Saturday 24 December 2011

makalah Calistung

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Usia 4-6 tahun, merupakan masa peka bagi anak. Anak mulai sensitif untuk menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi anak. Masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi – fungsi fisik dan psikhis yang siap merespon stimulasi yang diberikan lingkungan. Masa ini merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral, dan nilai–nilai agama. Oleh sebab itu dibutuhkan kondisi dan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal. Taman Kanak–kanak adalah salah satu bentuk pendidikan di jalur formal yang menyediakan program pendidikan dini anak usia 4 sampai 6 tahun sebelum memasuki pendidikan dasar (Undang–undang nomor 20 tahun 2003). Pendidikan Taman Kanak–Kanak ini bertujuan membantu anak didik mengembangkan potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai–nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian dan seni untuk siap memasuki pendidikan dasar ( Depdiknas, 2006 ).
Salah satu kompetensi lulusan peserta didik Taman Kanak – Kanak adalah mampu mengikuti pendidikan selanjutnya dengan kesiapan yang optimal sesuai dengan tuntutan yang berkembang dalam masyarakat. Untuk mewujudkan hal itu di Taman Kanak – Kanak perlu dikenalkan kegiatan membaca, menulis, dan berhitung yang dilaksanakan dengan prinsip bermain sambil belajar. Dengan bermain anak memiliki kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi, belajar secara menyenangkan. Selain itu bermain membantu anak mengenal dirinya sendiri, orang lain dan lingkungannya. Apalagi dilapangan menunjukkan bahwa ada sekolah dasar tertentu yang berlebel “ SD Favorit “ dalam merekrut anak didik baru kelas I selalu menggunakan tes membaca, menulis, dan berhitung permulaan, di samping keinginan dan kebanggaan orang tua apabila anaknya yang masih di taman kanak – kanak dapat membaca, menulis dan berhitung layaknya anak – anak di sekolah dasar.
Melihat realita tersebut, pendidik harus memiliki respon yang tinggi untuk mengenalkan membaca, menulis dan berhitung sesuai dengan perkembangan anak di TK. Kegiatan ini diberikan tanpa paksaan namun melalui kegiatan bermain yang menarik dan menyenangkan.
Merujuk pada pemikiran di atas maka penulis tertarik membuat karya tulis tugas akhir dengan judul “ Permainan Membaca, Menulis, dan Berhitung di Taman Kanak – Kanak ”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diangkat rumusan masalah sebagai berikut : Bagaimana pelaksanaan permainan membaca, menulis, dan berhitung di taman kanak – kanak ?


C. Penegasan Istilah
1. Permainan membaca menulis dan berhitung
Proses pembelajaran yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perhatian, kemauan untuk mengenalkan membaca, menulis, dan berhitung melalui bermain.
2. Taman kanak-kanak
Taman Kanak–kanak adalah salah satu bentuk pendidikan di jalur formal yang menyediakan program pendidikan dini anak usia 4 sampai 6 tahun sebelum memasuki pendidikan dasar ( UU Nomor 20 Tahun 2003 ).

D. Tujuan Penulisan
Untuk memahami pelaksanaan permainan membaca, menulis, dan berhitung di anak taman kanak – kanak .

E. Manfaat Penulisan
Atas dasar tujuan di atas, maka manfaat penulisan tugas akhir ini adalah :
1. Bagi penulis
Dapat mengkaji lebih dalam tentang pelaksanaan permainan membaca, menulis, dan berhitung di anak taman kanak – kanak .
2. Bagi anak
Mengenal kegiatan permainan membaca, menulis, dan berhitung melalui bermain yang menarik dan menyenangkan.


3. Bagi kepala sekolah
Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan pembelajaran mengenalkan membaca, menulis, dan berhitung di TK.
4. Bagi Progdi PGTK IKIP PGRI Semarang
Hasil penulisan ini dapat menambah kepustakaan yang dijadikan sebagai salah satu sumber bahan dalam penulisan karya ilmiah lebih lanjut.

F. Sistematika Penulisan
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, penegasan istilah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, sistematika penulisan
BAB II KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN
A. Permainan Membaca Menulis dan Berhitung
1. Pengertian Permainan, Membaca, Menulis dan Berhitung
2. Metode Permainan Membaca, Menulis, dan Berhitung
3. Pelaksanaan Permainan Membaca, Menulis, dan Berhitung
B. Taman Kanak – Kanak
1. Pengertian Taman Kanak – Kanak
2. Proses Belajar di Taman Kanak – Kanak
C. Permainan Membaca, Menulis, dan Berhitung di Taman Kanak – Kanak
BAB III PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN




























BAB II
KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN
A. Permainan Membaca, Menulis, dan Berhitung
1. Pengertian Permainan Membaca, Menulis, dan Berhitung
a. Pengertian Membaca
Menurut kamus Bahasa Indonesia ( 1991 : 72 ) membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis ( dengan melisankan atau hanya dalam hati)
Secara khusus perkembangan kemampuan membaca berlangsung melalui berbagai tahap.
1. Tahap Fantasi ( Magical Stage )
Pada tahap ini anak mulai belajar menggunakan buku.
2. Tahap pembentukan Konsep Diri ( Self Concept Stage )
Anak mulai melibatkan diri dalam kegiatan membaca, pura – pura membaca
→ Orang tua memberikan rangsangan dengan membaca sesuatu
3. Tahap Membaca Gambar ( Bridging Reading )
Anak sadar pada cetakan yang tampak, dapat menemukan kata yang sudah dikenal. Orang tua, guru membacakan cerita, menghadirkan berbagai kosa kata pada lagu dan puisi, memberi kesempatan menulis sesering mungkin.
4. Tahap Pengenalan Bacaan ( Take Off Reader Stage )
Anak menggunakan 3 sistem isyarat ( Graphoponic, semantic dan syntetic ) secara bersama. Anak mulai mengingat kembali cetakan pada konteknya → berusaha mengenal berbagai tanda kotak susu, iklan, pasta gigi, bus.
5. Tahap Membaca Lancar ( Independent Reader Stage )
Anak dapat membaca berbagai jenis buku yang berbeda secara bebas.
Orang tua guru membacakan cerita dan berusaha memperbaiki bacaannya.
b. Pengertian Menulis
Menutur Kamus Bahasa Indonesia ( 1991 : 1079 ) menulis adalah membuat huruf (angka dsb) dengan pena (pensil, kapur, dsb)
Tahap perkembangan menulis banyak terkait dengan perkembangan motorik anak adalah sebagi berikut :
1. Tahap Mencoret atau membuat goresan ( scribble Stage ) membuat tanda dengan alat tulisan orang tua menjadi model.
2. Tahap Pengulangan secara linier ( Linier Repetitive Stage )
Anak menelusuri tulisan yang horizontal.
3. Tahap Menulis secara random
Anak belajar tentang berbagai bentuk yang diterima sebagai suatu tulisan.
4. Tahap menulis tulisan nama ( Letter Name Writing or Phonetic Writing )
Pada tahap ini anak mulai menyusun hubungan antara tulisan dan bunyi.

Contoh : menulis kamu dengan U
Menulis saya dengan Y
Prinsip yang perlu diperhatikan dalam kemampuan menulis.
1. Prinsip penggunaan tanda atau simbul
Guru memberikan kesempatan latihan kelenturan motorik halus dan memperhatikan cara anak memegang alat tulis dan menggoreskan pada kertas.
2. Prinsip Pengulangan
Memberi latihan berulang – ulang garis atau lengkungan yang dapat digabungkan sehingga terbentuk huruf atau tulisan.
3. Prinsip Keluwesan
Guru memperkenalkan tulisan pertama kali pada anak menggunakan symbol atau tanda yang dekat dan dikenal anak.
Misal : Tulisan bunga mawar dengan gambar bunga mawar
4. Prinsip Pengungkapan
Guru memberikan kesempatan pada anak mengungkapkan pengalamannya berkaitan dengan tulisan yang dibuat.
5. Prinsip Mencontoh
Guru sesering mungkin mengulang berbagai contoh tulisan misal kata susu diulang dalam tulisan susu bendera, susu adik, minum susu
6. Prinsip Pengamatan
Memberi pengamatan dengan pujian.

c. Pengertian Berhitung
Menutur Kamus Bahasa Indonesia ( 1991 : 355 ) menghitung adalah membilang (menjumlahkan, mengurangi, membagi, memperbanyakkan dsb)
Pada usia 2 – 6 tahun anak i membutuhkan benda konkrit untuk memahami konsep hitung/belangan. Penguasaan konsep tersebut melalui beberapa tahap :
1. Tahap Konsep / Pengertian
Pemahaman atau pengertian tentang sesuatu dengan menggunakan benda peristiwa konkrit seperti pengenalan warna, bentuk dan menghitung bilangan. Menghitung harus dilakukan dengan memukau sehingga benar-benar dipahami anak, mengurangi cara anak menghitung dengan jari tangan dan kaki.
2. Tahap Transisi / Peralihan
Peralihan dari konkrit ke abstrak dari konsep ke lambang bilangan. Tahap ini adalah saat anak mulai benar – benar memahami konsep dengan cara apa saja. Saat inilah guru mulai menunjukkan dengan memodelkan cara penulisan lambing bilangan secara bertahap sesuai dengan kecepatan kemampuan perkembangan anak yang berbeda. Anak tidak lepas begitu saja melainkan diamati.
Cara menuliskan tidak terburu – buru. Diberi pertolongan ingatan visual sehingga penguasaan tidak terbalik – balik.Bila guru terburu – buru melepas anak, menganggap anak sudah mampu, ternyata anak belum menguasainya maka banyak waktu akan terbuang karena harus memulai dari awal.
3. Tahap Lambang Bilangan
Tahap anak sudah mulai diberi kesempatan menuliskan lambing sendiri tanpa paksaan, missal :
- lambang 7 untuk menggambarkan konsep 7
- merah untuk menggambarkan konsep warna
- besar untuk menggambarkan konsep ruang
- persegi untuk menggambarkan konsep bentuk.
Dengan demikian Pengertian Permainan Membaca, Menulis, dan Berhitung adalah proses pembelajaran yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perhatian, kemauan untuk
mengenalkan melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis ( dengan melisankan atau hanya dalam hati) , membuat huruf (angka dsb) dengan pena (pensil, kapur ), membilang (menjumlahkan, mengurangi, membagi, memperbanyakkan dsb) melalui bermain.
2. Metode Permainan Membaca, Menulis, dan Berhitung
Agar proses pembelajaran di taman kanak-kanak berhasil, diperlukan adanya metode yang tepat dalam menyampaikan kemampuan-kemampuan yang diharapkan dicapai. Metode sebagai bagian dari strategi kegiatan dipilih dan diterapkan. Metode merupakan cara, yang dalam bekerjanya merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan.
Setiap guru akan menggunakan metode yang sesuai dalam melaksanakan kegiatan. Namun yang perlu diingat, di taman kanak-kanak mempunyai cara yang khas. Oleh karena itu, ada metode-metode yang lebih sesuai bagi siswa taman kanak-kanak dibandingkan metode-metode yang lain, misalnya metode ceramah. Metode ceramah tidak berdaya guna bagi anak taman kanak-kanak. Metode-metode yang memungkinkan anak satu dengan anak lain berhubungan akan lebih memenuhi kebutuhan dan minat anak. Melalui kedekatan hubungan guru dan anak, guru akan dapat mengembangkan kekuatan pendidikan yang sangat penting.
Berbagai metode pengajaran untuk permainan membaca, menulis, dan berhitung yang dipergunakan guru adalah :
a. Bercakap – cakap
b. Demonstrasi ( peragaan )
c. Pemberian tugas
d. Bercerita
1. Membacakan cerita (story reading)
2. Mengungkapkan cerita
3. Bercerita dengan gambar seri
4. Bercerita dengan papan flanel
5. Bercerita dengan sandiwara boneka
e. Bernyanyi
f. Mengucap syair
g. Dramatisasi
h. Karyawisata
3. Pelaksanaan Permainan Membaca, Menulis, dan Berhitung
a. Permainan Membaca dan Menulis
Bahasa memegang peranan sentral dalam perkembangan mental. Sehingga penguasaan kosa kata anak serta kemampuan mengkomunikasikan pada orang lain akan memiliki dampak positif terhadap perkembangan fungsi kognitifnya. Hal ini dapat dimulai sejak dini yaitu diantaranya baca tulis di TK melalui “Permainan”.
Dalam pengembangan membaca dan menulis di TK beberapa pendekatan yang digunakan adalah :
1. Metode Sintesa ( Montessori )
Didasarkan atas teori asosiasi yang dikembangkan dari ilmu jiwa unsur (ilmu jiwa mozaik) mengatakan bahwa : suatu unsur ( misal unsur huruf ) akan mempunyai makna jika bertalian atau berhubungan ( berasosiasi ) dengan unsure lain sehingga membentuk suatu arti. Dilakukan dengan bantuan gambar.
Misal : huruf a disertai gambar ayam.
Huruf a disertai gambar apel
2. Metode Global ( Decroly )
Didasarkan pada teori gestalt yang dikembangkan dari ilmu jiwa gestalt ( ilmu jiwa keweluruhan )
Anak pertama kali memakai sesuatu secara keseluruhan ( global ).
Keseluruhan memiliki makna yang lebih dahulu dibandingkan unsur.Kedudukan unsur hanya berarti jika memiliki kedudukan fungsional dalam suatu gestalt ( keseluruhan ).
Contoh : “a” hanya bermakna jika “a” ini fungsional dalam kata kalimat misal “ayam berlari”
3. Metode Whole Linguistic ( Vigotsky )
Permainan membaca tidak dilakukan dengan menggunakan pola kata atau kalimat yang berstruktur melainkan dengan menggunakan kemampuan linguistic ( bahasa ).
Contoh : Setelah anak menggambarkan atau mewarnai sesuatu seperti rumah atau tanaman, guru meminta anak untuk mewarnai nama dan guru membantu menuliskan nama dari gambar
Sedangkan pendekatan permainan menulis menurut Montessori dapat dilakukan dengan :
- Mengisi lukisan dengan garis ( mengarsir )
- Menebalkan tulisan
- Meraba tulisan yang bertekstur ( kasar )

B. Taman Kanak - Kanak
1. Pengertian Taman Kanak – Kanak
Taman Kanak–kanak adalah salah satu bentuk pendidikan di jalur formal yang menyediakan program pendidikan dini anak usia 4 sampai 6 tahun sebelum memasuki pendidikan dasar ( UU Nomor 20 Tahun 2003 ). Pendidikan Taman Kanak–Kanak ini bertujuan membantu anak didik mengembangkan potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai–nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian dan seni untuk siap memasuki pendidikan dasar ( Depdiknas, 2006 ).
Adapun fungsi pendidikan Taman Kanak – Kanak adalah :
a. Mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin anak.
b. Mengenalkan anak dengan dunia sekitar.
c. Menumbuhkan sikap perilaku yang baik.
d. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi
e. Mengembangkan ketrampilan, kreatifitas, dan kemampuan yang dimiliki anak.
f. Menyiapkan anak untuk memasuki pendidikan dasar.
Menurut Carolyn Triyon dan J. W Lilienthal (Hilderbrand, 1986: 45) dalam Moeslichatun (1999 : 4 : 5) tugas-tugas perkembangan masa kanak-kanak awal yang harus dijalani anak taman kanak-kanak :
a. Berkembang menjadi pribadi yang mandiri, adalah berkembang menjadi pribadi yang bertanggung jawab untuk melayani dan memenuhi kebutuhan sendiri pada tingkat kemandirian yang sesuai dengan tingkat usia taman kanak-kanak.
b. Belajar memberi, berbagi, dan memperoleh kasih sayang, adalah kemampuan saling memberi dan berbagi kasih sayang antara anak
yang satu dengan anak yang lain untuk dapat hidup bermasyarakat secara aman dan bahagia dalam lingkungan baru di sekolah.
c. Belajar bergaul dengan anak lain, adalah belajar mengembangkan berhubungan dengan anak lain yang dapat menghasilkan dampak tanggapan positif dari anak lain dalam lingkungan sekolah yang lebih luas daripada lingkungan keluarga.
d. Mengembangkan pengendalian diri, yakni belajar untuk bertingkah laku sesuai dengan tuntutan masyarakatnya. Anak belajar untuk memahami setiap perbuatan itu mempunyai konsekuensi atau akibat. Bila anak memahami hal tersebut maka ia akan selalu berusaha untuk memenuhi apa yang ingin dilakukan itu sesuai dengan tingkah laku yang dapat diterima masyarakatnya dalam lingkungan sekolah.
e. Belajar bermacam-macam peran orang dalam masyarakat, yaitu anak belajar bahwa di dalam masyarakat itu ada pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan orang tertentu yang menghasilkan jasa layanan pada orang lain dan hasil yang dapat memenuhi kebutuhan orang lain. Contohnya pekerjaan yang memberikan jasa layanan kepada orang: dokter mengobati orang sakit, pak becak mengantarkan anak ke sekolah, tukang batu membangun rumah, dan sebagainya. Sedangkan contoh pekerjaan yang memberikan hasil yang dapat memenuhi kebutuhan orang lain: pak tani mengerjakan sawah untuk menghasilkan padi, juru masak menghasilkan masakan untuk dimakan orang lain, dan sebagainya.
f. Belajar untuk mengenal anggota tubuh masing-masing, adalah mengenal panca indera yang dimiliki, anggota tubuh yang dimiliki dan kegunaannya dalam memperoleh pengetahuan dan dalam kaitan kegiatan makan, melakukan kebersihan, dan memelihara kesehatan serta kegiatan-kegiatan yang lain.
g. Belajar menguasai ketrampilan motorik halus dan kasar, maksudnya anak belajar mengkoordinasi otot-otot halus untuk melakukan pekerjaan menggambar, melipat, menggunting, membentuk dan sebagainya. Kegiatan –kegiatan yang memerlukan koordinasi otot kasar misalnya berlari, meloncat, menendang, menangkap (bola), dan sebagainya.
h. Belajar mengenal lingkungan fisik dan mengendalikan, adalah merupakan pengenalan terhadap ciri-ciri benda yang ada di sekitarnya, membandingkan ciri benda satu dengan benda yang lain, menggolong-golongkan benda itu, menggunakannya secara tepat, dan menyesuaikan diri dengan benda-benda tersebut. Contoh mengenal ciri-ciri benda: mengenal bentuk, ukuran, dan warnanya. Membandingkan antara benda yang satu dengan benda yang lain berdasarkan bentuk, ukuran, dan warnanya. Dalam menggolong-golongkan benda dapat menggolongkan berdasarkan bentuk, ukuran, dan warnanya. Untuk dapat menggunakan secara tepat benda-benda tersebut anak mendasarkan pada ciri-ciri yang dimiliki oleh benda itu.
i. Belajar menguasai kata-kata baru untuk memahami anak/orang lain, maksudnya belajar kata-kata baru dalam kaitan benda-benda yang ada di sekitarnya: namanya, ciri-cirinya, kegunaannya, dan sebagainya dari percakapan dengan anak atau orang lain.
j. Mengembangkan perasaan positif dalam berhubungan dengan lingkungan, adalah mengembangkan perasaan kasih sayang terhadap benda-benda yang ada di sekitarnya atau dengan anak-anak atau orang-orang yang ada di sekitarnya.

2. Proses Belajar di Taman Kanak – Kanak.
Salah satu model pembelajaran di TK adalah model pembelajaran berdasarkan minat, yang proses pembelajaran memberi kesempatan kepada anak didik untuk memilih / melakukan kegiatan sendiri sesuai dengan minatnya. Model pembelajaran berdasarkan minat dirancang untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan spesifik anak dan menghormati keberagaman budaya yang menekankan prinsip :
1. Individualisasi pengalaman pembelajaran bagi setiap anak.
2. Membantu anak untuk membuat pilihan – pilihan melalui kegiatan pusat – pusat kegiatan.
3. Peran serta keluarga.
Model pembelajaran berdasarkan minat menggunakan 10 area, yaitu area agama, balok, bahasa, drama, berhitung/matematika, IPA, musik, seni/motorik, pasir dan air, membaca dan menulis.
1. Area Agama
a. Menanamkan anak nilai – nilai moral , agama , budi pekerti.
b. Alat – alat : maket tempat ibadah (masjid,gereja,pura,vihara) , gambar tata cara sholat, gambar tata cara berwudhu, sajadah, mukena, peci, kain sarung, kerudung, buku iqro’, kartu huruf hijaiyah, tasbih, juz ‘ama, al qur’an dan sebagainya,
2. Area Balok
a. Permainan balok sangat penting bagi perkembangan anak di berbagai bidang termasuk bahasa, kemampuan sosial, pengetahuan, matematika, kemampuan motorik dan kemampuan dalam pembelajaran.
b. Alat – alat : Balok – balok berbagai ukuran dan warna, loggo, lotto sejenis, lotto berpasangan, kepingan geometri dari triplek berbagai ukuran dan warna, kotak geometri, kendaraan tiruan (laut, udara, dan darat), rambu – rambu lalu lintas, kubus berpola, tusuk gigi, kubus berbagai ukuran dan warna, korek api, tusuk es krim, bola berbagai ukuran dan warna, dus – dus bekas dan sebagainya.
3. Area Berhitung / Matematika
a. Membantu anak untuk mencocokkan, berhitung, mengelompokkan serta mendorong kemampuan intelektual anak.
b. Alat – alat : lambang bilangan, kepingan geometri, kartu angka, kulit kerang, puzzle, konsep bilangan, kubus permainan, pohon hitung, papan jamur, ukuran panjang pendek, ukuran tebal tipis, tutup botol, pensil, manik – manik, gambar buah – buahan, penggaris, meteran, buku tulis, gambar bilangan dan sebagainya.
4. Area IPA
a. Mencerminkan minat anak terhadap kejadian – kejadiaan alami.
b. Alat – alat : Macam – macam tiruan binatang, gambar – gambar perkembangbiakan binatang, gambar – gambar proses pertumbuhan tananaman, biji – bijian, kerang, kerikil, magnit, kaca pembesar, paku, paku payung, benda – benda kasar halus, pengenalan berbagai rasa (gula, garam,kopi,asam,cuka), berbagai bumbu (bawang, kemiri, ketumbar) dan sebagainya.
5. Area Musik
a. Musik adalah sumber yang sangat kaya untuk memajukan perkembangan dimanapun, kapanpun dengan budaya manapun musik dapat digunakan untuk menyatukan kegiatan pembelajaran, bernyanyi, menggerakkan badan, bertepuk tangan, menari, memainkan alat – alat musik. Musik mengembangkan panca indra.
6. Area Bahasa
a. Anak – anak sering berada di area bahasa. Mereka asyik membolak balik buku walaupun belum bisa membaca, ini menumbuhkan minat baca bagi anak.
b. Alat – alat : Buku – buku perpustakaan, papan planel, boneka, kartu huruf, kartu nama – nama hari, kartu nama – nama bulan, majalah anak, koran dan sebagainya.
7. Area Membaca dan Menulis
a. Di sini anak lebih ditekankan pada persiapan menulis / menarik garis , mencontoh tulisan.
b. Alat – alat : Buku tulis, kertas, pensil, pensil warna kartu huruf, kartu kata, kartu gambar dan sebagainya.
8. Area Drama
a. Mendorong anak untuk memperagakan apa yang mereka lihat dalam kehidupan sehari – hari.
b. Alat – alat : Perabotan dapur, lemari, meja kursi makan, meja kursi tamu, boneka, baju bekas, jemuran, seterika, sepatu, sandal, telpon, vas bunga, tas belanja dan sebaginya.
9. Area Pasir / Air
a. Anak – anak menikmati kegairahan bermain dengan pasir dan air, awalnya mereka berekplotasi tanpa menggunakan alat yang banyak, lama kelamaan mereka biasa bermain dengan alat yang lebih rumit.
b. Alat – alat : Bak air, bak pasir, sekop, botol – botol plastik, literan, cangkir, cetakan – cetakan pasir, corong, sendok dan sebagainya.
10. Area Seni dan Motorik
a. Di sini untuk menumbuh kembangkan kreatifitas, rasa ingin tahu, daya khayal dan inisiatif, serta membawa suasana riang gembira dan kepuasan bagi anak.
b. Alat – alat : Pensil warna, cat, gunting, krayon, kapur tulis, kain perca, benang, kelereng, anyaman, lem, plastisin dan sebagainya.







Contoh penataan ruang untuk area :



Langkah–Langkah Kegiatan Model pembelajaran berdasarkan minat
1. KEGIATAN AWAL + 30 MENIT ( KLASIKAL )
 Berdoa , mengucap salam , bernyanyi ( Pembiasaan )
 Bercerita tentang pengalaman ( 3/4 anak ) setiap hari dan setiap satu anak bercerita, 3 atau 4 anak bertanya tentang cerita anak tersebut.
 Membicarakan tema/sub tema ( Bahasa )
 Melakukan kegiatan fisik / motorik , dapat dilakukan diluar atau di dalam kelas ( fisik motorik )
2. KEGIATAN INTI + 60 MENIT ( INDIVIDUAL DI AREA )
 Sebelum melaksanakan kegiatan inti , guru membicarakan tugas – tugas di area yang diprogramkan pada hari itu.
 Area yang dibuka setiap hari minimal 4-5 sesuai dengan indikator yang dikembangkan.
 Guru menjelaskan kegiatan-kegiatan di dalam area yang diprogramkan.
 Kegiatan pembelajaran sebagai berikut :
Area Berhitung / Matematika
* Membilang dan menyebut urutan bilangan 1 – 20.
Area Seni / Motorik
* Menggambar bebas dengan krayon
Area IPA
* Eksperimen mencampur warna biru , kuning , merah

Area Baca Tulis
* Menghubungkan tulisahn dengan gambar
 Anak dibebaskan memilih area mana yang disukai , walaupun area itu tidak dibuka sesuai dengan program guru.
 Anak dapat berpindah sesuai dengan minatnya tanpa ditentukan oleh guru.
 Apabila anak tidak mau melakukan kegiatan di 4 – 5 area yang diprogramkan, guru harus memberi motivasi anak tersebut agar mau melakukan kegiatan.
 Guru dapat melayani anak dengan membawakan tugasnya ke area yang sedang diminatinya.
 Guru dapat memberikan penilaian dengan memakai alat penilaian yang telah ditentukan . Di samping itu guru juga dapat menilai ke mana saja minat anak pada hari itu dengan mengadakan ceklist ( V ) di setiap area .
 Guru membagi jumlah anak di kelas masing – masing area yang diprogramkan (misalnya 4/5 area)
 Bagi kegiatan yang memerlukan pemahaman atau yang membahayakan , jumlah anak dibatasi agar guru dapat memperhatikan lebih mendalam proses dan hasil yang dicapai dapat lebih maksimal, tanpa mengabaikan anak – anak yang di area lain.

.
3. ISTIRAHAT / MAKAN + 30 MENIT
Cuci tangan , makan ( berdoa sebelum dan sesudah makan ) dan bermain
4. KEGIATAN AKHIR + 30 MENIT ( KLASIKAL )
 Bertepuk dengan 2 pola
 Mendongeng “ Prau Timun “
 Menyanyi , berdoa , pulang
ALAT/SUMBER BELAJAR
Alat/sumber belajar yang ada di masing – masing area dapat digunakan dan ditambah dengan alat yang sesuai program.
PENILAIAN PERKEMBANGAN ANAK
Penilaian dilaksanakan dengan observasi , penugasan , hasil karya dan unjuk kerja.

C. Permainan Membaca, Menulis, dan Berhitung di Taman Kanak – Kanak
Pada dasarnya calistung di TK tidak ditekankan pada pencapaian segi prestasi akademik namun diberikan melalui proses pembelajaran yang wajar sesuai dengan perkembangan dan karakteristik anak usia prasekolah.
Tidak dibenarkan apabila calistung di TK diberikan secara memaksa yakni anak dipaksa belajar seperti orang dewasa untuk memenuhi keinginan orang tua dan guru. Hal ini akan menimbulkan dampak negative bagi perkembangan anak selanjutnya. Salah satunya adalah kurang berkembangnya potensi dan kemampuan kreatif anak.

1. Permainan Membaca di TK
Permainan membaca meliputi kemampuan mendengar, melihat dan memahami berbicara dan membaca gambar.
a. Kemampuan Mendengar
1. Menirukan kembali 3-4 urutan kata (bahasa 2)
2. Melakukan 2-3 perintah secara sederhana (bahasa 4)
3. Menjawab pertanyaan tentang keterangan / informasi secara sederhana (bahasa 8)
4. Mendengarkan cerita dan menceritakan kembali isi cerita secara sederhana (bahasa 5)
5. Membaca gambar yang memiliki kata/kalimat sederhana
(bahasa 18)
6. Mengucapkan sajak dengan ekspresi (seni 25)
7. Menyebutkan kata-kata yang mempunyai suku kata awal yang sama. misal : kaki-kali atau suku kata akhir yang sama misal ; nama-sama dan lain-lain (bahasa 3)
b. Kemampuan Melihat dan Memahami
1. menunjukkan gerakan-gerakan misal : duduk jongkok, berlari, makan, melompat, menangis, senang, sedih dan lain-lain
(bahasa 10).
2. Menceritakan pengalaman/kejadian secara sederhana (Bahasa 7)
3. Mengurutkan dan menceritakan isi gambar seri sederhana (3-4 gambar) (bahasa 16)
4. Menunjuk sebanyak-banyaknya benda, hewan, tanaman yang mempunyai warna, bentuk atau ukuran atau menurut ciri-ciri tertentu (kognitif 2)
5. Menyebut kembali benda-benda yang baru dilihatnya (kognitif 12)
6. Bercerita tentang gambar yang disediakan atau yang dibuat sendiri (Bahasa 15)
7. Menyebutkan posisi/keterangan tempat : misal : di luar, di dalam, di atas, di bawah, di depan, di belakang, di kiri, di kanan dsb
(bahasa 11)
c. Kemampuan Berbicara ( Berkomunikasi )
1. Menjawab pertanyaan tentang keterangan / informasi secara sederhana ( bahasa 8 )
2. Menceritakan pengalaman / kejadian secara sederhana (Bahasa 6)
3. Mendengarkan cerita dan menceritakan kembali isi cerita secara sederhana (bahasa 5)
4. Menghubungkan gambar/benda dengan kata (bahasa 17)
5. Mengurutkan dan menceritakan isi gambar seri sederhana (3-4 gambar) (bahasa 16)
6. Mengucapkan sajak dengan ekspresi (seni 25)
7. Menunjuk sebanyak-banykanya benda, hewan, tanaman yang mempunyai warna atau ukuran atau menurut ciri-ciri tertentu
(kognitif 2)

8. Bercerita tentang gambar yang disediakan atau yang dibuat sendiri (bahasa 15)
9. Menyanyi 15 lagu anak-anak ( seni 23)
10. Menyebutkan kata-kata yang mempunyai suku kata awal yang sama.
Misal : kaki – kali atau suku suku kata akhir yang sama misal :nama – sama dll (bahasa 3)
d. Membaca gambar
1. Mengurutkan dan menceritakan isi gambar seri sederhana (3-4 gambar) (bahasa 16)
2. Bercerita tentang gambar yang disediakan atau yang dibuat sendiri (bahasa 15)
2. Permainan Menulis.
a. Persiapan Menulis.
1. Meronce dengan manik-manik (seni 7)
2. Menggunting bebas (fisik motorik 6)
3. Merobek bebas (fisik motorik 7)
4. Mencocok dengan pola buatan guru (seni 13)
5. Menggambar bebas dengan berbagai media (pensil warna, krayon, arang dll) (seni 1)
6. Mewarnai bentuk gambar sederhana (1-6 lipatan) (fisik motorik 4)
7. Menyusun menara dari kubus minimal 8 kubus (fisik motorik 8)
8. Mencipta 2 bentuk bangunan dari balok (seni 8)
9. Menjahit jelujur 10 lubang dengan tali sepatu (fisik motorik 5)
10. Menggunting bebas (fisik motorik 6)
11.Meniru melipat kertas sederhana (1-6 lipatan) (fisik motorik 4)
12.Menganyam dengan kertas (seni 11)
13.Permainan warna dengan berbagai media misal : krayon, cat air dll
(seni 14)
b. Bentuk Tulisan
1. Mencoret.
a. Menjiplak dan meniru membuat garis tegak, datar, lengkung dan lingkaran (fisik motorik 3)
b. Membuat lingkaran dan segi empat (fisik motorik 9)
c. Melukis dengan jari (finger painting) (seni 15)
d. Permainan warna dengan berbagai media misal : krayon, catair dll (seni 14)
2. Tulisan Horisontal (Tahap linier)
a. Menjiplak dan meniru membuat garis tegak, datar, lengkung dan lingkaran (fisik motorik 3)
b. Membuat lingkaran dan segi empat (fisik motorik 9)
3. Menulis Acak
Menjiplak dan meniru membuat garis tegak, datar, lengkung dan lingkaran (fisik motorik 3)
4. Menulis nama
Menjiplak dan meniru membuat garis tegak, datar, lengkung dan lingkaran (fm 3)

3. Permainan berhitung di TK
Pelaksanaan permainan berhitung di TK dapat diaksanakan melalui penguasaan konsep, transisi, dan lambang bilangan terdapat di semua jalur matematika meliputi :
a. Jalur Pola
Anak diharapkan dapat mengenal dan menusun pola yang terdapat disekitarnya secara berurutan setelah melihat dua sampai tiga pola yang ditunjukkan oleh guru. Anak mampu membuat urutan pola sendiri sesuai dengan kreativitasnya, barmain pola di kelompokkan A dan B dimulai dengan menggunakan pola yang mudah sederhana selanjutnya menjadi kompleks.
Missal :
- Meronce
( sederhana )
( komplek )
- Mencontoh tulisan AB AB AB AB ( Sederhana )
ABB ABB ABB ABB ( Komplek )
- Mewarnai gambar bentuk geometri

M H M H M H M ( Sederhana )

M H H M H H M ( Komplek )

- Menempelkan bentuk geometri ( sama dengan diatas, dengan kertas berwarna )
- Menyusun benda daun – bunga – daun – bunga ( sederhanma
- Pola berjalan : tiga langkah satu loncat –tiga langkah satu loncat
- Pola tepuk tangan
b. Jalur Bilangan
Anak diharapkan mampu mengenal konsep bilangan, transisi, lambing.
Contoh :
Permainan aku pandai menghitung
- Delapan atau sepuluh gambar baju dan kancingnya
- Delapan atau sepuluh gambar hutuan dan binatang buas
- Delapan atau sepuluh gambar semangka dan bijinya
- Delapan atau sepuluh gambar pohon dan buahnya
- Delapan atau sepuluh gambar jalan dan mobil
c. Geometri
Anak diharapkan dapat mengenal dan menyebutkan berbagai macam benda berdasarkan bentuk geometri dengan cara mengamati benda – benda yang ada disekitar anak.
Contoh kegiatan :
- Menyebutkan benda – benda yang berbentuk segi empat, lingkaran yang ada di sekitar anak.
- Menciptakan bentuk – bentuk mobil dari kepingan geometri
- Menggunting bentuk segi tiga, segi empat,lingkaran.

d. Jalur Ukuran
Anak diharapkan dapat mengenal ukuran standartd yang bersifat informal atau alamiyah, Misal :
- Ukuran panjang = tali, benang, ranting, tusuk gigi, penjepit buku
- Ukuran waktu = Hitunglah bilangan 1 – 10 tepuk tangan.
Suara ketukan (memakai kaos kaki, sepatu, baju dsb)
e. Jalur Estimasi
Anak diharapkan dapat memiliki kemampuan memperkirakan (Estimasi) sesuatu misalnya perkiraan terhadap waktu, luas atau ruang selain itu anak terlatih untuk mengantisipasi kemungkinan yang terjadi.
Misal :
- berapa hari biji tumbuh
- berapa lamakita makan
- berapa lama anak dapat memantulkan bola
- berapa ketukan gambarkan selesai.
f. Jalur Klasifikasi
Anak diharapkan dapat mengelompokkan atau memilih benda berdasarkan jenis, fungsi, warna, bentuk pasangannya sesuai yang dicontohkan dan tugas yang diberikan oleh guru.
Kegiatan → mengelompokkan mewarnai dan menandai binatang berkaki 4

Kegiatan lain :
- Mengelompokkan benda menurut posisi
- Mengelompokkan benda dengan ciri tertentu
- Mengelompokkan tekstur
- Mengelompokkan rasa
g. Jalur Statistika
Anak diharapkan dapat memiliki kemampuan untuk memahami perbedaan – perbedaan dalam jumlah dan perbandingan dari hasil pengamatan terhadap suatu obyek ( dalam bentuk visual ).
Contoh kegiatan:
- Mengenal konsep bilangan sama dan tidak sama, lebih dan kurang, banyak dan sedikit.
h. Jalur Pemecahan masalah
Setiap saat guru dapat melemparkan soal secara lisan, anak mencoba menjawab (dapat sebagi selingan kegiatan )







1. Permainan berhitung diberikan secara bertahap diawali dengan menghitung benda atau pengalaman peristiwa konkrit yang dialami melalui pengalaman terhadap alam sekitar.
2. Pengetahuan dan ketrampilan pada permainan berhitung diberikan secara bertahap menurut tingkat kesukarannya. Misalnya dari konkrit ke abstrak, mudah ke sukar, sederhana ke lebih kompleks.
3. Permainan berhitung akan lebih berhasil jika anak diberi kesempatan berpartisipasi dan dirangsang untuk menyelesaikan masalah – masalahnya sendiri.
4. Permainan berhitung membutuhkan suasana menyenangkan dan memberikan rasa aman serta kebebasan bagi anak. Untuk itu diperlukan alat peraga/media sesuai dengan tujuan menarik dan bervariasi mudah digunakan dan tidak membahayakan.
5. Bahasa yang digunakan didalam pengenalan konsep berhitung seyogyanya bahasa yang sederhana dan jika memungkinkan mengambil contoh yang terdapat dilingkungan sekitar anak.
6. Dalam permainan berhitung anak dapat dikelompokkan sesuai tahap penguasaan berhitung yaitu tahap konsep, masa transisi dan lambang.
7. Dalam mengevaluasi hasil perkembangan anak harus dimulai dari awal sampai akhir kegiatan.
1. Pola
2. Bilangan
3. Geometri
4. Ukuran
5. Estimasi / Probabilitas
6. Klasifikasi
7. Statistika
8. Pemecahan masalah.

No comments:

Post a Comment