menambahkan kumpulan gambar.
10. Guru memberi motivasi/penguatan bagi siswa yang telah berhasil menyelesaikan tugas dengan baik.

Secara lengkap SKH Siklus I dan perlengkapannya tertuang pada lampiran.
1. Hari Senin, februari 2010 dengan kegiatan bermain mengumpulkan gambar serta membedakan hasil yang lebih banyak dan yang sedikit:
Langkah- langkah yang dilakukan penulis:
a. Guru mengajak anak untuk membuat barisan.
b. Guru menyiapkan kartu gambar lalu ditaruh diatas meja.
c. Guru menunjuk satu anak dari tiap- tiap barisan untuk maju.
d. Guru anak berlari cepet- cepetan menuju meja tersebut lalu mengambil gambar ayam dan mengumpulkan sebanyak- banyaknya.
e. Anak- anak yang lain diajak untuk member semangat pada teman- temannya yang sedang berlomba mengambil kartu- kartu gambar.
f. Setelah semua gambar habis diambili, guru mengajak anak- anak untuk menghitung hasil yang didapat.
g. Guru membantu anak- anak untuk menghitung bersama hasil tadi secara satu persatu dari tiap- tiap kelompok.
h. Setelah diketahui jumlah yang didapat dari tiap- tiap kelimpok, maka guru menjelaskan siapa yang dapat paling banyak dan siapa yang dapat paling sedikit.
i. Guru melakukan kegiatan diatas berulang- ulang seterusnya sampai anak- anak benar- benar faham dan mampu membedakn yang lebih banyak dan yang lebih sedikit.

b. Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Siklus I
Tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan pada:
2. Hari selasa, februari 2010 dengan kegiatan menebak gambar dan menghitung jumlah kaki pada gambar gambar dan member tanda “x” pada binatang berkaki 4 dan pada binatang berkaki 2.
Langkah- langkah yang dilakukan penulis:
a. Mengajak anak untuk membuat lingkaran.
b. Guru mengajak anak- anak untuk pemanasan dulu dengan bertepuk tangan sambil berhitung.contoh: prok......prok.....prok....satu.
Prok......prok.....prok....dua.
Prok......prok.....prok....tiga.
c. Guru memulai dengan mengambil 1 gambar( misa: gambar ayam) lalu ditunjukan pada anak- anak.
d. Guru meminta anak uintuk menebak.
e. Guru mangajak anak- anak untuk mengamati gambar ayam dan mengajak anak untuk mencari kaki ayam serta menghitungnya.
f. Guru mencoba membantu dengan mengajak anak- anak untuk berhitung bersama-sama.
g. Setelah diketahui hasil jumlah kakinya, maka guru menjelaskan pada anak- anak bahwa ayam itu termasuk binatang berkaki 2.
h. Guru mengambil gambar kedua( gambar sapi).
i. Guru melakukan hal yang sama seperti kegiatan diatas tadi sampai diketahui berapa jumlah kaki msapi dan itu termasuk binatang berkaki berpa.
j. Kegiatan ini dilakukan berulang- ulang sampai anak- anak benar- benar mampu membedakan binatang berkaki 4 dan berkaki 2.

3. Hari Rabu, februari 2010 dengan kegiatan menghitung gambar dan member lingkaran pada lambing bilangan yang sesuai.
Contoh:
Langkah- langkah yang dilakukan guru:
a. Guru menyiapkan gambar yang jumlahnya sama dengan tulisan angkanya.
Missal:

b. Guru mengajak anak untuk membuat lingkaran sambil pemanasan dengan bernyanyi satu dua tiga empat lima enam tujuh delapan
Siapa rajin kesekolah cari ilmu sampai dapat.
Sungguh senang amat senang bangun pagi- pagi sungguh senang.
c. Guru memulai mengambil gambar bertuliskan angka 1 lalu di tunjukan pada anak- anak.
d. Anak disuruh menebak.
e. Guru mengajak anak untuk menghitung gambar yang dipegang bu guru tadi.
f. Setelah diketahui jumlah gambar itu ada 1, guru menunjukan tulisan angka 1 dan cara menuliskannya.
g. Guru mengambil gambar kedua yang bertuliskan angka 2.
h. Guru melakukan hal yang sama seperti no 4-6 sampai anak di rasa benar- benar faham.
i. Semua kegiatan dilakukan berulang- ulang hingga angka 5 sampai anak- anak benar- benar faham dan mampu untuk menghitung serta mengenali tulisannya.
4. Hari Kamis, febuari 2010 dengan kegiatan”menarik garis/ memasangkan gambar( gambar dengan bentuk Geometri).
Langkah- langkah yang dilakukan:
a. Guru menyiapkan semua yang dibutuhkan( benda- benda yang berbentuk lingkaran, segitiga, persegi,contoh: jam dinding, buku,dll.)
b. Guru mengajak anak membuat bentu lingkaran.
c. Guru masuk dalam lingkaran dan memulainya dengan mengenalkan bentuk- bentuk Geometri terlebih dahulu.
d. Guru mengambil contoh satu benda(jam dinding) berbentuk lingkaran dan untuk ditunjukan pada anak- anak.
e. Anak disuruh menebak& menjawab.
f. Guru mengambil benda ketiga sebuah buku berbentuk persegi dan ditunjukan pada anak- anak.
g. Guru mengambil benda ketiga sebuah penggaris berbentuk segitiga dan ditunjukan kepada anak- anak lalu anak- anak disuruh menebak& menjawab.
h. Setelah semua benda tadi sudah dijelasan kepada anak-anak, maka guru mengajak anak-anak untuk mengulangi lagi menyebutkan semua bentuk-bentuk tadi.
i. Setelah dirasa anak sudah mampu membedakan maka guru mencoba mengajak anak-anak untuk menghitung kumpulan bentuk geometri( bentuk lingkaran bergambar kucing ada berapa, bentuk segitiga bergambar kelinci ad berapa.)
j. Kegiatan diatas dapat di lakukan berulang- ulang sampai dirasa anak benar- benar mampu dan bisa.
5. Hari jum’at, februari 2010 dengan kegiatan menambahkan kumpulan benda( 1- 5) dengan menggunakan batu kecil.
Langkah- langkah yang dilakukan:
a. Guru mengajak anak untuk mengambil batu kecil sebanyak 5 biji.
b. Guru mengajak anak untuk menghitung 5 batu kecil tadi satu persatu secara bersama- sama.
c. Guru mulai menjelaskan dengan cara mengambil 1 biji batu dan menunjukan kepada anak- anak sambil bertanya pada anak ini berapa?
d. Anak disuruh menebak & menjawab.
e. Kemudian guru menyuruh anak- anak menirukannya( mengambil 1 batu juga).
f. Setelah itu guru mengambil lagi 1 batu( anak- anak ambil 1 batu juga).
g. Guru menjelaskan kepada anak bahwa 1 batu yang pertama tadi jika ditambahkan/ digunakan dengan 1 batu yang ini jadi berapa?
h. Guru sambil mempraktikan/ menunjukan kedua batu yang sudah digabungkan tadi.
i. Guru mengajak anak untuk menghitung bersam.
j. Kegiatan diatas dapat dilakukan berulang- ulang kali sampai anak benar- benar faham dan bisa.

C. Pengamatan atau Pengumpulan Data Siklus I.
Untuk kegiatan pengumpulan atau pengamatan data penulis meminta bantuan teman sejawat yaitu saudari afiyah.sebagai pengamat dalam pelaksanaan perbaikan dalam pengembangan kemampuan matematika dalam berhitung di TK.
Pengamatan di lakukan pada saat pelaksanaan perbaikan pembelajaran berlangsung,dimana pengamat duduk dibelakang mengamati dan merekam kegiatan gurumengajar serba kegiatan siswa belajar.
Dalam kegiatn pengumpulan data (merekam data)pengamat menggunakan Instrumen Observasi,berstruktur.
Pengamat memberikan tanda centang ( )pada kolom kemunculan sebagai indicator,pengamat juga memberikan komentar sehubungan dengan kemunculan indicator pada komentar (hasil pengamatan siklus I terlampir).
Sedangkan dari hasil kegiatan pada siklus 1.diperoleh nilai sebagai berikut (hasil nilai siklus I terlampir).






SIKLUS II
a. Perencanaan Siklus II.
Rencana perbaikan pembelajaran untuk siklus II dilakukan selama 2 hari, dalam perbaikan ini penulis berupaya meningkatkan aktifitas belajar anak dalam:
1. Bermain mengambil kartu gambar “kupu dan ikan “ sebanyak-banyaknya.
2. Menebak gambar dan membedakan binatang berkaki 4 dan berkaki 2 (gambar kuda dan burung).
3. Membilang/mengenal angka (menebali angka).
4. Menarik garis/memasangkan gambar (bentuk geometri dengan gambar kupuy,ikan,ular).
5. Menambahkan kumpulan benda ( 1-5 ) dengan lidi.

Tindakan yang direcanakan penulis adalah :
1. Menyampaikan atau menjelaskan kegiatan dengan bahasa yang dipahami oleh anak Taman Kanak-Kanak dan bersikap lues.
2. Menggunakan alat peraga untuk menarik siswa.
3. Mengajukan pertanyaan secara jelas dan singkat yang disertai bimbingan.
4. Mendemonstrasikan secara klasikal agar anak dapat melihat dengan jelas.
5. Memberikan acuan informasi dalam memberikan pertayaan.
6. Memberikan semangat/motifasi agar anak mau melaksanakan kegiatan yang telah ditentukan.
7. Memberi motifasi/penguatan bagi siswa yang telah berhasil menyelesaikan tugas dengan baik.
Secara lengkap SKH Siklus II dan perlengkapanya tertuang pada lampiran.

b. Pelaksanakan Perbaikan pembelajaran Siklus II
Tindakan perbaikan pembelajaran pada Siklus II dilaksanakan pada hari :

1. Hari Senin, Maret 2010 dengan kegiatan bermain mengumpulkan gambar serta membedakan hasil yang lebih banyak dan yang sedikit:
Langkah- langkah yang dilakukan penulis:
a. Guru mengajak anak untuk membuat barisan.
b. Guru menyiapkan kartu gambar lalu ditaruh diatas meja.
c. Guru menunjuk satu anak dari tiap- tiap barisan untuk maju.
d. Guru anak berlari cepet- cepetan menuju meja tersebut lalu mengambil gambar kupu dan mengumpulkan sebanyak- banyaknya.
e. Anak- anak yang lain diajak untuk memberi semangat pada teman- temannya yang sedang berlomba mengambil kartu- kartu gambar.
f. Setelah semua gambar habis diambili, guru mengajak anak- anak untuk menghitung hasil yang didapat.
g. Guru membantu anak- anak untuk menghitung bersama hasil tadi secara satu persatu dari tiap- tiap kelompok.
h. Setelah diketahui jumlah yang didapat dari tiap- tiap kelimpok, maka guru menjelaskan siapa yang dapat paling banyak dan siapa yang dapat paling sedikit.
i. Guru melakukan kegiatan diatas berulang- ulang seterusnya sampai anak- anak benar- benar faham dan mampu membedakn yang lebih banyak dan yang lebih sedikit.
2. Hari selasa, Maret 2010 dengan kegiatan menebak gambar dan menghitung jumlah kaki pada gambar gambar dan member tanda “x” pada binatang berkaki 4 dan pada binatang berkaki 2.
Langkah- langkah yang dilakukan penulis:
a. Mengajak anak untuk membuat lingkaran.
b. Guru mengajak anak- anak untuk pemanasan dulu dengan bertepuk tangan sambil berhitung.contoh: prok......prok.....prok....satu.
Prok......prok.....prok....dua.
Prok......prok.....prok....tiga.
c. Guru memulai dengan mengambil 1 gambar( misa: gambar kuda) lalu ditunjukan pada anak- anak.
d. Guru meminta anak uintuk menebak.
e. Guru mangajak anak- anak untuk mengamati gambar kuda dan mengajak anak untuk mencari kaki kuda serta menghitungnya.
f. Guru mencoba membantu dengan mengajak anak- anak untuk berhitung bersama-sama.
g. Setelah diketahui hasil jumlah kakinya, maka guru menjelaskan pada anak- anak bahwa kuda itu termasuk binatang berkaki 4.
h. Guru mengambil gambar kedua( gambar burung).
i. Guru melakukan hal yang sama seperti kegiatan diatas tadi sampai diketahui berapa jumlah kaki burung dan itu termasuk binatang berkaki berapa.
j. Kegiatan ini dilakukan berulang- ulang sampai anak- anak benar- benar mampu membedakan binatang berkaki 4 dan berkaki 2.

3. Hari Rabu, Maret 2010 dengan kegiatan menghitung gambar dan memberi lingkaran pada lambang bilangan yang sesuai.
Contoh:





Langkah- langkah yang dilakukan guru:
a. Guru menyiapkan gambar yang jumlahnya sama dengan tulisan angkanya.
Missal:

b. Guru mengajak anak untuk membuat lingkaran sambil pemanasan dengan bernyanyi satu dua tiga empat lima enam tujuh delapan
Siapa rajin kesekolah cari ilmu sampai dapat.
Sungguh senang amat senang bangun pagi- pagi sungguh senang.
c. Guru memulai mengambil gambar bertuliskan angka 1 lalu di tunjukan pada anak- anak.
d. Anak disuruh menebak.
e. Guru mengajak anak untuk menghitung gambar yang dipegang bu guru tadi.
f. Setelah diketahui jumlah gambar itu ada 1, guru menunjukan tulisan angka 1 dan cara menuliskannya.
g. Guru mengambil gambar kedua yang bertuliskan angka 2.
h. Guru melakukan hal yang sama seperti no 4-6 sampai anak di rasa benar- benar faham.
i. Semua kegiatan dilakukan berulang- ulang hingga angka 5 sampai anak- anak benar- benar faham dan mampu untuk menghitung serta mengenali tulisannya.

4. Hari Kamis, Maret 2010 dengan kegiatan”menarik garis/ memasangkan gambar( gambar dengan bentuk Geometri).
Langkah- langkah yang dilakukan:
a. Guru menyiapkan semua yang dibutuhkan( kertas berbentuk lingkaran, segitiga, persegi) yang didalamnya bergambar kupu, ikan, ular.
b. Guru mengajak anak membuat bentuk lingkaran.
c. Guru masuk dalam lingkaran dan memulainya dengan mengenalkan bentuk- bentuk Geometri terlebih dahulu.
d. Guru mengambil contoh satu kertas berbentuk lingkaran dan ditunjukan pada anak- anak.
e. Anak disuruh menebak& menjawab.
f. Guru mengambil lagi bentuk kedua, yaitu segitiga,ditunjukan pada anak- anak.
g. Guru mengambil benda ketiga berbentuk persegi dan ditunjukan kepada anak- anak lalu anak- anak disuruh menebak& menjawab.
h. Setelah semua benda tadi sudah dijelasan kepada anak-anak, maka guru mengajak anak-anak untuk mengulangi lagi menyebutkan semua bentuk-bentuk tadi.
i. Setelah dirasa anak sudah mampu membedakan maka guru mencoba mengajak anak-anak menghitung kartu yang bergambar kupu, ikan, ular, didalam masing- masing bentuk geometri tadi ada berapa? Kegiatan diatas dapat di lakukan berulang- ulang sampai dirasa anak benar- benar mampu dan bisa.

5. Hari jum’at, Maret 2010 dengan kegiatan menambahkan kumpulan benda( 1- 5) dengan menggunakan Lidi.
Langkah- langkah yang dilakukan:
a. Guru mengajak anak untuk mengambil lidi sebanyak 5 biji.
b. Guru mengajak anak untuk menghitung 5 lidi tadi satu persatu secara bersama- sama.
c. Guru mulai menjelaskan dengan cara mengambil 1 batang lidi dan menunjukan kepada anak- anak sambil bertanya pada anak ini berapa?
d. Anak disuruh menebak & menjawab.
e. Kemudian guru menyuruh anak- anak menirukannya ( mengambil 1 lidi juga).
f. Setelah itu guru mengambil lagi 1 lidi ( anak- anak ambil 1 lidi juga).
g. Guru menjelaskan kepada anak bahwa 1 lidi yang pertama tadi jika ditambahkan/ digunakan dengan 1 lidi yang ini jadi berapa?
h. Guru sambil mempraktikan/ menunjukan kedua lidi yang sudah digabungkan tadi.
i. Guru mengajak anak untuk menghitung bersama.
j. Kegiatan diatas dapat dilakukan berulang- ulang kali sampai anak benar- benar faham dan bisa.
c. Pengamatan atau Pengumpulan Data Siklus II.
Untuk kegiatan pengumpulan atau pengamatan data penulis meminta bantuan teman sejawat yaitu saudari afiyah sebagai pengamat dalam pelaksanaan perbaikan dalam pengembangan kemampuan matematika dalam berhitung di TK.
Pengamatan dilakukan pada prinsipnya hampir sama pada siklus I hanya perbedaanya terletak pada focus pengamatan yang ditekankan pada pemanfaatan waktu.Pengamatan diadakan pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran berlangsung, dimana pengamat duduk dibelakang mengamati, dan merekam kegiatan guru dalam mengajar dan kegiatan yang dilakukan anak.
Dalam kegiatan pengumpulan data (merekam data), pengamat menggunakan Instrumen Observasi terstruktur.Pengamat memberikan tanda centang ( ) pada kolom kemunculan sebagai indicator,pengamat juga memberikan komentar sehubungan dengan kemunculan indicator pada komentar (hasil pengamatan siklus II terlampir). Sedangkan dari hasil kegiatan pada siklus II( terlampir).


d. Refleksi Pembelajaran Siklus II.
Setelah mengadakan perbaikan pembelajaran siklus II dan menganalisa hasil observasi serta hasil kegiatan anak, penulis mengadakan refleksi diri. Adapun hasil refleksi pada siklus II yaitu:
1. Kelebihan dalm siklus II.
a. Menggunakan alat peraga yang dapat membantu anak untuk memahami penjelasan guru.
b. Pemberian motivasi dan sanjungan serta mendemonstrasikan/ mempraktikkan serta menjelaskan secara jelas ternyata dapat membantu anak untuk berpacu dalam belajar.
2. Kekurangan dalam siklus II.
a. Suara guru memang bisa maxsimal diawal pembelajaran, tetapi ditengah dan diakhir kegiatan turun( kurang keras).
b. Pembagian waktu memang sulit sekali dilaksanakan sesuai dengan rencana hal ini disebabkan karena menghadapi siswa banyak memang sulit diprediksikan dan banyak muncul masalah yang perlu penyelesaian secepatnya.













BAB IV
HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN.
A. HASIL PENELITIAN.
Selama pelaksanaan tindakan perbaikan berlangsung, penulis meminta bantuan kepada teman sejawat untuk mengamati dan merekam keberhasilan atau kegagalan dan segala permasalahan yang muncul selama proses pembelajaran.
SIKLUS I
1. Hasil Observasi Kegiatan Guru.
Berdasarkan lembar pengamatan kegiatan guru dapat disajikan pada table 4.1 berikut:
Tabel 4.1
Kegiatan guru dalam pembelajaran
No Aspek yang diamati Nilai Kategori
1.

2.
3.
4.


5.

6.

7. Menata ruang dan sumber belajar serta melaksanakan tugas.
Melaksanakn perbaikan kegiatan
Mengelola interaksi kelas
Bersikap terbuka dan luwes serta membantu mengembangkan sikap positif anak terhadap kegiatan bermain sambil belajar.
Mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam perbaikan kegiatan pengembangan.
Melaksanakan penilaian selama proses perbaikan kegiatan pengembangan.
Kesan umum pelaksanaan perbaikan kegiatan pengembangan.

3
3,5
4


5

3,2

4,5

3
C
C
C


B

C

B

C

Keterangan:
Nilai: 1,0 - 2,9 C = Cukup C = 5/7 x 100 = 71,4%
3,0 - 4,0 K = Kurang B = 2/7 x 100 = 28,5%
4,1 – 5,0 B = Baik

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kegiatan guru dalam Siklus I masih belum optimal karena hal ini dapat dilihat dari hasil perolehan analisa lembar observasi guru masih perlu perbaikan karena aspek menata ruang dan sumber belajar serta melaksanakan tugas rutin, cukup, mendemostrasikan kemampuan khusus dalam perbaikan kegiatan pengembangan juga cukup, dan kesan umum pelaksanakan perbaikan kegiatan pengembangan yang juga hasilnya cukup.

Adapun presentasi dari tabel diatas adalah sebagai berikut :
C = 5/7 x 100 = 71,4%
B = 2/7 x 100 = 28,5%

Jika pada Siklus I pencapaian observasi yang telah dilakukan guru terhadap anak adalah 71,4% kategori cukup, sedangkan yang kategori baik adalah 28,5%.
Grafik


2. Hasil Observasi Penelitian Penilaian Kegiatan Anak

Tabel 4.2
Nilai Kognitif Anak Siklus I
NO NAMA SKH
I SKH
II SKH
III SKH
IV SKH
V TUNTAS BELUM
TUNTAS
1. Adit • • •  •  -
2. Arjun •   • •  -
3. Arizal  •  •  - 
4. Dwik •  •  •  -
5. Ilmi    - 
6. Andre • •  o   -
7. Dillah     - 
8. Hanafi • •   - 
9. Nurul • •  • •  -
10. Khakim • • •    -
11. Naim  • • •   -
12. Widya • •  • •  -
13. Riki o • •   - 
14. Udin •  • •  -
15. Galang   - 
JUMLAH 9 6

Presentase : - Ketuntasan = 9/15 x 100 = 60% Ket: = Baik
= Cukup
Belum tuntas = 6/15 x 100 = 40% = Kurang

Grafik

Dari analisa table 4.2 dalam Siklus I dapat diketahui bahwa dari 15 siswa yang tuntas baru 9 siswa, dan ada 6 siswa yang belum tuntas, sehingga pembelajaran pada Siklus I ini dianggap masih belum sesuai dengan harapn yang di inginkan guru. Hal ini dapat dibuktikan dari presentase yang diperoleh siswa yang tuntas 60% dan 40% siswa belum tuntas.
SIKLUS II
I. Hasil Observasi Kegiatan Guru
Berdasarkan lembar pengamatan kegiatan guru dapat disajikan pada table 4.3 berikut :
Tabel 4.3
Kegiatan Guru dalam Pembelajaran
No. Aspek yang diamati Nilai Kategori
1.

2.
3.
4.


5.

6.

7.
Menata ruang dan sumber belajar serta melaksanakan tugas.
Melaksanakn perbaikan kegiatan
Mengelola interaksi kelas
Bersikap terbuka dan luwes serta membantu mengembangkan sikap positif anak terhadap kegiatan bermain sambil belajar.
Mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam perbaikan kegiatan pengembangan.
Melaksanakan penilaian selama proses perbaikan kegiatan pengembangan.
Kesan umum pelaksanaan perbaikan kegiatan pengembangan.

4.5
4,5
4,6


4,4

4,2

5

4,2

B
B
B


B

B

B

B
Keterangan :
B : baik Nilai : B = 4,1 – 5
C : cukup C = 3,0 – 4
K : kurang K = 1 – 2,9

Dari table diatas dapat diketahui bahwa kegiatan guru dalam siklus II sudah mencapai hasil yang optimal yaitu dilihat dari hasil poin 1- 7 sudah masuk dalam kategori Baik dan kegiatan yang dilakukan sudah mencapai hasil yang maksimal, dengan mengendalikan suasana kelas agar situasi pembelajaran berlangsung kondusif menyenangkan serta menjadikan anak semakin kreatif dan aktif.
Adapun presentase dari table diatas adalah sebagai beriktu:

B = 7 x 100% = 100%.
Jadi pada siklus II pencapain observasi yang telah dilakukan guru terhadap anak adalah 100% Baik dan dinyatakan berhasil.

Grafik

2. Hasil observasi penelitian kegiatan anak
Tabel 4.4
Nilai Kognitif Anak Siklus II
NO NAMA SKH
I SKH
II SKH
III SKH
IV SKH
V TUNTAS BELUM
TUNTAS
1. Adit • • • • •  -
2. Arjun • • • • •  -
3. Arizal  • • •   -
4. Dwik • • • •   -
5. Ilmi    •  - 
6. Andre • • • • •  -
7. Dillah •  - 
8. Hanafi • • • •   -
9. Nurul • • •  •  -
10. Khakim • • •  •  -
11. Naim  • • •   -
12. Widya • • • • •  -
13. Riki •  • • •  -
14. Udin • • • • •  -
15. Galang   - 
JUMLAH 12 3

Presentase: - Ketuntasan : 12/15 x 100 = 80% Ket: = Baik
- Belum tuntas : 3/15 x 100 = 20% = Sedang
= Kurang

Grafik

Dari analisis table 4.4 dalam siklus kedua dapat diketahui bahwa dari 15 siswa yang tuntas 12 siswa yang mendapat nilai lingkar penuh dan masih ada 3 siswa yang belum tuntas.
Tapi pembelajaran pada siklus kedua ini dapat diartikan bahwa proses
pembelajaran sudah meningkat dan sesuai dengan harapan yang diinginkan guru, hal ini dapat dibuktikan dari presentase ketuntasan 80% dan belum tuntas 20%. Sehingga sesuai dari hasil penilaian siklus II ini pencapaian observasi yang telah dilakukan guru terhadap anak dinyatakan Berhasil.

B. PEMBAHASAN
Berdasarkan pada hasil penyelidikan pada siklus I di atas dan berdiskusi dengan teman sejawat dapat di kumpulkan bahwa tidak sesuai dengan harapan yang di inginkan, hal ini dapat dibuktikan dengan hasil 71,4% dalam kategori cukup dan 28,5% masuk kategori Baik. Sedangkan penilaian dari kegiatan anak pada siklus I dapat dilihat dalam presenrtase dari 15 siswa yang sudah tuntas 9 siswa atau 60% dan yang belum trutas ada6 siswa atau 40%.
Berdasarkan hasil yang telah pada siklus I ini peneliti berkesimpulan tindakan perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh guru belum berhasil secara optimal dan mersa belum puas karena masih ada beberapa anak yang belum tuntas untuk itu penulis merencanakan tindakan perbaikan pada pembelajaran siklus II.
Sedang berdasarkan hasil penyelidikan pada siklus II diatas dan berdiskusi dengan teman sejawat dan menyimpulkan bahwa aktifitas dalam kegiatan belajar mengajar siswa sudah meningkat.hal ini terbukti dengan sebagian besar siswa sudah mengenal matematikadan berhitung,membedakan antara banyak dan sedikit,membedakan dan mengelompokkan bentuk-bentuk geometri,mampu menambahkan ( 1-5 ). Tingkat ketuntasanbelajar siswa meningkat terbukti pada siklus II ini dari 15 siswa yang tutas 12 siswa atau 80% dan belum tuntas 3 siswa atau 20% belum tuntas. Artinya pada perbaikan pembelajaran siklus II ini jika di bandingkan dengan siklus I terjadi peningkatan sebesar 80% dari 15 anak.
Dengan berakhirnya siklus II,penulis menyimpulkan tindakan perbaikan pembelajaran yang sudah dilakukan oleh penulis telah berhasil,terbukti dari setiap siklus selalu mengalami peningkatan meskipun masih ada anak yang belum tuntas. Berdasarkan analisa data ternyata anak tersebut memang memiliki tingkat kecerdasan yang rendahserta ada anak yang kurang dalam kemampuan mendengar,berkopnsentrasi dan menulis.
Dalam melakukan tindakan perbaikan pambelajaran penulis menggunakan landasan teori praget ( 1962 ) menyatakan bahwa dengan bahan mainan dan anak-anak lain mendukung perkembangan kognisi anak,teori ini sesuai dengan prinsip pembelajan di TK yaitu belajar sambil bermain atau bermain sambil belajar.
Peneliti lain juga menyelidiki bahwa bahan main akan mendukung anak untuk bermain dengan anak-anak lain ( Mueller dan Lucus,1975.Mueller dan Brunnes,1977.Phelps,1986.dalam Depdiknas,2004 ).
Dalam melakukan tindakan perbaikan pembelajaran menyampaikan materi serta kegiatan belajar mengajar dengan metode pemberian tugas serta mengunakan alat peraya yang sesuai dengan perkembangan anak.





BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil-hasil penelitian data dfapat disimpulkan bahwa pembelajarandengan menggunakan metode pemberian tugas dapat meningkatkan motifasi anak dalam memahami matematika dan berhitung serta melibatkan anak secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil anak pada pengembangankognitifnya terutama meningkatkan kemampuan matematika dalam berhitung pada anak usia dini dikelom A pada TK SATU Atap SDN I Bringin.dan berjalan dengan sangat baik sereta hasil pembelajaran yang terus meningkat pula.

B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan tersebut diatas beberapa hal yang sebaiknya dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dasn meningkatkan pengembangan kognitif dalam mengenal matematika dan berhitung dengan metode pemberian tugas agar memperoleh hasil yang memuaskan adalah:
1. Guru menggunakan alat peraga kartu gambar atu benda untuk meningkatkan kreatifitas anak dalam berhitung.
2. Melibatkan anak secara aktif dalam proses pembelajaran.
3. Diharapkan guru mampu menggunakan alat paraya yang tepat serta menarik dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
4. Memotiofasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan cara memuji bagi anak yang sudah selesai mengerjakan dan tetap mendmpingi bagi anak yang belum selesai.
5. Guru hendaknya menciptakan kondisi yang menyenangkan dalam melakukan kegiatan penbelajaran.
6. Hendaknya menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk tumbuh kembang anak didik.






DAFTAR PUSTAKA

Aisyah Siti, dkk, 2008. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Universitas Terbuka. Jakarta.

Abdurrahman Mulyono, 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Departemen P&K. Rineka Citra. Jakarta.

Handojo Bekti Hermawan & Sri Hariediati. Math Magic Junior. Kawan Pustaka. Depok.

Moeslichatoen. Metode Pengajaran di TK ( Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik). IKIP Malang.

Muis Azizah, Lilis suryani, Winda Gunarti, 2008. Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini. Universitas Terbuka. Jakarta.

Sujiono Yulianti nurani,dkk,2004. Metode Pengembangan Kognitif. Universitas terbuka. Jakarta.

Syaodih Ernawulan, 2003. Bimbingan di Taman anak- kanak. Departemen Pendiikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Peningkatan Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Tadkiroatun Musfiroh, 2008. Pengembangan Kecerdasan Majemuk. Universitas Terbuka.

No comments:

Post a Comment