Friday 29 October 2010

diktat SPI

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang maha agung yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada segenap umat manusia di alam semesta ini, semoga limpahan salam tetap pada panutan kita nabi akhir zaman, amin…
Kami menyusun diktat sederhana ini dalam rangka untuk membantu mahasiswa dalam memahami materi peristiwa sejarah sebelum datangnya islam yang dikatakan sebagai masa Jahiliyah atau masa kebodohan, dengan seizinnya setelah pembahasan ini akan penulis teruskan ke pembahasan yang lain sesuai dengan periodesasi sejarah dan kebudayaan islam
Tentu saja dalam penulisan ini masih banyak kekurangan dan kesalahan yang tidak terlepas dari keterbatasan kemampuan penulis, maka kami mohon saran dan kritik yang membangun guna perbaikan pembahasan selanjutnya.
Demikian sebagai awal dari mohon pangetu kami kepada semua pihak, agar dapat menjadi motivasi tersendiri bagi penulis pada mmasa-masa yang akan datang. Amien…

Jepara, 17 Desember 1992
Penulis


Drs. Sunhaji Sutikno











DAFTAR ISI
1. KATA PENGANTAR
2. DAFTAR ISI
3. BAB I PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM
B. SUMBER-SUMBER SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM
C. FAEDAH MEMPELAJARI SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM
D. AWAL MULA MUNCULNYA SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM
E. PERIODESASI SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM
4. BAB II BANGSA ARAB SEBELUM ISLAM
A. PENGANTAR
B. NAMA ARAB
C. TINJAUAN GEOGRAFIS
5. BAB III BANGSA ARAB DAN STRUKTUR MASYARAKATNYA
A. PENDUDUK
B. STRUKTUR MASYARAKAT
C. PEMERINTAHAN
D. KEAGAMAAN
E. KEBUDAYAAN
6. DAFTAR PUSTAKA












BAB I
PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM
Sebelum kita membicarakan tentang sejarah dan kebudayaan islam (SKI) secara keseluruhan, terlebih dahulu kita perlu mengetahui apa yang dinamakan SKI itu sendiri.
SKI terdiri dari tiga kata, masing-masing kata Sejarah, Kebudayaan, dan Islam yang penjelasannya adalah sebagai berikut :
1. Sejarah
Dalam Kamus Umum Indonesia yang dikarang oleh W.J.S. Poerwadarminta, kata sejarah diartikan dengan :
a. Silsilah; asal-usul (keturunan).
b. Kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa yang lampau.
c. Riwayat
d. Tambo
Disamping beberapa pengertian di atas, ada yang berpendapat bahwa kata sejarah itu diambil dari kata “Syajarah” yang berarti pohon, yang melambangkan silsilah orang-oranng besar. Dikatakan demikian, karena dulunya sejarah merupakan cerita yang mengisahkan silsilah orang-orang besar. Kata Syajarah atau Syajaratun ini masuk bahasa melayu tidak lama sesudah abad ke-13 dan kemudian mengambil bentuk Syajarah yang mirip sekali dengan ucapan bahasa Indonesia modern.
Sejumlah kata lainnya, beberapa diantaranya dipinjam dari bahasa arab dan sebagian lain tidak, sering kali dipakai untuk menyatakan suatu kajian tentang masa lampau. Misalnya, kata silsilah juga menunjuk pada keluarga atau nenek moyang; riwayat serta hikayat dikaitkan dengan cerita yang diambil dari kehidupan (kadang-kadang lebih mengenai perseorangan daripada keluarga), sedangkan kata tarikh dan babad lebih diarahkan pada waktu dan kejadian-kejadian. Kemudian ada kata-kata yang mengandung arti yang lebih khusus dalam kebudayaan daerah, seperti tambo (Minangkabau), tutui teteek (roti) dan lain sebagainya. Kita bahkan dapat memasukkan kedalam jenis perkataan ini, kata-kata yang sangat umum seperti kisah atau cerita, yang kadang-kadang dipergunakan dalam bahasa sehari-hari untuk menunjuk kemasa lampau.
Sesungguhnya arti asli dari semua isltilah ini, jelas tidak satupun yang mendekati apa yang kita maksudkan dengan kata sejarah dewasa ini. Kebanyakan buku tentang ini mengartikan atau secara langsung mengatakan bahwa artian modern dari sejarah sangat tergantung pada pemikiran barat. Misalnya kata inggris history berasal langsung dari bahasa yunani kuno istoria yang kurang lebih berarti belajar dengan cara bertanya-tanya.
Istoria, selain berarti belajar dengan cara bertanya-tanya, juga berarti ilmu. Menurut filosof yunani Aristoteles, istoria berarti suatu pertelaan sistematis mengenai seoerangkat gejala alam, entah susunan kronologi merupakan factor atau tidak didalam pentelaahan itu. Penggunaan tersebut –meskipun jarang- masih tetap hidup didalam bahasa inggris dan didalalm sebutan Natural History. Karena perkembangan zaman, kata Latin yang sama artinya Scientea, lebih sering dipergunakan untuk menyebutkan pertelaahan sistematis non kronologis tentang gejala alam, sedangkan kata istoria biasanya dipergunakan bagi pentelaahan mengenai gejala-gejala (terutama hal ihwal manusia) dalam urutan kronologis.
Sejumlah kata lainnya dari bahasa-bahasa Eropa menunjukkan berbagai arti history bila kita menggunakannya dalam arti yang paling umum, seperti kronika (chronicle), keturunan (genealogy), tarikh (annals), syair kepahlawanan (epic) dan sebagainya. Akan tetapi secara umum, kata history pada masa kini sering diartikan dengan masa lampau umat manusia. Bandingkan dengan kata Jerman untuk sejarah Geschichte yang berasal dari kata ge-scheken yang artinya terjadi. Kata Geschichte berarti sesuatu yang telah terjadi. Arti ini darippada kata sejarah acapkali dijumpai didalam ucapan-ucapan yang terlalu sering dipakai, seperti semua sejarah mengajarkan sesuatu atau pelajaran-pelajaran sejarah.
Sebagaimana tadi telah disinggung, bahwa sejarahdalam bahasa asingnya adalah tarikh (arab) dan kata itu diambil dari kata kerja bentuk lampau (fi’il maadzi) arrakha yang masdarnya menjadi tarikhan dan arrakhan yang bacaannya menjadi tarikh sebagaimana telah kita maklumi bersama. Adapun arti kata tersebut adalah mengetahui waktu. Akan tetapi disamping itu ada yang berpendapat bahwa arti tarikh adalah rentetan cerita atau kejadian yang terjadi di masa lampau.
Untuk mendukung pengertian diatas, maka disini akan diajukan beberapa definisi sejarah dari beberapa tokoh. Diantaranya adalah
A. Al-Kafiyaji (Al-Kafiji)
Sejarah adalah penentuan waktu yang dikaitkan dengan waktu secara mutlak, baik waktu yang telah lampau, waktu kini atapun waktu yang akan datang.
B. Allan Nevis
Pada hakekatnya, sejarah adalah sebuah jembatan yang menghubungkan masa lampau dengan masa kini dan sebagai jalan untuk menuju masa yang akan datang.
C. Ibnu Khaldun
Sejarah adalah catatan masyarakat umat manusia atau peradaban dunia; tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak itu, seperti keliaran, keramah-tamahan dan solidaritas golongan; tentang revolusi-revolusi dan pemberontakan-pemberontakan oleh segolongan rakyat melawan golongan yang lain dengan akibat timbulnya kerajaan-kerajaan dan Negara-negara dengan tingkat bermacam-macam; tentang macam-macam dan kedudukan orang, baik untuk mencapai penghidupannya maupun dalam bermacam-macam cabang ilmu pengeetahuan dan pertukangan, dan pada umumnya tentang segala perubahan yang terjadi pada masyarakat karena watak masyarakat itu sendiri.


D. Sidi Gazalba
Sejarah adalah gambaran masa lampau tentang manusia dan sekitarnya sebagai makhluk social yang disusun secara ilmiah dan lengkap yang meliputi urutan, fakta masa tersebut dengan tafsiran dan penjelasan yang memberi pengertian dan kefahaman tentang apa yang telah berlalu.
2. Kebudayaan
Sebagaimana diketahui, bahwa kata kebudayaan berasal dari kata budaya yang berarti pikiran; akal budi. Disamping ada yang berpendapat bahwa kata kebudayaan merupakan gabungan dari kata budi dan daya. Budi berasal dari bahasa Sansekerta yakni Buddhi yang artinya adalah akal, pikiran, kecerdikan, watak, kebijaksanaan, kebajikan, maksud yang mulia. Daya yang berarti akal, ukur-alit, ikhtiyar, tipu, muslihat, godaan. Kedua kata tersebut kemudian digabungkan menjadi satu, dan memperoleh awalan ke- serta akhiran –an, sehingga menjadi kebudayaan.
Dalam bahasa asing, kata kebudayaan diterjemahkan dengan culture (Inggris); kultur (Jerman); cultuur (Belanda). Menurut Enno Van Gelder, bahwa etimologi kata ini berasal dari bahasa Latin Colore yang berarti mengerjakan, memelihara, dan memuja. Dikatakan demikian karena hal itu merupakan usaha yang dilakukan pada barang atau daya intelek untuk memperbaiki atau memulihkan.
Untuk memperjelas pengertian diatas, maka disini dikemukakan beberapa pendapat mengenai kebudayaan. Diantaranya adalah pendapat dari :
A. W.J.S. Poerwadarminta.
Kebudayaan adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia, seperti kepercayaan, kesenian, adat-istiadat, dan lain sebagainya.
B. H.A. Salim.
Kebudayaan adalah persatuan antara budi dan daya menjadi makna yang sejiwa, tidak lagi menerima pembagian atau pemisah atas dua maknanya masing-masing.
C. Kuntjaraningrat
Kebudayaan adalah keseluruhan dari kelakuan dan hasil kelakuan manusia yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatnya dengan belajar dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat.
D. P.J. Zoet Mulder.
Kebudayaan adalah perkembangan terpimpin oleh manusia budiawan dari kemungkinan-kemungkinan dan tenaga-tenaga alam, terutama alam manusia, sehingga ia merupakan satu kesatuan yang harmonis.
E. E.B. Tylor
Kebudayaan adalah suatu kesatuan jalinan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, susila, hukum, adat dan setiap kesanggupan yang diperoleh seseorang sebagai anggota masyarakat.
F. K.A.H. Hidding
Kebudayaan adalah pengolahan alam.
Dari beberapa definisi yang ada, dapat disimpulkan bahwa kebudayaan adalah segala hasil pemikiran dan daya cipta manusia dengan cara mengubah, memberi bentuk dan susunan baru kepada pemberian alam, sesuai dengan kebutuhan jasmani dan rohani. Dengan demikian kita mengetahui bahwa sesungguhnya ada dua unsur yang penting dalam kebudayaan yaitu :
1. Unsur jasmani (kebendaan) yang meliputi segala hal (benda) buatan manusia sebagai perwujudan dari akalnya, dan hasil ini dapat diubah, karena berupa benda konkrit.
2. Unsur rohani (kejiwaan) yang meliputi alam pikiran, pandangan hidup, kumpulan pikiran dan perasaan yang teratur, baik yang hanya diucapkan, maupun yang tertulis. Semuanya itu tidak dapat diubah dan hanya penyelesaiannya saja yang dapat diubah. Misalnya kepercayaan, adat-istiadat, kesenian dan kemasyarakatan.
Untuk sedikit memberi penjelasan, maka dalam dikdat ini dijelaskan pula tentang pranata kebudayaan.
Pranata disini mengandung arti institution untuk membedakan dengan istilah institute dalam bahasa inggris. Institution adalah kelakuan berpola pada manusia dalam kebudayaannya, sedangkan institute adalah suatu badan atau organisasi yang berfungsi dalam suatu lapangan kehidupan masyarakat yang khas, biasanya lapangan penelitian, pendidikan, pembinaan, dan pengembangan.
Institution atau pranata kebudayaan dapat digolongkan menjadi delapan kelompok, yang meliputi :
1. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan kehidupan kekerabatan, yaitu yang sering disebut kinship atau domestic institution. Misalnya penglamaran, perkawinan, poligami, pengasuhan anak-anak, perceraian dan lain sebagainya.
2. Pranata-pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk pencarian hidup, memproduksi, menimbun, dan mendistribusi harta benda, yang disebut dengan economic institution. Misalnya pertanian, peternakan, perburuan, feodalisme, industri, barter, koperasi, penjualan dan lain sebagainya.
3. Pranata-pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan penerangan dan pendidikan manusia supaya menjadi anggota masyarakat yang berguna, yang disebut dengan education institution. Misalnya adalah pengasuhan anak-anak, pendidikan rakyat, pendidikan menengah, pendidikan tinggi, pemberantasan buta huruf, pendidikan keagamaan, pers, perpustakaan umum dan lain sebagainya.
4. Pranata-pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ilmiah manusia, menyelami alam semesta, yang disebut dengan scientific institution. Misalnya adalah metodik ilmiah, penelitian, pendidikan ilmiah, dan lain sebagainya.
5. Pranata-pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk menyatakan rasa keindahan dan untuk rekreasi, yang disebut dengan aesthetic and recreational institution. Misalnya adalah seni rupa, seni suara, seni gerak, seni drama, kesusastraan, sport, dan lain sebagainya.
6. Pranata-pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan tuhan atau dengan alam gaib, yang disebut dengan religious institution. Misalnya adalah masjid, gereja, pura, doa, kenduri, upacara, penyiaran agama, pantangan, ilmu gaib dan lain sebagainya.
7. Pranata-pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam mengatur kehidupan berkelompok secara besar-besaran atau kehidupan bernegara, yang disebut dengan political institutions. Misalnya adalah pemerintahan, demokrasi, kehakiman, kepartaian, kepolisian, ketentaraan dan lain sebagainya.
8. Pranata-pranata yang mengurus kebutuhan jasmaniah dari manusia, yang disebut dengan somatic institutions. Misalnya adalah pemeliharaan kecantikan, pemeliharaan kesehatan, kedokteran dan lain sebagainya.
Disamping adanya pranata kebudayaan yang telah disebutkan diatas, kiranya juga perlu diketahui adanya pembagian kebudayaan, seperti pendapat-pendapat tersebut.
A. Kuntjaraningrat membagi kebudayaan menjadi tujuh bagian, yang meliputi ;
1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-alat transportasi, dan lain sebagainya).
2. Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi (pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem distribusi dan lain sebagainya).
3. Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, sistem perkawinan).
4. Bahasa (lisan maupun tulisan).
5. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak, dan lain sebagainya).
6. Ilmu pengetahuan.
7. Religi.
B. Montagu membagi kebudayaan menjadi 12 bagian, yang meliputi :
1. Pola komunikasi : mimik, bahasa, tulisan, dan lain sebagainya.
2. Bentuk-bentuk material. Seperti :
a. Kebiasaan makan dan mendapatkan makanan.
b. Merawat diri dan pakaina.
c. Perlindungan
d. Periuk-belanga
e. Senjata
f. Kegiatan dan industri
g. Transport dan perjalanan
3. Pertukaran barang-barang dan jasa yaitu seperti barter, perusahaan dan dagang.
4. Bentuk-bentuk milik yaitu seperti bergerak dan tidak bergerak.
5. Kelamin dan pola-pola famili
a. Perkawinan dan perceraian
b. Metode penentuan hubungan famili
c. Perwalian
d. Pusaka
6. Kontrol sosial
a. Moral
b. Anggapan umur
7. Pemerintahan
a. Bentuk-bentuk politik
b. Peradilan dan prosedur hukum
8. Praktek religi dan magic
9. Mitologi dan filsafat
10. Ilmu
11. Kesenian seperti ukiran, lukisan, gambar, tarian, musik, kesusastraan dan lain sebagainya.
12. Rekreasi seperti olahraga, pertandingan dan lain sebagainya.
3. Islam
Islam berasal dari akar kata s.l.m atau dari kata kerja bentuk lampau (fi’il madzi : salam) yang berarti perdamaian dan keamanan. Hal itu sesuai dengan firman Allah pada surat Al-Furqan, ayat: 63 yaitu :
            
63. dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.
Namun istilah Islam itu mengalami perkembangan, sehingga menjadi :
“Diin akhir zaman yang diturunkan Allah untuk semua golongan umat manusia, melalui utusannya yaitu Nabi Muhammad SAW. Yang didasarkan kepada dua ajaran pokok yaitu Kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunnatur Rasul (Al-Hadits)”.
Dari dua ajaran pokok itu terkandung beberapa aspek kehidupan manusia, baik ‘Ubudiyah maupun Muamalah. Ubudiyah adalah hubungan vertikal antara manusia dengan Tuhannya, dan Muamalah adalah hubungan horisontal antara manusia dengan manusia. Misalnya adalah kemasyarakatan, kenegaraan, politik, perang, ekonomi, ilmu, etika, perkawinan, perceraian, harta pusaka, pembagian kekayaan, hukum dan lain sebagainya.
Dengan demikian, jaran Islam cakupannya sangat luas, yang tidak hanya mengajarkan sistem-sistem keagamaan saja, melainkan lebih dari itu. Oleh karena itu sudahlah wajar, jika sarjana barat (H.A.R. Gibb) menyatakan bahwa “Islam is indeed much more than a system of theology, it is a complete civilization”.
Dengan adanya beberapa definisi tersebut, maka kiranya dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sejarah dan kebudayaan islam adalah catatan peristiwa (kejadian) tentang hasil budaya umat Islam dimasa lampau, yang meliputi unsur-unsur sebagai berikut :
1. Yang bersifat materiil, seperti bangunan-bangunan masjid, sekolah, istana, makam, dan lain sebagainya.
2. Yang bersifat non-materiil, seperti ilmu pengetahuan, kesenian, dan lain sebagainya.
Sebetulnya, hasil budaya islam itu bukan hanya datang dari orang-orang islam (kaum muslimin) saja, melainkan juga dipengaruhi oleh unsur non-islam yang bersifat tidak langsung. Misalnya, tatkala umat islam menaklukkan daerah Persi dan Rumawi yang lama sebelum islam datang kebudayaan mereka sudah maju, maka umat islam sangat memperhatikan mereka. Setelah diperhatikan oleh umat islam, maka secara teratur kebudayaan itu merembes kedalam masyarakat islam, dan akhirnya kebudayaan tersebut mempengaruhi cara berpikir umat Islam.
Hal semacam itu juga dapat dilihat tatkala agama islam masuk ke Nusantara (Abad ke-13) yang dibawa oleh pedagang dan diteruskan oleh para wali (Wali Songo).
Sebagaimana diketahui bahwa para wali tidak pernah menghancurkan bangunan-bangunan yang dimiliki oleh agama-agama sebelumnya (Budha dan Hindu). Akan tetapi para wali berusaha untuk membuang ketakhayulan tanpa mengurangi kegemaran dan apa saja yang disukai oleh rakyat, sehingga dalam hal ini dapat dilihat adanya perpaduan antara dua kebudayaan yakni Hindu dan Islam, seperti adanya menara masjid kudus yang mirip dengan bangunan candi. Hal ini bukan hanya terjadi di negeri kita saja, namun mungkin terjadi pula di negara-negara lain.
B. SUMBER-SUMBER SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
Biasanya sumber-sumber yang dapat dijadikan sebagai alat bukti tentang terjadinya peristiwa sejarah ialah berupa peninggalan-peninggalan kuno. Diantaranya ada yang berbentuk relief-relief, monument-monumen, manuskrip-manuskrip atau bukti-bukti lain yang otentik.
Akan tetapi jika diperhatikan sumber-sumber sejarah Kebudayaan Islam, berbeda dengan penulisan sejarah yang bukan Islam (sejarah umum). Kalau sejarah umum sumbernya sebagaimana tertera diatas, maka sumber-sumber sejarah kebudayaan islam mempunyai sedikit perbedaan.
Adapun sumber-sumber Sejarah Kebudayaan Islam adalah :
1. Al-Qur’anul Karim.
Sumber ini tidak akan lapuk dan punah serta tidak akan hancur. Akan tetapi sebaliknya, akan kekal abadi, sesuai dengan firman Allah dalam surat Al Hijr ayat: 9 yang berbunyi :



  •     
9. Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya[793].
2. Al Hadits.
Yaitu segala tingkah laku perbuatan, perkataan, serta taqrir (ketetapan) nabi Muhammad SAW.
3. Ar Riwayah.
Yaitu segala tingkah laku perbuatan, perkataan yang dikeluarkan oleh para sahabat.
4. Syair atau lirik yang bersifat keislaman.
5. Peninggalan-peninggalan kuno.
Diantaranya adalah masjid, makam, manuskrip, monumen, mata uang, relief, hikayat, babad, tambo dan lain sebagainya.

C. FAEDAH MEMPELAJARI SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
Diantaranya adalah :
1. Dapat mengetahui keadaan/suasana umat islam di masa lampau, yang nantinya dapat dijadikan pelajaran untuk masa-masa yang akan datang. Hal itu sesuai dengan ucapan Alexis de taequeville yang berbunyi : “History is amirror of past and a lesson for the presen”t.
2. Dapat menambah rasa keagamaan (Islam), sebab dengan belajar SKI berarti mempelajari sebagian ilmu pengetahuan agama islam. Lebih-lebih SKI bukanlah ilmu yang berdiri sendiri, melainkan salah satu bagian atau cabang dari ilmu agama.
3. Dapat menambah ilmu pengetahuan dan mempercerdas akal pikiran manusia. Hal itu sesuai ungkapan Imam Syafi’i yang artinya: “barang siapa yang mempelajari sejarah akal pikirannya akan menjadi cerdas”. Disamping juga ada ungkapan yang berbunyi : “History is science, no more and no less”.

D. AWAL MULA MUNCULNYA SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

Karena SKI merupakan suatu catatan waktu dan hasil pemikiran atau daya upaya umat Islam, sudah barang tentu munculnya SKI itu bersamaan dengan munculnya agama Islam.
Pada tahun 611 M. Turunlah wahyu yang pertama kepada nabi Muhammad SAW. yang diabadikan dalam surat Al-Alaq ayat 1-5 yang berbunyi :
                        
1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589],
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Dengan turunnya ayat tersebut, berarti Nabi Muhammad SAW.telah menerima beban dari Allah SWT.melalui malaikat Jibril, yang mulai saat itu pula nabi ditunjuk sebagai Rasul terakhir. Selama lebih kurang 12 tahun, beliau menyebarkan agama islam di Makkah, dalam rangka pembentukan aqidah agama islam. Mulai saat inilah awal mula proses terjadinya SKI.
Dari Kurun Makkah, kemudian Nabi Muhammad hijrah ke Yastrib dan kemudian menetap disana kurang lebih 10 tahun sampai wafatnya.
Di Madinah nabi Muhammad mulai membentuk suatu masyarakat baru, yaitu masyarakat islam yang dipimpin langsung oleh Nabi. Setelah Nabi wafat, kemudian tugas-tugasnya diteruskan oleh para kholifah (Khulafaur Rasyidin) yang amat gigih dalam memperjuangkan agama islam tersebut. Dari kurun sahabat ini, Islam mulai tersebar keluar dunia Arab, bahkan ke seluruh penjuru dunia sebagaimana kita lihat seperti saat sekarang ini.
Kiranya perlu diketahui, bahwa dengan adanya masyarakat, maka terjadilah suatu wadah kebudayaan. Karena masyarakat yang diciptakan Nabi adalah masyarakat islam, maka sudahlah wajar jika pada saat itu terbentuklah asas dan prinsip-prinsip SKI.
Dengan demikian dapatlah dipahami bahwa munculnya SKI prosesnya dimulai dari turunnya wahyu yang pertama, sebagaimana tersebut diatas.

E. PERIODESASI SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

Diantara para ahli sejarah kebudayaan, ada yang membagi periodesasi SKI menjadi enam periode, sesuai dengan perubahan-perubahan politik, ekonomi, dan sosial dalam masyarakat islam selama masa itu, sehingga dengan demikian menonjollah ciri-ciri khas dalam masing-masing periode itu.
Adapun enam periode tersebut meliputi :
1. Masa Permulaan Islam
Periode ini dimulai dari lahirnya Islam (17 Ramadhan 12 tahun sebelum Hijriyah) sampai dengan tahun 41 H. (6 Agustus 610 M. Sampai dengan 661M.)
2. Masa Daulah Umawiyah
Periode ini dimulai dari tahun 41 H. Sampai 132 H. (661 M. Sampai 750 M.).
3. Masa Daulah Abbasiyah
Periode ini dapat dibagi menjadi beberapa fase yang meliputi :
a. Masa Daulah Abbasiyah I
Periode ini dimulai dari tahun 132 H. Sampai 232 H. (750 M. – 847 M.).
b. Masa Daulah Abbasiyah II
Periode ini dimulai dari tahun 232 H. -334 H. (847 M. - 946 M.).
c. Masa Daulah Abbasiyah III
Periode ini dimulai dari tahun 334 H. – 467 H. (946 M. – 1075 M.).
d. Masa Daulah Abbasiyah IV
Periode ini dimulai dari tahun 467 H, - 656 H. (1075 M. - 1258 M.).

4. Masa Daulah Mongoliyah
Periode ini dimulai dari tahun 656 H. – 925 H. (1258 M. – 1520 M.)
5. Masa Daulah Utsmaniyah
Periode ini dimulai dari tahun 925 H. – 1213 H. (1520 M. – 1801 M.)
6. Masa Kebangkitan Baru atau Masa Modern.
Periode ini dimulai dari tahun 1213 H. / 1801 M. Sampai dengan saat sekarang.
Catatan :
Kiranya perlu diketahui, bahwa sebelum kita mempelajari SKI dimasa permulaan Islam, ada baiknya jika terlebih dahulu kita mempelajari keadaan sejatah dan kebudayaan sebelumnya, yaitu sekilas tentang sejarah bangsa arab sebelum Islam (masa Jahiliyah).
















BAB II
BANGSA ARAB SEBELUM ISLAM
A. PENGANTAR
Sebelum kita mempelajari arah SKI lebih lanjut, baiknya kita mengetahui dahulu keadaan ilmu bumi atau tinjauan geografis dunia Arab sebelum Islam. Begitu pula keadaan masyarakat dan politiknya.
Sebetulnya, sebelum agama Islam turun disana, sejarah negeri itu tidak dikenal sama sekali. Untung agama islam turun dilengkapi al Qur’an, yang diantara isinya menceritakan keadaan umat sebelumnya. Diantara faktor-faktor yang menyebabkan tidak dikenalnya sejarah negeri tersebut adalah :
1. Tidak adanya kesatuan politik, karena mayoritas diantara penduduknya terdiri dari bangsa badui yang senang mengembara keluar. Di samping juga senang bermusuhan antar suku, serta tidak adanya solidaritas dan tidak adanya pemerintahan yang kuat.
2. Mayoritas diantara mereka tidak mengerti hal tulis menulis, karena mereka masih dalam keadaan bodoh. Oleh karena itu, mereka tidak pernah mencatat segala sesuatu yang pernah terjadi. Adapun sebelum itu, pusat pemberitaannya diambil dari cerita dari mulut ke mulut.
Selanjutnya untuk mempermudah uraian ini, maka uraian ini diurutkan sebagai berikut.
B. NAMA ARAB
Arti asli dari kata Arab, sampai sekarang masih kabur, walaupun para ahli filologi telah berusaha untuk memberikan arti kata tersebut. Di antaranya ada yang berpendapat bahwa kata Arab berasal dari :
1. Bahasa Semit yang berarti Barat , nama arab ini digunakan bagi semua orang yang berdiam di sebelah barat lembah Furat. Namun, penjelasan ini tidak beralasan.
2. Muhammad Hasyim ‘Athiya menyatakan bahwa kata arab itu mempunyai arti yang sama dengan kata Arabha dari bahasa ibrani yang berarti tanah gelap atau steppe . Kata ini seasal dengan kata Abhar yang berarti Rahlah yang berarti pengembara. Dikatakan demikian karena mayoritas dari bangsa arab senag mengembara, senang berpindah dari satu tempat ke tempat lain (nomaden). Karenamempunyai watak yang demikian, maka disebut dengan bangsa Arab.
3. Theodore Noeldeke (seorang orientalis bangsa Jerman) mengatakan bahwa kata Arab atau Arabia itu berarti gurun pasir. Dikatakan demikian karena tanah semenanjung itu sebagian besar tanahnya terdiri dari gurun pasir. Dengan demikian, semenanjung tersebut disebut Arab.
Kiranya pendapat pada butir 2 dan 3 dapat dipadukan, sehingga pengertiannya menjadi rumusan atau batasan yang memberi pengertian bahwa Arab adalah sewmenanjung yang sebagian tanah terdiri dari gurun yang kehidupan bangsanya senang hidup mengembara (nomiden).
C. TINJAUAN GEOGRAFIS
Negeri Arab atau biasa juga dikenal dengan Jaziratul Arab atau semenanjung Arab, adalah satu semenanjung yang terbesar di dunia.
Adapun luasnya kira-kira 1000 x 1000 x 1 Km2 (sepertiga luas Eropa). Sedangkan letaknya disebelah barat daya benua Asia. Jadi jelasnya, semenanjung itu dibatasi oleh 3 perairan dan 2 gurun pasir, yang meliputi :
1. Sebelah utara dibatasi oleh Gurun Irak dan Gurun Syam.
2. Sebelah selatan dibatasi oleh Samudra Hindia.
3. Sebelah barat dibatasi oleh Laut Merah, dan
4. Sebelah timur dibatasi oleh Teluk Persia.
Noeldeke menyebut negeri itu dengan Sahara atau padang pasir, sebab negerinya diliputi oleh Sahara (gurun). Menurutnya, kata Arab sudah tercantum dalam kitab-kitab Yunani.
Meskipun negeri itu dikatakan Sahara, namun bukanlah berarti bahwa semua negerinya terdiri dari sahara. Bahkan kalau dilihat, saharanya hanya terletak ditengah-tengah jazirah saja, yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda. Adapun sahara yang terkenal adalah :
a. Sahara Langit (Nufud).
b. Sahara selatan
c. Sahara Heart (Batu Hitam).
Kebanyakan para ahli dalam membagi wilayah tersebut berbeda pendapat. Ada yang mengatakan negeri itu dibagi menjadi dua, tiga, ada juga yang membaginya menjadi lima bagian, bahkan ada yang membaginya Sembilan bagian.
Adapun yang membaginya menjadi dua bagian mengatakan bahwa Jazirah Arab itu terdiri atas bagian tengah dan tepi. Bagian tengah terdiri dari tanah pegunungan yang jarang mendapatkan air hujan. Penduduknya sedikit sekali, terdiri dari kaum pengembara yang hidupnya selalu berpindah-pindah tempat menuruti turunnya hujan, dan mencari padang-padang yang ditumbuhi rumput sebagai tempat mengembala ternak mereka. Bagian tengah ini terbagi juga menjadi dua bagian, bagian utara disebut Nejed dan bagian selatan disebut Al-Ahqaf. Bagian selatan ini penduduknya sangat sedikit, oleh karenanya bagian itu dikenal dengan nama Ar-Rub’ul Khali. Selanjutnya bagian tepi, merupakan sebuah pita kecil yang melingkari jazirah itu. Pada pertemuan laut merah dan laut india, pita itu agak lebar. Jazirah Arab bagian tepi ini, hujan turun dengan teratur. Oleh karena itu, penduduknya hidup tidak mengembara, melainkan menepat ditempat tinggalnya.mereka mendirikan kota-kota dan kerajaan-kerajaan, dan sempat pula membina berbagai ragam kebudayaan, sehingga mereka disebut dengan Ahlul-Hadlarah. Pada bagian tepi itu terdapat kota-kota dan kerajaan-kerajaan, seperti Al-Ahsha (Bahrain), Oman, Mahrah, Hadlralmaut, Yaman, dan Hijaz. Bahkan dibagian tepi disebelah utara pernah berdiri kerajaan Hirah dan Kerajaan Gasasinah.

Sedangkan pembagian yang tiga meliputi :
1. Arabia Petrix yaitu daerah-daerah yang terletak di sebelah barat daya lembah Syam.
2. Arabia Desrta yaitu daerah Syam itu sendiri.
3. Arabia Felix yaitu negeri Yaman (Bumi Hijau).
Adapun pembagian yang Lima, meliputi :
1. Tihamah
Secara bahasa, kata Tihamah berarti sangat panas. Dikatakan demikian, karena udara disana betul-betul sangat panas. Bahkan tumbuhan-pun tidak ada sama sekali, karena jarang turun hujan. Adapun letaknya di sebelah barat Hijaz. Nama lain dari Tihamah adalah Ghur yang artinya dataran rendah atau gurun.
2. Hijaz
Secara bahasa Hijaz berarti penghambat atau Tirai. Daerah ini semata-mata terdiri dari bukit barisan yang memanjang dari sebelah utara Yaman sampai ke daratan Syam. Disini udaranya sangat panas. Jarang sekali turun hujan, dan kalau turun hujan, maka terjadilah banjir yang airnya begitu derasnya mengalir ke laut, karena di situ terdapat lembah-lembah yang begitu banyak, sehingga tanahnya tandus. Kota-kotanya yang terkenal ialah Makkah, Yatsrib (Madinah) dan Thaif.
Dinamakan Hijaz yang berarti penghambat, sebab derah itu menghambat tanah rendah Tihamah dengan dataran tinggi Nejed
3. Nejed
Secara bahasa Nejed berarti tinggi. Maksudnya adalah daerah ini merupakan dataran tinggi yang terletak disebelah timur Hijaz. Disini tidak ada lembah ataupun tanah subur, walaupun di balik itu udaranya nyaman. Pemandangannya pun indah, terutama pada musim bunga karena derahnya diliputi oleh rumput-rumput hijau. Begitu pula pohon-pohonnya yang rindang serta bunga-bunganya yang beraneka ragam.
4. Arudl
Secara bahasa Arudl berarti terhampar. Maksudnya adalah daerah itu terhampar antara Nejed, Irak, dan Yaman. Negeri-negerinya ialah Yamamah dan Bahraen.
5. Yaman.
Secara bahasa kata Yumn, yang berarti berkat, sebab daerah ini penuh dengan berkah dari Tuhan. Wilayah ini terletak di sebelah selatan Nejed sampai ke tepi pantai lautan Hindia, ke timur memanjang sampai ke Oman.
Disini tanahnya rendah, udaranya sedang dan banyak turun hujan. Oleh karena itu, tanahnya subur dan merupakan pusat air, sehingga sudahlah wajar jika banyak pendiuduk yang bermukim di situ. Mereka membuat rumah-rumah dari batu serta membuat bendungan-bendungan untuk penampungan air.
Wilayah ini oleh bangsa Rumawi disebut dengan Arabia Felix (Tanah Arab yang mulia).

BAB III
BANGSA ARAB DAN STRUKTUR MASYARAKAT
A. PENDUDUK
Bangsa Arab yang mendiami Jazirah Arab itu termasuk rumpun bangsa Semit (Samiyah), yang merupakan keturunan dari Sam bin Nuh. Selain bangsa Arab, ada bangsa lain yang termasuk rumpun tersebut, seperti Asyuria, Babilonia, Phunisia dan Ibrani.
Pada garis besarnya, penduduk Jazirah Arab dapat dibagi dua, yaitu :
1. Arab Baidah (Arab yang telah musnah), yaitu orang-orang Arab yang telah lenyap jejaknya dan tidak diketahui lagi, kecuali yang tersebut didalam kitab-kitab suci (Al-Qur’an), seperti kaum ‘Ad, dan Tsamud. Di antara kabilah mereka yang termasyhur adalah ‘Ad, Tsamud, Thasam, Jadis dan Jurhum.
2. Arab Baqiyah (Arab yang masih ada), dan mereka terbagi menjadi dua kelompok, yang meliputi :
a. Arab Aribah.
Mereka adalah kelompok Qahthan, dan tanah air mereka di Yaman. Di antara kabilah-kabilah mereka yang terkenal adalah Jurhum, Ya’rub, dan dari Ya’rub ini keluarlah suku-suku Kahlan dan Himyar.
b. Arab Musta’rabah.
Mereka ini adalah kebanyakan dari penduduk Arab, dari dusun sampai ke kota. Mereka mendiami bagian tengah Jazirah Arab dan negeri Hijaz sampai ke lembah Syam.
Sebab mereka dinamakan Arab Musta’rabah karena sewaktu Jurhum (dari Suku Qahthaniyah) mendiami Makkah, dan mereka tinggal bersama Nabi Ibrahim serta Ibunya, akhirnya Nabi Ibrahim kawin dengan wanita mereka dan kemudian Nabi Ibrahim serta putra-putranya mempelajari bahasa Arab.
Dari merekalah kemudian menjelma bermacam-macam kaum dan suku Arab, termasuk suku Quraisy yang tumbuh dari induk suku Adnan. Akhirnya mereka menurunkan Nabi Muhammad SAW.
Selanjutnya, kita melihat pembagian dari segi teritorial yang juga dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Penduduk kota (Ahlul-Hadlarah).
Penduduk kota ini diam dan menetap di kota-kota dengan mata pencaharian mereka yang utama berdagang dan berccocok tanam. Kafilah pedagang mereka menjadi penghubung bagi hasil-hasil perdagangan antara dunia timur dan barat. Mereka membeli barang-barang dagangan mereka dari India dan Tiongkok di Yaman, kemudian mereka jual ke Siria. Setibanya di Siria, mereka membeli barang-barang dagangan dari Eropa dan terus dijual di Yaman. Sedangkan penduduk yang bercocok tanam, mengusahakan perkebunan mereka terutama kurma.
2. Penduduk Pedalaman (Ahlul-Badwi).
Penduduk pedalaman ini mendiami daerah pedalaman, dan cara hidup mereka berpindah-pindah (nomaden). Cara hidup ini sesuai dengan keadaan alam Jazirah Arab yang sebagian besar daerahnya terdiri dari gurun pasir dan pegunungan. Di sana-sini diselingi oleh Oase.
Oleh karena keadaan alam yang demikian, maka satu-satunya mata pencaharian mereka adalah berternak seperti biri-biri, kuda, dan terutama unta. Unta dan kuda memegang peranan penting dalam kehidupan padang pasir. Bagi kaum Badwi, unta mempunyai arti yang sangat penting, sebab binatang tersebut dapat memberi bekal sehari-hari, seperti alat pengangkutan, dan alat tukar, disamping dagingnya yang enak dimakan. Begitu juga jumlah maskawin, besarnya dendaatas pembunuhan, keuntungan main judi, kekayaan seorang penghulu (Syaikh), semuanya diukur dengan unta. Unta adalah teman karib orang Badwi, karena susunya dapat sebagai pengganti air, sebab air hanya diberikan kepada ternak mereka. Daging unta adalah santapan lezat bagi mereka, kulitnya dapat disulap menjadi pakaian dan perkemahan mereka, serta kotorannya dapat dijadikan sebagai bahan bakar.
Sedangkan kuda bagi mereka dapat berfaedah untuk mengadakan penyerangan dengan geraknya yang begitu cepat, untuk olahraga dan perburuan. Serbuan dengan mengendarai kuda dapat berlangsung secara cepat dan tiba-tiba. Kuda juga dapat memberikan keuntungan dalam penyerangan, terutama dalam memperebutkan padang rumput.

B. STRUKTUK MASYARAKAT
Dalam struktur masyarakat Arab, terdapat organisasi Klan (Kabilah) sebagai intinya. Sedangkan Klan mempunyai hubungan Genealogis (pertalian darah).
Pada masyarakat Badwi, tian Klan mempunyai satu perkemahan yang terdiri dari beberapa kemah. Setiap kemah ditempati oleh satu keluarga. Tiap Klan (kabilah) oleh anggota yang tertua, yang disebut Syaikhul-Qabilah. Ia mempunyai kekuasaan untuk memimpin dan memberikan nasehat-nasehat. Sedangkan hal-hal yang berkaitan dengan peperangan, harus diputuskan bersama dalam suatu permusyawaratan dengan anggota-anggota kabilah lainnya. Semua anggota kabilah mempunyai kedudukan yang sama. Seseorang bisa kehilangan keanggotaannya dalam suatu Klan apabila ia melanggar disiplin, seperti membunuh salah seorang anggotanya. Dalam hal yang demikian ia harus menerima hukuman yang berupa Qishash (dibunuh). Apabila si pembunuh tadi melarikan diri, maka ia kehilangan keanggotaannya. Orang yang kehilangan Klannya, harus mencari perlindungan kepada Klan yang lain. Agar dapat diterima sebagai anggota klan, ia harus menempuh suatu upacara tertentu dengan meminum beberapa tetes darah dari anggota asli Klan itu. Akan tetapi, jika salah seorang anggota Klan membunuh salah seorang anggita yang lain, maka pembunuhan itu menjadi tanggung jawab dari seluruh anggota Klannya. Hal ini berarti seluruh anggota Klan yang melakukan pembunuhan itu senantiasa terancam oleh anggota-anggota dari Klan yang dibunuh. Mereka senantiasa berusaha untuk membalasnya.
Pada masyarakat kota pun didapati adanaya kabilah-kabilah. Setiap kabilah juga dipimpin oleh seorang Syaikhul Qabilah. Diantara mereka ada kabilah yang mempunyai status sosial yang tinggi. Misalnya, kabilah Quraisy yang berada di Makkah yang dianggap sebagai kabilah yang paling tinggi dibanding dengan kabilah yang lain. Hal itu dimungkinkan mereka secara turun temurun memegang kekuasaan di Makkah. Di Yatsrib juga ada seperti kabilah Khazraj da Aus, yang mempunyai status sosial yang lebih tinggi, jika dibanding dengan kabilah-kabilah yang lain di kota lain.

C. PEMERINTAHAN

Sebetulnya masa pemerintahan bangsa Arab sebelum Islam dimulai dari golongan Arab Badwi. Masa pemerintahan mereka dianggap sebagai periode pertama sejarah pemerintahan bangsa Arab. Mereka telah mendirikan kerajaan-kerajaan, seperti ‘Ad, Tsamud dan Ambath (Amaliqah). Bekas-bekas peninggalan mereka sulit ditemukan.
Ada dugaan bahwa ‘Ad mendirikan pusat pemerintahannya disekitar daerah Al-Akhqafur-Raml, yang terletak kira-kira antara Yaman dan Oman. Kerajaan ini pernah meluaskan kekuasaannya ke Irak, Syiria, dan India, disamping juga pernah mendirikan kerajaan di Juhfah yang terletak di antara Makkah dan Yatsrib.
Adapun Tsamud mendiami daerah Hijer dan Wadil-Qura, disekitar Hijaz dan Syiria. Mereka membuat rumah-rumah mereka diatas bukit batu yang dipahat seindah mungkin.
Sedangkan Amaliqah mendirikan kerajaannya di Arab timur, Oman dan Hijaz. Keturunan mereka tersebar sampai Mesir dan Syiria. Raja-raja di daerah tersebut termasuk keturunan Amaliqah.
Pemerintahan periode kedua adalah pemerintahan Arab Aribah atau Arab Musta’ribah, yang sering disebut juga dengan Qahtaniyah. Mereka mendirikan kerajaan merekan di Yaman.
Pada periode ini ada tiga kerajaan besar yang berkedudukan di Yaman, yaitu Ma’iniyah, Saba’iyah, dan Himyariyah.
Untuk jelasnya, maka hal ini akan diuraikan sebagai berikut :
1. Kerajaan Ma’iniyah.
Nama kerajaan ini dihubungkan dengan Mina, suatu tempat di dekat kota Makkah. Raja pertamanya adalah Abu Yada’. Pada masa jayanya, kerajaan ini berhasil meluaskan daerah kekuasaannya sampai ke tepi laut tengah, teluk persia, dan Samudra Hindia. Pada masa ini pula dunia perdagangan mengalami kemajuan yang sangat pesat. Rute perdangannya melalui Arab tengah sampai ke dataran tinggi Hijaz.
2. Kerajaan Saba’iyah (610 SM.- 115 SM.).
Kerajaan ini membawa kemajuan bagi daerah yaman. Ibu kota kerajaannya adalah Ma’rib, yang terletak kira-kira 3900 kaki diatas permukaan laut. Tidak jauh dari kota ini didirika bendungan yang dikenal dengan bendungan Ma’rib (Saddul Ma’rib). Para sarjana yang menyelidiki teknik bendungan ini mengakui ketinggian mutu dan nilai arsitekturnya. Bendungan ini berfungsi sebagai penampung air yang pada musim kemarau , air itu didistribusikan ke daerah pertanian. Bendungan yang dibangun pada abad kedua sebelum masehi ini, membawa kemakmuran bagi daerah Yaman. Rusaknya bendungan ini mengakibatkan malapetaka bagi daerah ini.
3. Kerajaan Himyariyah.
Pada hakekatnya, kerajaan ini merupakan penerus dari kerajaan Saba’iyah. Para penguasanya lebih mementingkan peperangan dan perluasan wilayah dari pada membangun ekonomi. Oleh karena itu, mereka selalu melakukan penaklukan ke daerah Persia, Habsyi (Ethiopia) dan daerah-daerah lainnya. Salah seorang rajanya yang termasyhur adalah Syammar Yar Usy, yang berhasil menaklukkan Samarkhand. Raja terakhirnya bernama Dzu Jadan Al-Himyari, yang pada masa kekuasaannya agama Nasrani dan agama Yahudi mengalami perkembangan. Ia dikalahkan oleh Aryat, salah seorang panglima Najasyi dari Habsyi, dan mulai sat itulah Yaman menjadi daerah kekuasaan Habsyi.
Selanjutnya, masuklah masa pemerintahan periode ketiga. Pada masa ini merupakan masa bagi golongan Arab Musta’rabah. Pusat kekuasaannya di Makkah dan Yatsrib. Pada periode ini, dibagian utara Jazirah Arab berdiri dua kerajaan, yaitu Ghasasinah dan Hirah. Kedua kerajaan tersebut didirikan oleh bangsa Arab yang berasal dari Yaman, dari golongan Arab Aribah. Mereka bermukim di bagian utara Jazirah Arab, sewaktu daerah tersebut dikuasai oleh kerajaan Himyariyah.
Untuk jelasnya maka kedua kerajaan tersebut akan diuraikan sebagai berikut :
1. Kerajaan Ghasasinah.
Kerajaan ini didirikan oleh seorang keturunan Qahthan yang bernama Amar Muzaigiyah bin Amar Mausama” yang berpindah dari Yaman pada akhir abad ketiga Masehi (sesudah runtuhnya bendungan Ma’rib.
Pada waktu itu, arab utara sedang dikuasai oleh kerajaan Salih, yang berhasil mereka kalahkan. Pada perkembangan selanjutnya, kerajaan ini dipengaruhi oleh Bizantium. Bahkan dijadikan sebagai Buffer state (semacam negeri kecil yang terletak diantara dua negara besar yang bermusuhan, dan menjadi perisai bagi salah satunya) untuk menghadapi Persia.
Untuk mempererat hubungan antara Ghasasinah dengan Bizantium, dimasukkanlah agama Kristen ke dalam kerajaan Gasasinah. Kerajaan ini mencapai puncaknya pada abad ke enam Masehi. Pada masa itu kerajaan ini diperintah oleh Harits bin Jabalah (529 M. – 569 m). Raja ini bermusuhan dengan tetangganya, yaitu kerajaan Hirah. Pada kesempatan ini, Harits memperoleh kemenangan, sehingga Kaisar Yustianus mengangkatnya sebagai raja untuk seluruh Jazirah arab.
Sesudah Harits, kerajaan Ghasasinah mengalami kemunduran, akibat perpecahan yang terjadi di dalam negeri. Raja yang terakhir dari kerajaan ini adalah Jabal bin Aiham, yang pada tahun 636 M., mengerahkan pasukannya untuk menghadang tentara muslim dalam perang Yarmuk. Akan tetapi dia dapat di tawan, dan memeluk islam. Namun, tidak lama kemudian ia murtadlagi, bahkan melarikan diri ke konstantinopel.

2. Kerajaan Hirah.
Seperti halnya kerajaan Ghasasinah, kerajaan ini pun didirikan oleh orang-orang Arab dari Yaman, keturunan Manadzirah. Oleh karena itu, kerajaan ini sering disebut dengan kerajaan Manadzirah.
Kerajaan ini didirikan pada abad ketiga masehi, dan bertahan sampai dengan datangnya Agama Islam.
Para sejarawan berbeda pendapat mengenai pendiri kerajaan Hirah ini. Di antaranya, ada yang mengatakan perndirinya adalah Jazimah Al-Ibrasyi, sementara yang lain mengatakan adalah Amar bin Hadi bin Nasher, kemenakan Jazimah.
Kerajaan Hirah ini merupakan Buffer State bagi Persia untuk menghadapi Rumawi Timur (Bizantium). Menurut catatan, ada 25 raja yang memerintah, yang termasyhur di antaranya adalah Amer bin Adi, Nu’mah bin Umru’ul Qais, Al-Mundzir dan Nu’man III (580 M. – 602 M). Sebagai raja terakhir dari keturunan Lahim yang berkuasa selama itu.
Selanjutnya, kekuasaan dipegang oleh keturunan At-Taim dengan Iyas (602 M.-611 M.) sebagai raja satu-satunya dari keturunan ini. Sesudah itu, urusan pemerintahan dicampuri oleh pemerintahan Persi, bahkan sempat menempatkan seorang bangsa Persi sebagai penguasa di sana. Dengan demikian, kekuasaan beralih dari bangsa Arab ke tangan Bangsa Persi, yang selanjutnya terjadi perampasan tanah milik orang Arab.
Selain kedua pemerintahan tersebut di atas, di Hijaz terdapat pula pemerintahan yang sudah teratur yaitu di kota Makkah dan Yatsrib.
Letak kota Makkah sangat strategis, karena adanya suatu lembah yang di kelilingi oleh pegunungan As-Sarah, yang juga berfungsi sebagai benteng alam baginya. Jalan keluar masuk dari dan ke Makkah melaui tiga pintu utama. Ketiga pintu itu ialah :
1. Pintu sebelah selatan menuju Yaman.
2. Pinyu sebelah barat menuju Laut Merah.
3. Pintu sebelah utara menuju Yatsrib, Palestina, dan Syiria.
Kota ini dibangun oleh Nabi Ibrahim AS., ketika beliau Hijrah bersama istrinya (Siti Hajar) dan anaknya (Isma’il) dari Mesir. Sebelum nabi Ibrahim mendiami Makkah, kota tersebut didiami oleh keluarga Amaliqah, kemudian oleh Keluarga Jurhum yang berasal dari Yaman. Ketika itulah datang Nabi Ibrahim bersama keluarganya.
Setelah Nabi Ibrahim, pemerintahan di Makkah dipegang oleh keturunan Isma’il, yang telah kawin dengan putrid keluarga Jurhum. Selanjutnya kekuasaan kota Makkah dipegang oleh Bani Khuza’ah, yang memerintah sampai dengan pertengahan abad kelima Masehi. Kemudian kaum Quraisy ketururnan Isma’il kembali mengambil alih kekuasaan itu pada tahun 440 M., dari tangan Bani Khuza’ah. Akhirnya kaum Quraisy menetapkan Qushai bin Kilab sebagai pemimpin dan penguasa kota Makkah.
Pada masa pemerintahannya, Qushai membentuk suatu dewan pemerintahan yang berfungsi untuk melayani kepentingan pemerintahan dan rakyat. Dewan itu terdiri dari :
1. Al-Liwa yaitu petugas yang membawa panji-panji dalam peperangan.
2. Al-Hijabah yaitu petugas yang memegang kunci Ka’bah, dan melayani segala urusan yang berkaitan dengannya.
3. Ar-Rifadah yaitu petugas yang mengurusi makan bagi jama’ah Haji.
4. As-Siqayah yaitu petugas yang melayani minuman bagi jama’ah haji.
Sedangkan kota Yatsrib (yang setelah nabi Muhammad hijrah ke sana berganti namanya menjadi Madinah) adalah kota penting kedua sesudah Makkah dan Hijaz.
Tentang siapa pendirinya, tidak diketahui dengan jelas. Akan tetapi, menurut dugaan, mula-mula kota ini didiami oleh keluarga Amaliqah, kemudian datanglah keluarga-keluarga Al-Khajraj dan Al-Aus dari Yaman. Kedua keluarga inilah yang memegang kekuasaan di Yatsrib. Sebelum Agama Islam datang, orang-orang Yahudi menetap di kota ini sampai dengan Hijrah Nabi Muhammad SAW. pada masa permulaan Islam, Yatsrib merupakan pusat pemerintahan Islam.
D. KEAGAMAAN
Sebelum agama Islam datang, bangsa Arab telah menganut agama yang mengakui Allah sebagai Tuhan mereka. Kepercayaan ini diwarisi secara turun-temurun sejak nabi Ibrahim AS., dan Nabi Isma’il AS. Al-Quran menyebutkannya dengan agama Hanif, yaitu suatu kepercayaan yang mengakui ke-Esa-an Allah sebagai pencipta alam semesta, yang menghidupkan dan mematikan, serta memberi rezeki dan lain sebagainya.
Kepercayaan kepada Allah tersebut tetap diyakini oleh bangsa Arab hingga kerasulan Nabi Muhammad SAW. Hanya saja, keyakinantersebut dicampuradukkan dengan takhayul, khurafat, dan kemusrikan, menyamakan Tuhan dengan jin, roh, hantu, bulan, bintang, matahari, berhala, pohon, dan lain sebagainya.
Kepercayaan yang menyimpang dari agama hanif itu disebut dengan Watsaniyah yang artinya agama yang memperserikatkan Allah dengan mengadakan sesembahan kepada :
a. Anshab yaitu batu yang belum memiliki bentuk,
b. Autsan yaitu patung yang terbuat dari batu,
c. Ashnam yaitu patung yang terbuat dari kayu, emas, perak, logam dan semua patung yang tidak terbuat dari batu.
Penyimpanan itu terjadi perlahan-lahan. Mereka menyatakan berhala-berhala itu sebagai perantara terhadap Tuhannya. Sedangkan Allah telah diyakini sebagai yang maha agung. Akan tetapi, antara Tuhan dengan makhluk-Nya dirasakan ada jarak yang memisahkannya. Berhala-berhala itu perlambang malaikat atau penentu arah dalam penyembahan dan peribadatan. Berhala itu tempat bersemayamnya roh nenek-moyang mereka yang harus dihormati dan dipuja.
Demikian juga di antara mereka ada yang mempertuhankan binatang-binatang dan tumbuhan-tumbuhan sebagai anasir yang memberi pengaruh terhadap alam semesta dan kehidupan.
Akan tetapi sampai sekarang ini belum dapat diketahui dengan pasti bilakah bangsa Arab itu mulai menyembah Anshab, yang merupakan awal dari penyimpangan terhadap agama yang hanif itu. Namun, penyembahan terhadap Autsan, ada riwayat yang mengatakannya mulai dilakukan semenjak abad pertama sebelum Masehi, dan berlanjut dengan penyembahan terhadap Ashnam yang mulai dilakukan pada akhir abad kedua Masehi.
Pada masa itu, Umar bin Lu’ai mengadakan perjalanan dari Makkah ke Syiria. Di Balkan (yang pada saat itu sudah berdiri kerajaan Amaliqah) ia mendapati penduduk negeri tersebut sudah menyembah berhala, sesuatu yang belum pernah dilihat sebelumnya. Setelah bertanya apa yang disembah itu, ia memperoleh jawaban bahwa yang disembah penduduk negeri itu adalah berhala yang memberi tuah, mampu mencurahkan hujan dan dapat memberi pertolongan. Ia meminta pada penduduk negeri itu, agar diberikan pula padanya sebuah berhala yang akan dibawanya pulang. Mereka memberikan kepadanya sebuah patung yang bernama Hubal, dan sesampainya di Makkah, ia pun menyuruh bangsanya agar menyembah patung itu.
Hubal adalah berhala yang terbesar yang diletakkan di dalam Ka’bah, terbuat dari batu akik merah dan berbentuk seperti manusia. Semula tangan patung itu bunting, tetapi akhirnya diberi tangan emas oleh bangsa Quraisy.
Selain Hubal, banyak berhala yang diletakkan disekitar Ka’bah. Adapun nama-nama berhala itu diberikan berkaitan dengan tujuan penyembahan. Diantara nama-nama berhala yang tersebut di dalam Al-Qur’an ialah :
1. Manata yang berarti Yang Maha Kuasa. Nama ini ada juga tercantum dalam kitab Talmud. Patung Manata ini disembah oleh kabilah Hudzail dan Khuza’ah.
2. Lata yang merupakan perlambang dari Matahari.
3. Uzza yang merupakan perlambang Bunga.
Ketiga berhala tersebut, dipuja dan diagungkan juga oleh bangsa Quraisy terutama di saat mereka melakukan thawaf. Kepada mereka itulah bangsa Quraisy mengharapkan syafa’at dan pembelaan.
Di samping ketiga patung yang terkenal itu, dikenal pula Waddan sebagai lambing kasih sayang, Suwa’an sebagai lambing kekerasan, Yaghutsan sebagai lambing kesulitan dan Nasran sebagai lambing kekuatan dan kecepatan.
Setiap kabilah atau keluarga, mereka memiliki berhala kesayangan yang disimpan dalam rumah atau tempat kediaman mereka, dan akan disembah pada waktu-waktu tertentu. Pemujaan itu dilakukan dengan mempersembahkan hewan kurban dan makanan di hadapan berhala, sebagai tumbal dari suatu nadzar atau permohonan yang terkabul. Darah hewan sembelihan, disapukan pada berhala sebagai tempat bernadzar. Begitu juga meramal nasib, dilakukan di hadapan berhala dengan menggunakan alat undian yang disebut Azlam.
Pada umumnya, kabilah-kabilah arab mempunyai Ashnam dan Autsan favorit yang dipujanya. Disamping itu, ada juga kabilah yang menyembah matahari seperti kabilah Himyar dan keturunan Balkis. Kabilah Thai menyembah bintang Tsurayah, kabilah Tamim menyembah Durban, kabilah Khuza’ah dan Quraisy menyembah bintang Syura dan Abur, dan Kabilah Rabi’ah menyembah bulan dan begitu seterusnya.
Akan tetapi tidak semua orang Arab Jahiliyah penyembah watsaniyah, karena ada beberapa kabilah yang menganut agama Yahudi dan Masehi. Agama yang dianut oleh bangsa Yahudi, yang juga msih termasuk rumpun Semit.
Agama Yahudi sampai di Jazirah Arab dibawa oleh bangsa Israil dari negeri Asyuria. Mereka datang ke situ, karena diusir oleh raja Rumawi yang beragama Masehi. Pengusiran itu berlangsung terus menerus, sehingga mereka berangsur-angsur mengungsi ke Yatsrib dan sekitarnya. Pada abad kelima Masehi kelompok initelah tersebar disebelah utara Jazirah Arab, seperti Taima, Khaibar, Yatsrib dan Wadil-Qura. Kemudian meluas ke bagian selatan Yaman dan Najran. Penyebaran mereka di Jazirah Arab terutama melalui jalur perdagangan.
Jatuhnya Himyariyah ke bawah kekuasaan Nasrani, merupakan kelemahan mereka untuk menghadapi Persi dan Rumawi. Di samping itu, mereka terkenal sebagai bangsa yang cerdas dan licik, maka dengan kemampuan yang mereka miliki itu ajaran-ajarannya disiarkan juga kepada beberapa kabilah Arab. Ajaran-ajaran mereka itu diterima dengan baik, sebab ajarannya sejalan dengan pemikiran keagamaan bangsa Arab yang memang berakar pada ajaran Nabi Ibrahim AS.
Al-Masih (Nabi Isa AS.) dibangkitkan untuk menyeru Bani Israil untuk menyembah Allah, agar berbudi luhur, menyayangi si lemah, zuhud dari kehidupan dunia dan memperbanyak amalan ukhrawiyah. Ajaran-ajaran Al-Masih disiarkan oleh sahabat-sahabatnya. Sabda Al-Masih dan cerita kehidupannya dihimpun dalam Kitab Injil.
Semenjak abad pertama Masehi, bangsa Arab telah berhubungan dengan pemeluk Agama Masehi, yaitu sewaktu mengadakan perdagangan ke wilayah Rumawi dan Habsyi. Agama ini berkembang di kalangan bangsa Arab pada abad keenam Masehi. Ada beberapa kabilah yang memeluknya, seperti Kabilah Taghlib, Ghasasinah, dan Khudla’ah di sebelah utara, dan Yaman di sebelah selatan.
Pada masa itu, agama Masehi terpecah menjadi beberapa sekte, seperti Nasturiyah yang tersiar di Hirah, Ya’qubiyah di Ghasasinah dan Siria. Kota yang menjadi pusat penyiaran agama ini adalah Najran. Kota ini dikelilingi oleh wilayah pertanian yang subur.
Meskipun menjelang kenabian Muhammad SAW., kehidupan keagamaan beraneka ragam, namun ada juga kelompok yang terbebas dari pengaruh Watsaniyah, Yahudi dan Masehi. Kelompok ini tetap berpegang pada agama hanif, yang menyeru agar meng-Esa-kan Allah dan melepas diri dari pengaruh adat Jahiliyah, seperti membunuh bayi wanita, meminum Khamr dan bermain judi.
Mereka yakin akan dekatnya masa kebangkitan seorang rasul yang akan membawa ke jalan yang benar, dengan melaksanakan kebajikan dan menghentikan kemungkaran. Di antaranya ialah Umayah bin Abi Salat (seorang penyair), Waraqah bin Naufal (seorang yang memiliki kitab Injil), dan Qais bin Saudah Al-Abadi (seorang yang arif bijaksana, ahli pidato dan hakim).
Ketiga orang itu melaksanakan ajarannya masing-masing dengan ajeg dan patuh, walaupun masih berbaur dengan pemujaan terhadap berhala.
Ka’bah sebagai rumah ibadah kota suci dan puasat peribadatan. Setiap tahun mereka mengadakan ziarah dan mengerjakan ibadah haji. Di tengah-tengah pelaksanaan ibadah, mereka tetap mengadakan penyimpangan, seperti tawaf mengelilingi Ka’bah tanpa busana dan lain sebagainya.
E. KEBUDAYAAN
Kabilah Qahthaniyah (Arab Aribah) di selatan Jazirah Arab, pernah mendirikan kerajaan besar lagi makmur. Mereka itu mendirikan kota-kota, membangun istana mewah, mengelola tanah dengan irigasi yang cukup modern, memahat patung, ahli perbintangan, mempunyai angkatan perang yang tangguh dan mengadakan perluasan wilayah serta mengadakan hubungan perdagangan dengan kerajaan-kerajaan tetangganya.
Seperti telah dijelaskan, bahwa salah satu peninggalan sejarah di Yaman yang dapat ditemukan ialah sisa-sias bendungan Ma’rib. Bendungan ini diperkiarakan dibangun pada abad kedua sebelum Masehi. Bendungan ini membendung sungai yang mengalir diantara dua gunung pada celahnya yang sempit. Di bagian puncaknya dua gunung, dibuatlah saluran air yang mampu mengairi 70 lembah yang membutuhkan pengairan dan pengolahan tanah.
Pembuatan bendungan ini menunjukkan adanya keahlian dan teknik yang sudah maju dari bangsa Arab Yaman itu. Bendungan ini terpelihara dengan baik sampai pertengahan abad kedua Masehi. Akan tetapi, karena berkurangnya perhatian dan tidak adanya pemeliharaan, maka mengakibatkan bendungan itu mulai roboh.
Peristiwa robohnya ini dikenal dengan Sailul-Arim atau banjir besar. Banjir ini melanda kerajaan yang berada di sekitar Yaman, dan meruntuhkannya sehingga bekas-bekasnya sulit dilacak.
Disamping itu, ada sebuah bangunan suci yang paling masyhur di kalangan bangsa Arab, yaitu Ka’bah yang dibangun oleh Nabi Ibrahin dan putranya Isma’il. Ka’bah itu kemudian dipelihara oleh keturunan Amaliqah.
Pada masa keturunan Jurhum yang berkuasa di Hijaz, mereka memperbaikinya pada kira-kira abad kelima Masehi oleh Qusai bin Kilab. Kira-kira 5 tahun sebelum kerasulan, diadakan perbaikan lagi oleh bangsa Quraisy yang berdiam di seputar Ka’bah (Tanah Haram).
Ka’bah adalah terbuat dari batu gunung dan berbentuk Kubus. Ka’bah selalu dihormati dan disucikan oleh kabilah-kabilah Arab, apapun agama yang di anutnya. Rumah suci ini mempunyai daya tarik untuk diziyarahi pada setiap tahunnya, dan pada bulan-bulan tertentu, terutama pada bulah Haram.
Kecuali yang telah disebutkan, kebudayaan material Arab Jahiliyah yang mendiami Hijaz dan sekitarnya, tidak banyak disebut dalam sejarah. Akan tetapi kebudayaan non materiallebih banyak disebutkan. Diantaranya Syair Jahili, cerita prosa, khithabah, amtsal, ansab (ilmu keturunan), tenung dan ramalan, perbintangan, memanah, menunggang kuda dan lain sebagainya.
Modal utama kebudayaan bangsa Arab adalah bahasa yang mereka pergunakan untuk berkomunikasi. Mereka tidak mengalami kesulitan dalam bergaul, sebab bahasa Arab Musata’rabah itu memiliki banyak persamaan dengan bahasa-bahasa lin yang serumpun dengan bahasa Semit.
Bangsa Arab, Kaldan Asyuri, Ibrani, Habsyi dan finix dapat berkomunikasi, tanpa memerlukan perantara. Orang Arab Himyar dari Mesir, apabila mendatangi Irak akan bertemu dengan orang Kaldan dan Asyuria tanpa memakai penerjemah. Demikian halnya bila mereka mendatangi Yaman dan Habsyi. Hal itu telah berlangsung berabad-abad, semenjak dari masa Nabi Ibrahim AS. (20 abad SM.) yang berasal dari negeri kaldan, kemudian mengunjungi Siria, Finik, Mesir serta negeri-negeri Arab.
Nabi Ibrahim dapat bergaul dengan penduduk di wilayah yang dikunjunginya tanpa menemukan kesulitan dalam masalah bahasa. Kejadian seperti ini berlangsung terus. Bani Israil dalam pengembaraannya di negeri-negeri Arab selama 40 tahun (sekitar abad kelima SM.) dapat bergaul dengan bangsa Arab dengan bermidalkan bahasa masing-masing.
Factor bahasa ini memperlancar urusan perdagangan di antara bangsa-bangsa Arab yang kehidupannya berpindah-pindah (Nomaden) itu. Setiap tahun (di musim Haji) merak bertemu, berkenalan, berdagang dan bersyair. Dalam pertemuan itu, terjadi pertukaran pengalaman, pengetahuan, dan perlombaan puisi. Dengan syair, mempercakapkan kemuliaan dan turunan moyangnya, keberaniaannya, keperkasaannya dalam mengembara serta keberaniannya dalam berperang.
Berbagai syair bahasa Arab telah dijumpai di arab selatan, semenjak abad ketiga dan keempat masehi. Dengan demikian dapatlah diketahui, bahwa sebelum Islam datang orang Arab Jahiliyah mempunyai kesusastraan yang baik.
Pada zaman itu –di Ukadh- pada setia tahun diadakan pasar tahunan, dengan tujuan untuk mengadakan sayembara mengarang syair. Syair yang terpilih dan dipandang baik, akan ditulis dengan tinta emas dan digantung di atas Ka’bah, yang kemudian disebut Mu’allaqat. Pengarangnya pun ternama dan dihormati orang.
Adapun penyair-penyair yang sering mendapatkan kehormatan dan syairnya sering digantung di Ka’bah adalah Umru’ul Qais (Wafat 540 M.), Al-Harits (Wafat 564 M.), Antarah (Wafat 615 M.), Amer (Wafat 622 M.), dan Lubaid (Wafat 622 M.). syair-syair mereka juga dikenal dengan Mu’allaqat atau yang digantungkan.
Selain mereka masih dikenal lagi seperti Ibnu Kulsum, Taraf, Nabighah, Al-Qamah, Tabata Sharan, Shafarah, Anas, Ibnu Hajar, Hatim Al-Taimi dan Samuel.
Disamping syair, ada jenis sastra lain yang berniali tinggi, yang oleh orang Arab Jahili dikenal dengan Amtsal atau Pepatah Arab.
Dari pepatah atau peribahasa yang diwariskan oleh suatu bangsa, dapat diketahui pula peradabannya, adat istiadatnya dan budi pekertinya. Berbeda dengan syair yang berisi ungkapan rasa penyair dan terikat oleh Qafiyah (sajak) maka amtsal itu dapat berasa dari orang awam, karena amtsal terlepas dari ikatan sajak dan mengandung buah pikiran umum.
Warisan arab Jahili yang lain adalah kisah (cerita) prosa yang masih dapat dinikmati samapi saat ini. Dalam kisah juga dapat ditelusuri perkembangan pemikiran bangsa Arab Jahili. Di antara kisah yang termasyhur adalah Ayyamul-Arab, yang berisi tentang cerita peperangan yang terjadi antara kabilah-kabilah pada masa Jahiliyah. Misalnya peperangan antara Dahis dengan Gabran, perang Fijar, perang Kulaib dan lain sebagainya. Di sampingitu juga menceritakan kisah peperangan antara bangsa arab dengan bangsa-bangsa di luar Jazirah Arab, seperti perang Dzul-Qarnain, yaitu peperangan antara bani Syibyan dengan Bangsa Persi, yang akhirnya peperangan itu dimenangkan oleh Bani Syibyan.
Kisah-kisah Israiliyat juga banyak disinggung di kalangan masyarakat Arab Jahiliyah. Mereka juga banyak mengetahui kisah-kisah yang datang dari bangsa persi, seperti cerita Syarik bersama Mundzir, cerita Rustam bersama Aspandiyar.
Kehidupan Badwi yang keras itu, memberi peluang untuk Arab Jahili dalam melengkapi dirinya dengan pengetahuan dan keahlian yang sesuai dengan lingkungannya. Mereka mahir dalam membaca jejak dan meramal peristiwa-peristiwa alami yang akan terjadi. Misalnya, kapan turun hujan, di mana tempat yang terdapat mata air, sarang bianatang buruan, bianatng buas dan lain sebagainya. Di siang hari, mereka dapat membaca jejak tentara yang diatas pasir. Sedangkan si malam hari, mereka berpedoman kepada bintang-bintang yang tak pernah tertutupi awan, untuk menentukan arah dalam pengembaraan.
Salah satu kebanggaan Arab Jahili adalah mereka mengenal dengan abik silsilah keturunan nenek moyang mereka untuk beberapa generasi. Setiap kabilah mengetahui silsilah ketururnannya, yang biasanya dibangsakan kepada Nabi Isma’il As., atau kepada adnaniyah dan seterusnya. Kemamuan memelihara nasab ini (silsilah keturunan), sejalan dengan kemampuan mereka menghafal syair, amtsal dan cerita prosa.
Orang Arab Jahili biasanya terikat kepada takhayul dan adat istiadat yang melembaga dan diwarisi secara turun-temurun. Takhayul dan adat istiadat itu bertumpu kepada kepercayaan Watsaniyah. Mereka juga mempercayai adanya roh jahat dan hantu. Hantu yang berkeliaran dipadang pasir senantiasa berganti rupa dan mengganggu musafir dalam perjalanan. Makhluk yang suka menggangggu itu disebut Ghaul (pria) dan Amir (hantu wanita).
Kahin (tukang tenun dan ramal) mempunyai kedudukan terpandang ditengah-tengah masyarakat Jahiliyah. Malah ditakuti, Karena menurut kepercayaan mereka kahin mempunyai keampuhan, ajimat, tangkal dan sebagainya. Mereka dipercaya, karena dapat bergaul dengan jin atau setan yang memberinya kekuatan magis, dan dapat digunakan untuk menyihir, mengobati dan sejenisnya.
Selain kehidupan mereka dikelilingi oleh takhayul, mereka juga mempunyai pentangan-pentangan. Misalnya siapa mencela dan tidak menghormati berhala Lata, Uzza dan Manata, mereka akan mendapat penyakit Supak. Mereka dilarang untuk membunuh ular, karena ular itu mempunyai roh yang bernama Hammah. Dalam perut manusia, ada ular yang melilit yang jika manusia lapar, maka ulat itu akan menggigitnya. Orang yang tersesat dalam perjalanan, semua pakaiannya harus dibalik agar terlepas dari salah jalan. Siapa yang bepergian, terlebih dahulu harus mengikat simpul pada kayu dan batu. Setelah kembali, simpul di tengok lebih dahulu dan jika simpul itu terbuka, maka berarti istri yang ditinggal bepergian itu berbuat serong.
Jika musim kemarau panjang, maka kambing-kambing mereka harus diberi rumput kering pada ekornya, kemudian rumput itu dibakar. Dengan cara demikian, maka hujan akan segera turun. Jika akan keluar rumah, maka tengoklah burung. Apabila burung itu terbang ke kanan, berarti langkah baik, tetapi jika sebaliknya yaitu terbangnya ke kiri, maka berarti akan mengalami nasib sial.
Biasanya, orang Arab Jahili tidak terikat oleh aturan moral yang ketat. Bagi mereka tiada nilai yang bersumber pada kitab suci yang perlu dipegangi dan dita’ati. Ada kebebasan dan kemerdekaan dalam berpikir dan bertindak. Apakah demi kabilah atau menuruti hawa nafsu. Minum arak atau khamr, berjudi, berzina, mencuri dan merampok, dipandang sebagai perbuatan yang lumprah. Anak dari hasil pelacuran atau perzinaan, diakui sebagai anak yang sah. Adapun ayahnya ditentukan berdasarkan kemiripan pria yang pernah menggauli ibunya. Kabilah yang dikalahkan dalam peperangan dan perampokan, lelakinya dijadikan sebagai budak dan wanitanya dijadikan sebagai gundik. Ikatan perkawinan longgar. Wanita martabatnya rendah dan dipandang sebagai harta kekayaan yang dapat diwariskan. Sebagian kabilah menganggap terhormat, jika dapat mengubur bayi wanita, karena memelihara wanita hingga dewasa berarti mendatangkan aib yang besar.
Demikianlah sepintas gambaran budaya bangsa Arab Jahili menjelang kenabian Muhammad SAW. Kebudayaan mereka merupakan suatu kebudayaan yang berdiri sendiri, yang telah melewati beberapa fase sejarah. Kebudayaan mereka tumbuh dan berkembang hanya dilingkungan mereka sendiri.















DAFTAR BACAAN
1. Haikal, Muhammad Husain, Sejarah Hidup Muhammad, diterjemahkan oleh Ali Audah, Jakarta : Bulan Bintang, 1982.
2. Hamka, Sejarah Umat Islam, Jilid I, Jakarta : Bulan Bintang, 1976.
3. Hasan Ibrahin Hasan, Tarikhul Islam, Juz I, Kiro : Maktabatu Nahdlatil Misyriyah, 1979.
4. Hasymi, A. Sejarah Kebudayaan Islam, cetakan II, Jakarta : Bulan Bintang, 1975.
5. Louis Gotschalk, Mengerti Sejarah, terjemahan Nugroho Notosusanto, Jakarta : Yayasan Penerbit Universitas Indonesia, 1975.
6. Muchtar Yahya, Bangsa Arab Sebelum Islam, Yogyakarta : Fakultas Tarbiyah, IAIN Sunan Kalijaga, 1979.
7. Nourouzzaman, Shiddiqi, Pengantar Sejarah Muslim, Yogyakarta : Cacradonya, 1968.
8. Sidi Gazalba, Pengantar Kebudayaan Sebagai Ilmu, cetakan III, Jakarta : Pustaka Antara, 1968.
9. Sidi Gazalba, Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu, Jakarta : Bhratara, 1966.
10. Syalabi Ahmad, Sejarah dan Kebudayaan Islam, diterjemahkan oleh Muchtar Yahya, Jakarta : Jayamurni, 1959.
11. Team Penyusun Pedoman Bahasa Arab Direktorat Jendral Bimbingan masyarakat Islam. Pedoman Pengajaran Bahasa Arab Pada Perguruan Tinggi Agama/IAIN, Jakarta : Proyek Pengembangan Sistim Pendidikan Agama Departemen Agama RI., 1974.
12. Team Penyusun Sejarah dan Kebudayaan Islam Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI., Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jilid I, Ujung Pandang : Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama, IAIN Alauddin, 1981/1982.

Saturday 2 October 2010

laporan PKL

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Taman kanak-kanak adalah suatu bentuk pendidikan dijalur formal yang menyediakan program pendidikan dini anak usia 4 sampai 6 tahun sebelum memasuki pendidikan dasar, bertujuan membantu anak didik mengembangkan potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral 7 nilai- nilai agama, social emosional, kognitif, bahasa, fisik motorik dan seni untuk persiapan memasuki pendidikan dasar. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik TK adalah mampu mengikuti pendidikan selanjutnya dengan kesiapan yang optimal sesuai dengan tuntutan yang berkembang dalam masyarakat. Dan salah satu kegiatan yang perlu dikenalkan di Tk adalah matematika atau kegiatan berhitung.
Banyak orang/anak usia dini memandang matematika sebagai bidang study yang paling sulit dan membingungkan. Meskipun demikian semua orang harus mempelajarinya, karena merupakan sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, seperti halnya bahasa, membaca, dan menulis, kesulitan matematika harus segera diatasi sedini mungkin, kalau tidak anak-anak akan menghadapi banyak masalah karena hampir semua bidang study/pelajaran memerlukan matematika yang sesuai terutama dalam berhitung. Karena dengan berhitung akan melatih otak dan segala komponennya untuk mempunyai kekuatan berupa mental logis yang akan dipakai di semua kehidupan. Hampir seluruh bidang kehidupan memerlukan keajaiban mental logis. Apapun pekerjaan, kegiatan maupun rencana kita tidak terlepas dari mental logis. Anda menentukan sesuatu bergerak/beraktivitas semuanya didasarkan pada mental logis, yang diperoleh dari kekuatan otak yang logis yang biasanya diperoleh dari latihan otak salah satunya belajar berhitung.
Menghubungkan Matematika dan berhitung dengan kehidupan sehari-hari di lingkungan rumah akan menolong anak usai dini berkembang dalam belajar berhitung. Karena bila anak dikelilingi dengan bahasa Matematika maka ia akan fasih bahasa Matematika. Jadi keluarga adalah merupakan lingkungan yang sangat mempengaruhi kemampuan sang anak dan di lingkungan keluarga jugalah tempat yang sangat tepat untuk menumbuhkan proses belajar berhitung.
Berdasarkan pengamatan terhadap kegiatan pengembangan di kelas ditemukan adanya masalah yakni rendah minat berhitung anak yang mana pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran di TK SATU ATAP SDN 1 BRINGIN ada suatu permasalahan yakni hasil analisis pembelajaran dari 15 anak 6 anak nilainya baik dan mampu menyelesaikannya. Sedangkan 9 anak nilainya cukup dan belum mampu menyelesaikannya. Hal ini sangat perlu mendapat perhatian dari guru karena yang terjadi pada anak sangat berhubungan dengan kinerja guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Untuk mengatasi masalah tersebut, penulis melakukan kerja sama dengan rekan kerja/teman sejawat, sehingga mendapatkan identifikasi sebagai berikut:
1. Hasil belajar anak yang kurang sesuai dengan harapan yang di inginkan guru.
2. Kegiatan pengembangan yang terasa membosankan sekali bagi anak- anak karena tidak ada alat peraga.
3. Anak-anak suka asyik bermain sendiri, ngobrol dengan teman, berantem, lari-larian, ngantuk dan malas melakukan kegiatan.
4. Kurangnya kemampuan pemahaman anak dalam berhitung sehingga membuat anak mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas.
5. Kurangnya minat anak- anak untuk belajar berhitung karena mereka menganggap berhitung itu membingungkan dan sulit.
Analisis dari masalah yang teridentifikasi, maka penulis akan memecahkan, masalah yaitu : “ kurangnya kemampuan anak dalam berhitung ”, disebabkan karena:
1. Cara penyampaian/penjelasan guru yang tidak menarik atau terlalu cepat.
2. Guru kurang tepat dalam menjelaskan.
3. Guru kurang tepat dalam memilih metode.
4. Guru harus lebih melatih anak dalam berhitung.
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut penulis memilih judul “Meningkatkan Kemampuan Matematika Dalam Berhitung pada Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini Melalui Metode Pemberian Tugas di TK SATU ATAP SDN1 BRINGIN.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis rumuskan permasalahan sebagai berikut : Bagaimana mengembangkan kemampuan matematika dalam berhitung pada pengembang kognitif anak usia dini melalui metode pemberian tugas?
C. Tujuan Perbaikan
Tujuan perbaikan kegiatan pengembangan ini adalah:
1. Pengembangan kemampuan matematika dalam berhitung di TK melalui metode pemberian tugas.
2. Mendiskripsikan metode pemberian tugas dalam mengembangkan kemampuan kognitif anak.
D. Manfaat Perbaikan
1. Bagi anak TK diharapkan mampu memahami bahwa betapa pentingnya untuk belajar Matematika dan berhitung dalam kehidupan, dengan berbagi kegiatan yang menyenangkan tapi tetap bermakna untuk pengembangan kemampuan berhitung mereka.
2. Bagi guru untuk menambah wawasan tentang bagaimana cara yang tepat dalam merangsang minat berhitung dan mendoronnya agar lebih kreatif dalam membuat berbagai media dan kegiatan yang sesuai dengan situasi dan kebutuhan.
3. Bagi orang tua di harapkan mampu menambah wawasan tentang bagaimana cara menfasilitasi dan mendukung minat belajar berhitung anak dengan menyediakan berbagai mainan dan buku panduan berhitung yang sangat bervariasi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. HAKEKAT MATEMATIKA
1. Pengertian Matematika
Belajar matematika terjadi secara alami seperti pada saat anak bermain. Anak usia dini menemukan, menguji serta menerapkan konsep matematika secara alami, hampir setiap hari melalui kegiatan–kegiatan yang mereka lakukan seperti anak-anak di TK juga melakukan kegiatan bermain matematika.
Menurut pusat pembinaan dan pengembangan Bahasa ( 1991. H.637 ) “ Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antar bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian persoalan mengenai bilangan. Sedangkan menurut “ Suri asumantri ” ( 1982.H.191 ) matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin disampaikan. Lambang-lambang matematika bersifat artificial dan baru memiliki arti setelah sebuah makna diberikan kepadanya. Tanpa kebermaknaan matematika hanya sebuah kumpulan rumus yang mati.
Ada pula paham yang menyatakan bahwa matematika merupakan bahasa artifial yang dikembangkan untuk menjawab kekurangan bahasa verbal yang bersifat alamiah dan matematika akan mempunyai arti jika terdapat hubungan pola, bentuk dan struktur. Matematika memiliki kelebihan dibandingkan dengan bahasa verbal. Matematika mampu mengembangkan bahasa numeric yang memungkinkan kita melakukan pengukuran secara kuantitatif.
Konsep Matematika modern sekarang ini tidak lagi hanya pada konsep-konsep abstrak dimana suatu kebenaran matematika dikembangkan berdasarkan alasan logis dengan menggunakan pembuktian deduktif. Matematika sebagai ilmu tentang struktur dan hubungan–hubungannya memerlukan simbol-simbol untuk membantu memanipulasi aturan-aturan melalui operasi yang ditetapkan (paimin, 1998).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa matematika adalah sesuatu yang berkaitan dengan ide-ide/konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hirarkis melalui penalaran yang bersifat deduktif sedangkan permainan matematika di TK adalah kegiatan belajar tentang konsep matematika melalui aktifitas bermain dalam kehidupan sehari-hari dan bersifat alamiah.
2. Elemen Perkembangan Matematika
Menurut lerner ( 1988 : 1430 ) ada beberapa elemen dalam perkembangan matematika yaitu :
a. Elemen Konsep
Menunjukan pada pemahaman dasar, anak mengembangkan suatu konsep ketika mereka mampu mengklasifikasikan atau mengelompokkan benda- benda atau ketika mereka dapat mengasosiasikan suatu nama dengan kelompok benda tertentu.
b. Ketrampilan
Menunjuk pada sesuatu yang dilakukan oleh seseorang yaitu kemampuan mengidentifikasi konsep-konsep matematika yang dapat dipelajari melalui kegiatan bermain.
c. Pemecahan Masalah
Adalah kegiatan mempraktikan matematika dengan cara bekerja dan inti dari kemampuan memecahkan masalah terletak pada proses pengambilan tindakan yang dilakukan melalui hubungan bahasa.
3. Metode Matematika
Dalam pengembangan matematika di TK beberapa metode yang digunakan yaitu:
1. Pettering ( menyusun pola atau gambar ).
Menyusun rangkaian warna, bagian-bagian, benda-benda, suara-suara, dan gerakan-gerakan yang dapat diulang. Misal: menyusun balok berwarna-warni (merah, kuning, hijau).
2. Penyortiran dan pengelompokan.
Kegiatan ini dapat mengasah kemampuan mengamati pada anak tentang persamaan dan perbedaan. Misal : pada saat membereskan mainan yang baru saja digunakannya anak akan menyortir balok-balok sesuai ukuran, warna dan jenisnya dengan memasukan pada tempat yang di sediakan oleh bu guru.
3. Mengurutkan dan menyambung.
Disebut juga kegiatan serialisasi yaitu kegiatan mengidentifikasi perbedaan dan mengatur atau mengurutkan benda sesuai dengan karakteristiknya. Contoh: anak mengelompokan benda dari yang paling kecil ke yang paling besar.
4. Mulainya konsep angka.
Konsep angka melibatkan pemikiran tentang ” berapa jumlahnya atau berapa banyak”.Tetapi yang paling terpenting adalah mengerti konsep angka. Yaitu kesempatan untuk mengulang kinerja dengan sekelompok benda dan membandingkan jumlahnya.

B. BERHITUNG
Menurut kamus Bahasa Indonesia ( 1991: 355 ) berhitung adalah membilang (menjumlahkan, mengurangi, membagi, memperbanyakkan dsb).
Tidak dibenarkan apabila berhitung di TK diberikan secara memaksa yakni anak dipaksa belajar seperti orang dewasa pada usia 4-6 tahun, anak membutuhkan benda konkrit untuk memahami konsep hitung/ bilangan.
Penguasaan konsep tersebut melalui beberapa tahap:
a. Tahap Konsep/ pengertian
Pemahaman atau pengertian tentang sesuatu dengan menggunakan benda peristiwa konkrit seperti pengenalan warna, bentuk dan menghitung bilangan.
b. Tahap Transisi/ peralihan.
Peralihan dari konkrit ke abstrak dari konsep kebilangan. Tahap ini adalah saat anak benar-benar mulai memahami konsep, dengan cara apa saja. Saat inilah guru mulai menunjukan dengan memodelkan cara penulisan lambang bilangan secara bertahap sesuai dengan kecepatan kemampuan perkembangan anak yang berbeda.


c. Tahap Lambang bilangan.
Tahap ini anak sudah mulai diberi kesempatan menuliskan lambang sendiri tanpa paksaan.

C. PENGEMBANGAN KOGNITIF.
Kemampuan kognitif diperlukan oleh anak dalam rangka mengembangkan pengetahuannya tentang apa yang ia lihat, dengar, rasa, raba ataupun ia cium melalui panca indera yang dimilikinya. Di Taman Kanak-Kanak dan lembaga pendidikan sejenis lainnya, pengembangan kognitif dikenal juga dengan istilah pengembangan daya pikir.
Herman mendefinisikan bahwa kognitif adalah intelektual ditambah dengan pengetahuan sedangkan menurut Pamela minet perkembangan intelektual adalah sama dengan perkembangan mental, dan perkembangan kognitif adalah perkembangan pikiran.
Tahap-tahap perkembangan kognitif menurut piaget yaitu:
1. Tahap Sensori Motor ( 0 - 2th ).
Pada tahap ini bayi menggunakan kemampuan perasaan dan motor untuk memahami dunia. Berawal dari refleksi dan berakhir dengan kombinasi kompleks dari kemampuan sensori motor.
2. Tahap Pra- Operasional ( 2 - 7th ).
Tahap ini anak mempunyai gambaran mental dan mampu untuk berpura- pura, langkah pendek untuk menggunakan simbol (kata-kata dan imajinasi) untuk menggambarkan benda, situasi, kejadian.
3. Tahap Konkret – Operasional.
Dalam tahap ini anak tidak hanya menggambarkan simbol, tapi dapat memanipulasi simbol secara logika dalam memecahkan masalah.

a. Metode pengembangan Kognitif.
Vigotsky mengemukakan bahwa manusia dilahirkan dengan seperangkat fungsi kognitif dasar yakni kemampuan memperhatikan, mengamati dan mengingat (Dworetsky, 1990). Untuk membantu pengembangan kognitif anak perlu dibekali dengan pengalaman belajar yang dirancang melalui kegiatan mengobservasi dan mendengarkan dengan tepat.
Berikut adalah macam-macam Metode yang dapat digunakan untuk pengembangan kognitif anak TK:
a. Bermain.
Merupakan bermacam bentuk kegiatan yang memberikan kepuasan pada diri anak yang bersifat non serius, lentur dan bahan mainan terkandung dalam kegiatan dan yang secara imajinatif ditransformasi sepadan dengan dunia orang dewasa.
b. Pemberian Tugas.
Metode yang memberikan kesempatan kepada anak melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung dari guru apa yang harus dikerjakan sehingga anak dapat memahami tugasnya secara nyata agar dapat dilaksanakan secara tuntas.
c. Demonstrasi.
Adalah cara memparagakan atau mempertunjukan sesuatu atu proses dari suatu kejadian atau peristiwa.
d. Tanya Jawab/ Bercakap- cakap.
Adalah metode dengan cara tanya jawab, guru memberi pertanyaan terbuka,sehingga anak dapat menjawab beberapa kemungkinan berdasarkan pengalaman anak, guru berusaha agar anak aktif memberi jawaban/keterangan, bukan guru yang aktif memberi keterangan.
e. Mengucap Syair.
Suatu cara menyampaikan sesuatu melalui syair yang menarik yang dibuat guru untuk sesuatu, agar dapat dipahami anak.
f. Percobaan/ Eksperimen.
Adalah suatu cara anak melakukan berbagai percobaan yang dapat dilakukan anak sesuai dengan usianya, guru sebagai fasilitator, alat untuk berbagai percobaan sudah dipersiapkan.
g. Bercerita.
Adalah cara menyampaikan sesuatu dengan memberikan penerangan/ penjelasan secara lisan melalui cerita.
b. Pentingnya Pengembangan Kognitif.
Berdasarkan pendapat Pieaget pentingnya guru dalam mengembangkan Kemampuan kognitif pada anak adalah sebagai berikut:
1. Agar anak mampu mengembangkan daya persepsinya berdasarkan apa yang ia lihat, dengar dan rasakan sehingga anak akan memiliki pemahaman yang utuh dan komprehensif.
2. Agar anak mampu melatih ingatannya terhadap semua peristiwa dan kejadian yang pernah di alaminya.
3. Agar anak mampu mengembangkan pemikiran-pemikirannya dalam rangka menghubungkan satu peristiwa dengan peristiwa yang lain.
4. Agar anak mampu memahami berbagai simbol-simbol yang terbesar di dunia sekitarnya .
5. Agar anak mampu memecahkan persoalan hidup yang dihadapinya sehingga pada akhirnya ia akan menjadi individu yang mampu menolong dirinya sendiri.

D. METODE
Metode merupakan faktor lain yang ikut menunjang keberhasilan dalam tujuan pembelajaran, semakin mudah metode yang digunakan semakin mudah untuk diterapkan sehingga lebih mudah diserap dan peluang kesalahan akan semakin kecil. Dan sebaliknya dengan metode yang susah dan rumit akan semakin lambat dan peluang membuat kesalahan semakin besar.
E. METODE PEMBERIAN TUGAS
a. Pengertian Pemberian Tugas.
Metode pemberian tugas merupakan tugas atau pekerjaan yang sengaja diberikan kepada anak yang harus dilaksanakan dengan baik. Tugas ini diberikan kepada anak untuk memberi kesempatan kepada mereka menyelesaikan tugas yang didasarkan pada petunjuk langsung dari pendidik yang sudah dipersiapkan sehingga anak dapat menjalani secara nyata dan melaksanakan dari awal sampai tuntas. Metode pemberian tugas dapat diberikan secara kelompok atau perorangan (Kurikulum Taman Kanak- Kanak, 1986. 10).
Pemberian penentuan batasan tugas merupakan prasyarat yang sangat penting yang harus mendapat perhatian guru TK. Kejelasan penentuan batas tugas yang harus diseleseikan anak akan memperkecil kemungkinan anak membuang- buang waktu dan tenaga untuk suatu kegiatan yang tidak membuahkan hasil dan tidak bermakna bagi anak.
Ada beberapa faktor yang berpengaruh dalam penentuan kejelasan batas tugas bagi anak TK:
- Pertama, tugas itu harus cukup jelas rinciannya agar tugas itu tidak membingungkan.
- Kedua, anak memahamidari mana harus memulai pekerjaan itu dan sampai dimana harus mengakhirinya.
- Tugas yang diberikan guru harus jelas kaitannya dengan hal-hal konkret yang dihadapi anak sehari-hari.
Ada pula 3 faktor yang berpengaruh dalam pengembangan tugas:
- Berapa satuan pengajaran yang terkait dengan tugas itu.
- Kesulitan yang mungkin dihadapi anak dengan tuntas,
- Tingkat keragaman kemampuan dalam kelas secara umum.
b. Yang harus diperhatikan dalam pemberian tugas kepada anak (moeslichatoen, 2004) yaitu:
1. Pemberian tugas adalah proses integraldalam kegiatan pengembangan maka tujuan tugas merupakan bagian penting sehingga tugas yang diberikan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
2. Pemberian tugas tidak sekadar menyibukkan anak melainkan harus dapat memberikan sumbangan terhadap tujuan belajar yang diharapkan.
3. Pemberian tugas harus memberikan pengenalan kepada anak untuk bekerja dengan baik.
4. Pemberian tugas harus menantang pengembangan kreativitasnya.
5. Pemberian tugas harus menumbuhkan kesadaran diri sendiri bukan untuk pendidik.
c. Manfaat Penggunaan Metode Pemberian Tugas.
Metode pemberian tugas merupakan salah satu metode untuk:
a. Memberikan pengalaman belajar yang dapat meningkatkan cara belajar yang lebih baik dan memantapkan penguasaan perolehan hasil belajar.
b. Pemberian tugas bila dirancang secara tepat dan proporsional akan dapat meningkatkan bagaimana cara belajar yang benar.
c. Melalui pemberian tugas anak semakin terampil mengerjakan, semakin lancer, semakin pasti, semakin terarah kepencapaian tujuan.
d. Pemberian tugas dapat menimbulkan prakarsa anak untuk mengembangkan kegiatan belajar sendiri.
d. Tujuan Kegiatan Pemberian Tugas Bagi Anak TK:
a. Dengan kegiatan pemberian tugas merupakan salah satu pemberian pengalaman agar anak memperoleh penguasaan materi yang diajarkan lebih baik.
b. Pemberian tugas dapat digunakan untuk meningkatkan ketrampilan berfikir.
c. Pemberian tugas juga terkait dengan pengembangan bahasa anak.
d. Pemberian tugas juga terkait dengan pengembangan berhitung, misal penjumlahan bilangan dengan berbagai gabungan dengan menggunakan alat bantu.
e. Tehnik Pemberian Tugas yaitu:
a) Mengklasifikasi benda.
b) Perlu dikembangkan untuk anak usia 3-4 th, kita dapat meminta anak untuk mengelompokkan benda berdasarkan ciri-ciri tertentu (berdasarkan warna, bentuk, maupun ukuran).
c) Membuat Pola.
d) Pola merupakan rangkaian suatu benda yang disusun berulang. Kegiatn menyusun pola tertentu dalam bentuk 2 pola atau 3 pola.
e) Mengenal Konsep Angka (mengenal arti angka, menghitung korespondensi satu-satu).
f) Kegiatan Mengukur.
g) Mengukur melibatkan kegiatan menetapkan jumlah tertentu, seperti thermometer digunakan untuk mengukur suhu, jam untuk mengukur waktu.
h) Mengenal Bentuk Geometri.
i) Kegiatan tugas bagi anak difokuskan pada benda geometri yang sederhana seperti lingkaran, segitiga.

















BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Subjek penelitian anak didik Taman Kanak- Kanak Satu Atap SDN 1 Bringin, Kecamatan Batealit, Kabupaten Jepara dengan jumlah 15 siswa, terdiri dari laki-laki dan siswa perempuan, sikap atau perkembangan jiwa wajar-wajar saja, tidak ada yang memilki keistimewaan. Sekolah terletak didesa sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani dan tukang kayu. Kondisi yang menyebabkan perhatian orang tua terhadap perkembangan serta pendidikan anak-anaknya kurang dan motivasi untuk berangkat sekolah rendah, karena orang tuanya berangkat kerja jam 05.00 WIB/subuh. Disamping itu fasilitas pembelajaran/permainan disekolah juga kurang memadai. Peneliti adalah guru kelas kelompok A di Taman Kanak- Kanak Satu Atap SDN 1 Bringin dan pengamat adalah saudari Afiyah rekan guru.
2. Waktu Pelaksanaan.
Siklus I : Senin, 08 februari 2010
Selasa, 09februari 2010
Rabu, 10 februari 2010
Kamis,11 februari 2010
Jum’at, 12februari 2010
Siklus II : Senin, 08 Maret 2010
Selasa, 09 Maret 2010
Rabu, 10 Maret 2010
Kamis, 11 Maret 2010
Jum’at, 12 Maret 2010
3. Tema : Binatang
4. Kelompok : A


B. Deskripsi Per-siklus
1. Rencana Pelaksanaan Per-siklus
Dalam kegiatan pengembangan kemampuan matematika dan berhitung dengan cara mengumpulkan gambar (membedakan hasil yang lebih banyak dan sedikit), memberi tanda pada gambar binatang berkaki 4 dan berkaki 2, memberi lingkaran pada lambang bilangan yang sesuai, menarik garis/memasangkan gambar dengan bentuk geometri, menambahkan kelompok benda 1-5 banyak siswa mengalami kesulitan dan belum mampu sepenuhnya dalam mengerjakan/menyelesaikan tugas-tugas yang sudah diberikan. Oleh karena itu guru haruslah sabar dan lebih kreatif dalam mengatasi masalah dalam pengembangan kemampuan matematika terutama berhitung.
Berdasarkan latar belakang dan analisis masalah yang telah diuraikan di atas, guru melakukan diskusi dan renungan berbagai upaya untuk mengatasi masalah yang dialami oleh siswa yaitu kesulitan untuk mengerjakan/menyelesaikan tugas sampai tuntas.
2. Prosedur Pelaksanaan.
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan saat proses pembelajaran di kelas berlangsung sesuai masalah yang menjadi fokus perbaikan yaitu: mengembangkan kemampuan matematika dalam berhitung, untuk meningkatkan motivasi dan ketrampilan siswa, maka ada kegiatan-kegiatan khusus yaitu dilakukan permainan-permainan yang dapat memancing anak untuk mengembangkan kemampuan matematika dalam berhitung, diantaranya mengambil kartu gambar (siapa yang dapat lebih banyak dan yang sedikit), menebak gambar, menghitung gambar, membilang angka, memasangkan gambar dengan bentuk-bentuk geometri, menambahkan benda 1-5. Serta memberikan motivasi atau penguatan kepada siswa guna untuk menumbuhkan kreatifitas dan ide dalam menebak gambar/angka yang ditunjukan oleh guru. Menciptakan suasana pembelajaran menjadi lebih menarik, sehingga siswa lebih aktif, kreatif dan menyenangkan dengan waktu yang seefisien mungkin.

3. Pengamatan/Pengumpulan data/instrument/Observasi.
Setelah melakukan diskusi dengan teman sejawat sebagai pengamat, maka diperoleh kesepakatan bahwa observasi dilakukan terhadap proses dan hasil tindakan perbaikan yang tentu saja terfokus pada perilaku mengajar guru, perilaku belajar siswa, interaksi antara guru dan siswa serta peraga yang digunakan.
Pengamat dalam merekam perubahan perilaku cukup dengan menggunakan format atau lembar pengamat/observasi dimana pengamat tinggal membubuhkan tanda centang( ) pada tempat yang tersedia dan sedikit komentar atau saran perubahan tingkah laku dalam pengenalan matematika terutama berhitung.
Selama pembelajaran pengamat melakukan observasi terhadap perubahan tingkah laku siswa. Beberapa tingkah laku siswa yang diamati adalah:
a. Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru.
b. Siswa asyik ngobrol sendiri.
c. Siswa bermain sendiri.
d. Siswa keluar kelas untuk menemui ibunya.
e. Siswa banyak yang belum mampu berhitung.
f. Siswa banyak yang belum mampu menebak apa yang diperlihatkan guru.
g. Siswa banyak yang belum mengenal konsep angka.
h. Siswa belum mampu mengelompokkan benda yang banyak dan yang sedikit.
i. Siswa belum mampu membedakan bentuk geometri.
j. Siswa belum mampu membilang pada gambar sesuai lambang bilangan.
k. Siswa belum mampu memasangkan jumlah gambar dengan angka.
Pengamatan terhadap perubahan tingkah laku siswa dalam peningkatan kemampuan matematika terutama berhitung dilakukan setiap siklus sehingga pengamat mengetahui perubahan dalam setiap siklus.
4. Refleksi.
Taman Kanak- kanak Satu Atap SDN 1 Bringin adalah TK yang terletak di desa kecil yaitu Desa Bringin Kecamatan Batealit Kabupaten Jepara. Proses kegiatan belajar mengajar di Tk Satu Atap SDN 1 Bringin sering mengalami kegagalan yang paling menonjol adalah rendahnya penguasaan materi pelajaran oleh siswa. Indikatornya dapat dilihat dari hasil kegiatan belajar siswa banyak yang belum tuntas.
Kegiatan dalam proses kegiatan belajar mengajar tersebut disebabkan oleh banyak hal antara lain: kurangnya tempat yang memadai, kurangnya buku bantuan untuk kegiatan belajar mengajar, tingkat kesadaran siswa yang masih rendah, sarana dan prasarana pembelajaran yang belum memadai.
Dengan dukungan dana operasional dari Pemerintah Daerah setempat, serta uang sumbangan dari wali murid, berbagai usaha telah dilakukan untuk membenahi kekurangan tersebut antara lain: mengusahakan tempat belajar/kelas seadanya walaupun hanya dikasih sekat/pembatas dari triplek antara ruangan satu dengan ruangan yang lain, mengusahakan alas untuk belajar dengan karpet karena belum bisa dengan meja dan kursi, melengkapi permainan edukatif (APE), mengusahakan permainan diluar kelas seperti prosotan dan bak pasir.
Di TK Satu Atap SDN 1 Bringin masalah perbaikan yang langsung menyentuh aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar kurang mendapat perhatian.
Penulis melakukan refleksi diri sebagai dasar untuk mengadakan perbaikan pembelajaran. Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran penulis dibantu oleh teman sejawat sebagai pengamat, perbaikan dilakukan dalam 2 siklus pembelajaran. Setiap siklus dilakukan dalam waktu lima hari. Beberapa perubahan proses kegiatan pembelajaran antara lain:
C. Siklus I
a. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I.
Rencana pembelajaran yang dilakukan oleh penulis dalam lima hari pada siklus pertama adalah:
1. Menjelaskan kembali cara mengumpulkan gambar,serta membedakan yang paling banyak dan yang paling sedikit dan menyiapkan sumber bahan yang berupa kartu gambar.
2. Memberi tanda pada gambar dan menyiapkan kartu bergambar binatang berkaki 4 dan binatang berkaki 2. Pada siklus pertama ini rencana kegiatannya memberi tanda”x” dan tanda “ “ pada gambar binatang berkaki 4 dan 2.
3. Memberi lingkaran pada lambang bilangan yang sesuai dan menyiapkan sumber bahan kartu gambar.
4. Menarik garis dan memasangkan gambar dengan angka serta gambar dengan bentuk geometri dan menyiapkan sumber bahan yang berupa kartu gambar dan bentuk – bentuk geometri.
5. Berhitung bersama menambahkan kelompok benda 1-5 dengan menyiapkan sumber bahan yang berupa batu kecil- kecil dan kartu gambar.
Tindakan yang direncanakan penulis adalah:
1. Menjelaskan atau menyampaikan kegiatan dengan bahasa yang dipahami oleh anak TK dan bersikap luwes.
2. Menggunakan alat peraga untuk menarik siswa.
3. Mengajukan pertanyaan secara jelas dan singkat yang disertai bimbingan.
4. Menjelaskan langkah-langkah dalam mengumpulkan gambar dan cara membedakan yang banyak dan yang sedikit.
5. Menjelaskan cara membedakan binatang berkaki 4 dan binatang berkaki 2 serta cara member tanda “x” dan “ “ pada gambar.
6. Menjelaskan langkah-langlah dalam membilang/memberi tanda sesuai dengan jumlah gambar.
7. Menjelaskan langkah-langkah dalam menarik garis/memasangkan gambar (gambar dengan angka, gambar dengan bentuk geometri).
8. Menjelaskan langkah-langkah dalam berhitung penambahan kelompok benda 1-5.
9. Guru memberikan motivasi dengan melakukan simulasi, bermain mengumpulkan gambar, membedakan gambar, membilang gambar, memasangkan gambar, menambahkan kumpulan gambar.
10. Guru memberi motivasi/penguatan bagi siswa yang telah berhasil menyelesaikan tugas dengan baik.
Secara lengkap SKH Siklus I dan perlengkapannya tertuang pada lampiran.
b. Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Siklus I
Tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan pada:
1. Hari Senin, Februari 2010 dengan kegiatan bermain mengumpulkan gambar serta membedakan hasil yang lebih banyak dan yang sedikit:
Langkah-langkah yang dilakukan penulis:
a) Guru mengajak anak untuk membuat barisan.
b) Guru menyiapkan kartu gambar lalu ditaruh diatas meja.
c) Guru menunjuk satu anak dari tiap-tiap barisan untuk maju.
d) Guru anak berlari cepet-cepetan menuju meja tersebut lalu mengambil gambar ayam dan mengumpulkan sebanyak-banyaknya.
e) Anak- anak yang lain diajak untuk member semangat pada teman-temannya yang sedang berlomba mengambil kartu-kartu gambar.
f) Setelah semua gambar habis diambili, guru mengajak anak-anak untuk menghitung hasil yang didapat.
g) Guru membantu anak-anak untuk menghitung bersama hasil tadi secara satu persatu dari tiap-tiap kelompok.
h) Setelah diketahui jumlah yang didapat dari tiap- tiap kelompok, maka guru menjelaskan siapa yang dapat paling banyak dan siapa yang dapat paling sedikit.
i) Guru melakukan kegiatan diatas berulang-ulang seterusnya sampai anak-anak benar-benar faham dan mampu membedakan yang lebih banyak dan yang lebih sedikit.
2. Hari selasa, februari 2010 dengan kegiatan menebak gambar dan menghitung jumlah kaki pada gambar gambar dan member tanda “x” pada binatang berkaki 4 dan pada binatang berkaki 2.
Langkah- langkah yang dilakukan penulis:
a. Mengajak anak untuk membuat lingkaran.
b. Guru mengajak anak-anak untuk pemanasan dulu dengan bertepuk tangan sambil berhitung.
contoh: prok......prok.....prok....satu.
Prok......prok.....prok....dua.
Prok......prok.....prok....tiga.
c. Guru memulai dengan mengambil 1 gambar (misal: gambar ayam) lalu ditunjukan pada anak-anak.
d. Guru meminta anak untuk menebak.
e. Guru mangajak anak-anak untuk mengamati gambar ayam dan mengajak anak untuk mencari kaki ayam serta menghitungnya.
f. Guru mencoba membantu dengan mengajak anak-anak untuk berhitung bersama-sama.
g. Setelah diketahui hasil jumlah kakinya, maka guru menjelaskan pada anak-anak bahwa ayam itu termasuk binatang berkaki 2.
h. Guru mengambil gambar kedua (gambar sapi).
i. Guru melakukan hal yang sama seperti kegiatan diatas tadi sampai diketahui berapa jumlah kaki sapi dan itu termasuk binatang berkaki berapa.
j. Kegiatan ini dilakukan berulang-ulang sampai anak-anak benar-benar mampu membedakan binatang berkaki 4 dan berkaki 2.
3. Hari Rabu, Februari 2010 dengan kegiatan menghitung gambar dan memberi lingkaran pada lambang bilangan yang sesuai.
Contoh:


Langkah- langkah yang dilakukan guru:
a. Guru menyiapkan gambar yang jumlahnya sama dengan tulisan angkanya.
Missal:


b. Guru mengajak anak untuk membuat lingkaran sambil pemanasan dengan bernyanyi
Satu dua tiga empat lima enam tujuh delapan
Siapa rajin kesekolah cari ilmu sampai dapat.
Sungguh senang amat senang bangun pagi- pagi sungguh senang.
c. Guru memulai mengambil gambar bertuliskan angka 1 lalu di tunjukan pada anak-anak.
d. Anak disuruh menebak.
e. Guru mengajak anak untuk menghitung gambar yang dipegang bu guru tadi.
f. Setelah diketahui jumlah gambar itu ada 1, guru menunjukan tulisan angka 1 dan cara menuliskannya.
g. Guru mengambil gambar kedua yang bertuliskan angka 2.
h. Guru melakukan hal yang sama seperti no 4-6 sampai anak dirasa benar-benar faham.
i. Semua kegiatan dilakukan berulang-ulang hingga angka 5 sampai anak-anak benar-benar faham dan mampu untuk menghitung serta mengenali tulisannya.
4. Hari Kamis, Febuari 2010 dengan kegiatan”menarik garis/memasangkan gambar (gambar dengan bentuk Geometri).
Langkah-langkah yang dilakukan:
a. Guru menyiapkan semua yang dibutuhkan (benda-benda yang berbentuk lingkaran, segitiga, persegi,contoh: jam dinding, buku,dll.).
b. Guru mengajak anak membuat bentu lingkaran.
c. Guru masuk dalam lingkaran dan memulainya dengan mengenalkan bentuk-bentuk Geometri terlebih dahulu.
d. Guru mengambil contoh satu benda (jam dinding) berbentuk lingkaran dan untuk ditunjukan pada anak-anak.
e. Anak disuruh menebak dan menjawab.
f. Guru mengambil benda ketiga sebuah buku berbentuk persegi dan ditunjukan pada anak-anak.
g. Guru mengambil benda ketiga sebuah penggaris berbentuk segitiga dan ditunjukan kepada anak-anak lalu anak-anak disuruh menebak dan menjawab.
h. Setelah semua benda tadi sudah dijelasan kepada anak-anak, maka guru mengajak anak-anak untuk mengulangi lagi menyebutkan semua bentuk-bentuk tadi.
i. Setelah dirasa anak sudah mampu membedakan maka guru mencoba mengajak anak-anak untuk menghitung kumpulan bentuk geometri (bentuk lingkaran bergambar kucing ada berapa, bentuk segitiga bergambar kelinci ada berapa).
j. Kegiatan diatas dapat di lakukan berulang-ulang sampai dirasa anak benar-benar mampu dan bisa.
5. Hari Jum’at, Februari 2010 dengan kegiatan menambahkan kumpulan benda (1- 5) dengan menggunakan batu kecil.
Langkah-langkah yang dilakukan:
a. Guru mengajak anak untuk mengambil batu kecil sebanyak 5 biji.
b. Guru mengajak anak untuk menghitung 5 batu kecil tadi satu persatu secara bersama-sama.
c. Guru mulai menjelaskan dengan cara mengambil 1 biji batu dan menunjukan kepada anak-anak sambil bertanya pada anak ini berapa?
d. Anak disuruh menebak dan menjawab.
e. Kemudian guru menyuruh anak-anak menirukannya (mengambil 1 batu juga).
f. Setelah itu guru mengambil lagi 1 batu (anak- anak ambil 1 batu juga).
g. Guru menjelaskan kepada anak bahwa 1 batu yang pertama tadi jika ditambahkan/digunakan dengan 1 batu yang ini jadi berapa?
h. Guru sambil mempraktikan/menunjukan kedua batu yang sudah digabungkan tadi.
i. Guru mengajak anak untuk menghitung bersama.
j. Kegiatan diatas dapat dilakukan berulang-ulang kali sampai anak benar-benar faham dan bisa.
c. Pengamatan atau Pengumpulan Data Siklus I.
Untuk kegiatan pengumpulan atau pengamatan data penulis meminta bantuan teman sejawat yaitu saudari Afiyah. sebagai pengamat dalam pelaksanaan perbaikan dalam pengembangan kemampuan matematika dalam berhitung di TK.
Pengamatan dilakukan pada saat pelaksanaan perbaikan pembelajaran berlangsung, dimana pengamat duduk dibelakang mengamati dan merekam kegiatan guru mengajar serta kegiatan siswa belajar.
Dalam kegiatan pengumpulan data (merekam data) pengamat menggunakan Instrumen Observasi, berstruktur.
Pengamat memberikan tanda centang ( ) pada kolom kemunculan sebagai indikator, pengamat juga memberikan komentar sehubungan dengan kemunculan indikator pada komentar (hasil pengamatan siklus I terlampir).
Sedangkan dari hasil kegiatan pada siklus 1. diperoleh nilai sebagai berikut (hasil nilai siklus I terlampir).

















D. SIKLUS II
a. Perencanaan Siklus II.
Rencana perbaikan pembelajaran untuk siklus II dilakukan selama 2 hari, dalam perbaikan ini penulis berupaya meningkatkan aktifitas belajar anak dalam:
1. Bermain mengambil kartu gambar “kupu dan ikan “ sebanyak-banyaknya.
2. Menebak gambar dan membedakan binatang berkaki 4 dan berkaki 2 (gambar kuda dan burung).
3. Membilang/mengenal angka (menebali angka).
4. Menarik garis/memasangkan gambar (bentuk geometri dengan gambar kupuy,ikan,ular).
5. Menambahkan kumpulan benda ( 1-5 ) dengan lidi.
Tindakan yang direcanakan penulis adalah :
1. Menyampaikan atau menjelaskan kegiatan dengan bahasa yang dipahami oleh anak Taman Kanak-Kanak dan bersikap lues.
2. Menggunakan alat peraga untuk menarik siswa.
3. Mengajukan pertanyaan secara jelas dan singkat yang disertai bimbingan.
4. Mendemonstrasikan secara klasikal agar anak dapat melihat dengan jelas.
5. Memberikan acuan informasi dalam memberikan pertayaan.
6. Memberikan semangat/motifasi agar anak mau melaksanakan kegiatan yang telah ditentukan.
7. Memberi motifasi/penguatan bagi siswa yang telah berhasil menyelesaikan tugas dengan baik.
Secara lengkap SKH Siklus II dan perlengkapanya tertuang pada lampiran.

b. Pelaksanakan Perbaikan pembelajaran Siklus II
Tindakan perbaikan pembelajaran pada Siklus II dilaksanakan pada hari :
1. Hari Senin, Maret 2010 dengan kegiatan bermain mengumpulkan gambar serta membedakan hasil yang lebih banyak dan yang sedikit:
Langkah-langkah yang dilakukan penulis:
a. Guru mengajak anak untuk membuat barisan.
b. Guru menyiapkan kartu gambar lalu ditaruh diatas meja.
c. Guru menunjuk satu anak dari tiap-tiap barisan untuk maju.
d. Guru anak berlari cepet-cepetan menuju meja tersebut lalu mengambil gambar kupu dan mengumpulkan sebanyak-banyaknya.
e. Anak-anak yang lain diajak untuk memberi semangat pada teman-temannya yang sedang berlomba mengambil kartu-kartu gambar.
f. Setelah semua gambar habis diambili, guru mengajak anak-anak untuk menghitung hasil yang didapat.
g. Guru membantu anak-anak untuk menghitung bersama hasil tadi secara satu persatu dari tiap-tiap kelompok.
h. Setelah diketahui jumlah yang didapat dari tiap-tiap kelompok, maka guru menjelaskan siapa yang dapat paling banyak dan siapa yang dapat paling sedikit.
i. Guru melakukan kegiatan diatas berulang-ulang seterusnya sampai anak-anak benar-benar faham dan mampu membedakn yang lebih banyak dan yang lebih sedikit.
2. Hari Selasa, Maret 2010 dengan kegiatan menebak gambar dan menghitung jumlah kaki pada gambar gambar dan member tanda “x” pada binatang berkaki 4 dan pada binatang berkaki 2.
Langkah-langkah yang dilakukan penulis:
a. Mengajak anak untuk membuat lingkaran.
b. Guru mengajak anak-anak untuk pemanasan dulu dengan bertepuk tangan sambil berhitung.
contoh: prok......prok.....prok....satu.
Prok......prok.....prok....dua.
Prok......prok.....prok....tiga.
c. Guru memulai dengan mengambil 1 gambar (misal: gambar kuda) lalu ditunjukan pada anak- anak.
d. Guru meminta anak uintuk menebak.
e. Guru mangajak anak-anak untuk mengamati gambar kuda dan mengajak anak untuk mencari kaki kuda serta menghitungnya.
f. Guru mencoba membantu dengan mengajak anak-anak untuk berhitung bersama-sama.
g. Setelah diketahui hasil jumlah kakinya, maka guru menjelaskan pada anak-anak bahwa kuda itu termasuk binatang berkaki 4.
h. Guru mengambil gambar kedua (gambar burung).
i. Guru melakukan hal yang sama seperti kegiatan diatas tadi sampai diketahui berapa jumlah kaki burung dan itu termasuk binatang berkaki berapa.
j. Kegiatan ini dilakukan berulang-ulang sampai anak-anak benar-benar mampu membedakan binatang berkaki 4 dan berkaki 2.
3. Hari Rabu, Maret 2010 dengan kegiatan menghitung gambar dan memberi lingkaran pada lambang bilangan yang sesuai.
Contoh:


Langkah- langkah yang dilakukan guru:
a. Guru menyiapkan gambar yang jumlahnya sama dengan tulisan angkanya.
Missal:



b. Guru mengajak anak untuk membuat lingkaran sambil pemanasan dengan bernyanyi
Satu dua tiga empat lima enam tujuh delapan
Siapa rajin kesekolah cari ilmu sampai dapat.
Sungguh senang amat senang bangun pagi-pagi sungguh senang.
c. Guru memulai mengambil gambar bertuliskan angka 1 lalu di tunjukan pada anak-anak.
d. Anak disuruh menebak.
e. Guru mengajak anak untuk menghitung gambar yang dipegang bu guru tadi.
f. Setelah diketahui jumlah gambar itu ada 1, guru menunjukan tulisan angka 1 dan cara menuliskannya.
g. Guru mengambil gambar kedua yang bertuliskan angka 2.
h. Guru melakukan hal yang sama seperti no. 4-6 sampai anak di rasa benar-benar faham.
i. Semua kegiatan dilakukan berulang-ulang hingga angka 5 sampai anak-anak benar-benar faham dan mampu untuk menghitung serta mengenali tulisannya.
4. Hari Kamis, Maret 2010 dengan kegiatan”menarik garis/memasangkan gambar (gambar dengan bentuk Geometri).
Langkah-langkah yang dilakukan:
a. Guru menyiapkan semua yang dibutuhkan (kertas berbentuk lingkaran, segitiga, persegi) yang didalamnya bergambar kupu, ikan, ular.
b. Guru mengajak anak membuat bentuk lingkaran.
c. Guru masuk dalam lingkaran dan memulainya dengan mengenalkan bentuk-bentuk Geometri terlebih dahulu.
d. Guru mengambil contoh satu kertas berbentuk lingkaran dan ditunjukan pada anak-anak.
e. Anak disuruh menebak dan menjawab.
f. Guru mengambil lagi bentuk kedua, yaitu segitiga, ditunjukan pada anak-anak.
g. Guru mengambil benda ketiga berbentuk persegi dan ditunjukan kepada anak-anak lalu anak-anak disuruh menebak dan menjawab.
h. Setelah semua benda tadi sudah dijelasan kepada anak-anak, maka guru mengajak anak-anak untuk mengulangi lagi menyebutkan semua bentuk-bentuk tadi.
i. Setelah dirasa anak sudah mampu membedakan maka guru mencoba mengajak anak-anak menghitung kartu yang bergambar kupu, ikan, ular, didalam masing-masing bentuk geometri tadi ada berapa? Kegiatan diatas dapat di lakukan berulang-ulang sampai dirasa anak benar-benar mampu dan bisa.
5. Hari Jum’at, Maret 2010 dengan kegiatan menambahkan kumpulan benda (1- 5) dengan menggunakan Lidi.
Langkah-langkah yang dilakukan:
a. Guru mengajak anak untuk mengambil lidi sebanyak 5 biji.
b. Guru mengajak anak untuk menghitung 5 lidi tadi satu persatu secara bersama-sama.
c. Guru mulai menjelaskan dengan cara mengambil 1 batang lidi dan menunjukan kepada anak-anak sambil bertanya pada anak ini berapa?
d. Anak disuruh menebak dan menjawab.
e. Kemudian guru menyuruh anak-anak menirukannya (mengambil 1 lidi juga).
f. Setelah itu guru mengambil lagi 1 lidi (anak-anak ambil 1 lidi juga).
g. Guru menjelaskan kepada anak bahwa 1 lidi yang pertama tadi jika ditambahkan/digunakan dengan 1 lidi yang ini jadi berapa?
h. Guru sambil mempraktikan/menunjukan kedua lidi yang sudah digabungkan tadi.
i. Guru mengajak anak untuk menghitung bersama.
j. Kegiatan diatas dapat dilakukan berulang-ulang kali sampai anak benar-benar faham dan bisa.
c. Pengamatan atau Pengumpulan Data Siklus II.
Untuk kegiatan pengumpulan atau pengamatan data penulis meminta bantuan teman sejawat yaitu saudari afiyah sebagai pengamat dalam pelaksanaan perbaikan dalam pengembangan kemampuan matematika dalam berhitung di TK.
Pengamatan dilakukan pada prinsipnya hampir sama pada siklus I hanya perbedaanya terletak pada fokus pengamatan yang ditekankan pada pemanfaatan waktu. Pengamatan diadakan pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran berlangsung, dimana pengamat duduk dibelakang mengamati, dan merekam kegiatan guru dalam mengajar dan kegiatan yang dilakukan anak.
Dalam kegiatan pengumpulan data (merekam data), pengamat menggunakan Instrumen Observasi terstruktur.Pengamat memberikan tanda centang ( ) pada kolom kemunculan sebagai indicator,pengamat juga memberikan komentar sehubungan dengan kemunculan indicator pada komentar (hasil pengamatan siklus II terlampir). Sedangkan dari hasil kegiatan pada siklus II( terlampir).
d. Refleksi Pembelajaran Siklus II.
Setelah mengadakan perbaikan pembelajaran siklus II dan menganalisa hasil observasi serta hasil kegiatan anak, penulis mengadakan refleksi diri.
Adapun hasil refleksi pada siklus II yaitu:
1. Kelebihan dalam siklus II.
a. Menggunakan alat peraga yang dapat membantu anak untuk memahami penjelasan guru.
b. Pemberian motivasi dan sanjungan serta mendemonstrasikan/ mempraktikkan serta menjelaskan secara jelas ternyata dapat membantu anak untuk berpacu dalam belajar.
2. Kekurangan dalam siklus II.
a. Suara guru memang bisa maksimal diawal pembelajaran, tetapi ditengah dan diakhir kegiatan turun (kurang keras).
b. Pembagian waktu memang sulit sekali dilaksanakan sesuai dengan rencana hal ini disebabkan karena menghadapi siswa banyak memang sulit diprediksikan dan banyak muncul masalah yang perlu penyelesaian secepatnya.









BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.
A. HASIL PENELITIAN.
Selama pelaksanaan tindakan perbaikan berlangsung, penulis meminta bantuan kepada teman sejawat untuk mengamati dan merekam keberhasilan atau kegagalan dan segala permasalahan yang muncul selama proses pembelajaran.

a. SIKLUS I
1. Hasil Observasi Kegiatan Guru.
Berdasarkan lembar pengamatan kegiatan guru dapat disajikan pada table 4.1 berikut:
Tabel 4.1
Kegiatan guru dalam pembelajaran
No Aspek yang diamati Nilai Kategori
1 Menata ruang dan sumber belajar serta melaksanakan tugas. 3 C
2 Melaksanakn perbaikan kegiatan 3,5 C
3 Mengelola interaksi kelas 4 C
4 Bersikap terbuka dan luwes serta membantu mengembangkan sikap positif anak terhadap kegiatan bermain sambil belajar. 5 B
5 Mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam perbaikan kegiatan pengembangan. 3,2 C
6 Melaksanakan penilaian selama proses perbaikan kegiatan pengembangan. 4,5 B
7 Kesan umum pelaksanaan perbaikan kegiatan pengembangan. 3 C
Keterangan:
Nilai: 1,0 - 2,9 K = Kurang C = 5/7 x 100 = 71,4%
3,0 - 4,0 C = Cukup B = 2/7 x 100 = 28,5%
4,1 – 5,0 B = Baik

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kegiatan guru dalam Siklus I masih belum optimal karena hal ini dapat dilihat dari hasil perolehan analisa lembar observasi guru masih perlu perbaikan karena aspek menata ruang dan sumber belajar serta melaksanakan tugas rutin, cukup, mendemostrasikan kemampuan khusus dalam perbaikan kegiatan pengembangan juga cukup, dan kesan umum pelaksanakan perbaikan kegiatan pengembangan yang juga hasilnya cukup.
Adapun presentasi dari tabel diatas adalah sebagai berikut :
C = 5/7 x 100 = 71,4%
B = 2/7 x 100 = 28,5%
Jika pada Siklus I pencapaian observasi yang telah dilakukan guru terhadap anak adalah 71,4% kategori cukup, sedangkan yang kategori baik adalah 28,5%.
Grafik





2. Hasil Observasi Penelitian Penilaian Kegiatan Anak
Tabel 4.2
Nilai Kognitif Anak Siklus I
NO NAMA SKH
I SKH
II SKH
III SKH
IV SKH
V TUNTAS BELUM
TUNTAS
1. Adit • • •  •  -
2. Arjun •   • •  -
3. Arizal  •  •  - 
4. Dwik •  •  •  -
5. Ilmi    - 
6. Andre • •  o   -
7. Dillah     - 
8. Hanafi • •   - 
9. Nurul • •  • •  -
10. Khakim • • •    -
11. Naim  • • •   -
12. Widya • •  • •  -
13. Riki o • •   - 
14. Udin •  • •  -
15. Galang   - 
JUMLAH 9 6

Presentase : - Ketuntasan = 9/15 x 100 = 60% Ket: = Baik
= Cukup
Belum tuntas = 6/15 x 100 = 40% = Kurang





Grafik

Dari analisa table 4.2 dalam Siklus I dapat diketahui bahwa dari 15 siswa yang tuntas baru 9 siswa, dan ada 6 siswa yang belum tuntas, sehingga pembelajaran pada Siklus I ini dianggap masih belum sesuai dengan harapn yang di inginkan guru. Hal ini dapat dibuktikan dari presentase yang diperoleh siswa yang tuntas 60% dan 40% siswa belum tuntas.















b. SIKLUS II
I. Hasil Observasi Kegiatan Guru
Berdasarkan lembar pengamatan kegiatan guru dapat disajikan pada table 4.3 berikut :
Tabel 4.3
Kegiatan Guru dalam Pembelajaran
No Aspek yang diamati Nilai Kategori
1 Menata ruang dan sumber belajar serta melaksanakan tugas. 4,5 B
2 Melaksanakn perbaikan kegiatan 4,5 B
3 Mengelola interaksi kelas 4,6 B
4 Bersikap terbuka dan luwes serta membantu mengembangkan sikap positif anak terhadap kegiatan bermain sambil belajar. 4,4 B
5 Mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam perbaikan kegiatan pengembangan. 4,2 B
6 Melaksanakan penilaian selama proses perbaikan kegiatan pengembangan. 5 B
7 Kesan umum pelaksanaan perbaikan kegiatan pengembangan. 4,5 B

Keterangan :
B : baik Nilai : B = 4,1 – 5
C : cukup C = 3,0 – 4
K : kurang K = 1 – 2,9

Dari table diatas dapat diketahui bahwa kegiatan guru dalam siklus II sudah mencapai hasil yang optimal yaitu dilihat dari hasil poin 1- 7 sudah masuk dalam kategori Baik dan kegiatan yang dilakukan sudah mencapai hasil yang maksimal, dengan mengendalikan suasana kelas agar situasi pembelajaran berlangsung kondusif menyenangkan serta menjadikan anak semakin kreatif dan aktif.
Adapun presentase dari table diatas adalah sebagai beriktu:

B = 7 x 100% = 100%.
Jadi pada siklus II pencapain observasi yang telah dilakukan guru terhadap anak adalah 100% Baik dan dinyatakan berhasil.
Grafik










2. Hasil observasi penelitian kegiatan anak
Tabel 4.4
Nilai Kognitif Anak Siklus II
NO NAMA SKH
I SKH
II SKH
III SKH
IV SKH
V TUNTAS BELUM
TUNTAS
1. Adit • • • • •  -
2. Arjun • • • • •  -
3. Arizal  • • •   -
4. Dwik • • • •   -
5. Ilmi    •  - 
6. Andre • • • • •  -
7. Dillah •  - 
8. Hanafi • • • •   -
9. Nurul • • •  •  -
10. Khakim • • •  •  -
11. Naim  • • •   -
12. Widya • • • • •  -
13. Riki •  • • •  -
14. Udin • • • • •  -
15. Galang   - 
JUMLAH 12 3

Presentase: - Ketuntasan : 12/15 x 100 = 80% Ket: = Baik
- Belum tuntas : 3/15 x 100 = 20% = Sedang
= Kurang




Grafik

Dari analisis table 4.4 dalam siklus kedua dapat diketahui bahwa dari 15 siswa yang tuntas 12 siswa yang mendapat nilai lingkar penuh dan masih ada 3 siswa yang belum tuntas.
Tapi pembelajaran pada siklus kedua ini dapat diartikan bahwa proses pembelajaran sudah meningkat dan sesuai dengan harapan yang diinginkan guru, hal ini dapat dibuktikan dari presentase ketuntasan 80% dan belum tuntas 20%. Sehingga sesuai dari hasil penilaian siklus II ini pencapaian observasi yang telah dilakukan guru terhadap anak dinyatakan berhasil.

B. PEMBAHASAN
Berdasarkan pada hasil penyelidikan pada siklus I di atas dan berdiskusi dengan teman sejawat dapat di kumpulkan bahwa tidak sesuai dengan harapan yang di inginkan, hal ini dapat dibuktikan dengan hasil 71,4% dalam kategori cukup dan 28,5% masuk kategori Baik. Sedangkan penilaian dari kegiatan anak pada siklus I dapat dilihat dalam presenrtase dari 15 siswa yang sudah tuntas 9 siswa atau 60% dan yang belum trutas ada 6 siswa atau 40%.
Berdasarkan hasil yang telah pada siklus I ini peneliti berkesimpulan tindakan perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh guru belum berhasil secara optimal dan mersa belum puas karena masih ada beberapa anak yang belum tuntas untuk itu penulis merencanakan tindakan perbaikan pada pembelajaran siklus II.
Sedang berdasarkan hasil penyelidikan pada siklus II diatas dan berdiskusi dengan teman sejawat dan menyimpulkan bahwa aktifitas dalam kegiatan belajar mengajar siswa sudah meningkat.hal ini terbukti dengan sebagian besar siswa sudah mengenal matematikadan berhitung,membedakan antara banyak dan sedikit,membedakan dan mengelompokkan bentuk-bentuk geometri,mampu menambahkan ( 1-5 ). Tingkat ketuntasanbelajar siswa meningkat terbukti pada siklus II ini dari 15 siswa yang tutas 12 siswa atau 80% dan belum tuntas 3 siswa atau 20% belum tuntas. Artinya pada perbaikan pembelajaran siklus II ini jika di bandingkan dengan siklus I terjadi peningkatan sebesar 80% dari 15 anak.
Dengan berakhirnya siklus II,penulis menyimpulkan tindakan perbaikan pembelajaran yang sudah dilakukan oleh penulis telah berhasil,terbukti dari setiap siklus selalu mengalami peningkatan meskipun masih ada anak yang belum tuntas. Berdasarkan analisa data ternyata anak tersebut memang memiliki tingkat kecerdasan yang rendahserta ada anak yang kurang dalam kemampuan mendengar, berkonsentrasi dan menulis.
Dalam melakukan tindakan perbaikan pambelajaran penulis menggunakan landasan teori praget (1962) menyatakan bahwa dengan bahan mainan dan anak-anak lain mendukung perkembangan kognisi anak, teori ini sesuai dengan prinsip pembelajan di TK yaitu belajar sambil bermain atau bermain sambil belajar.
Peneliti lain juga menyelidiki bahwa bahan main akan mendukung anak untuk bermain dengan anak-anak lain (Mueller dan Lucus,1975.Mueller dan Brunnes,1977.Phelps,1986.dalam Depdiknas,2004).
Dalam melakukan tindakan perbaikan pembelajaran menyampaikan materi serta kegiatan belajar mengajar dengan metode pemberian tugas serta mengunakan alat peraya yang sesuai dengan perkembangan anak.




BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil-hasil penelitian data dfapat disimpulkan bahwa pembelajarandengan menggunakan metode pemberian tugas dapat meningkatkan motifasi anak dalam memahami matematika dan berhitung serta melibatkan anak secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil anak pada pengembangankognitifnya terutama meningkatkan kemampuan matematika dalam berhitung pada anak usia dini dikelom A pada TK SATU Atap SDN I Bringin.dan berjalan dengan sangat baik sereta hasil pembelajaran yang terus meningkat pula.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan tersebut diatas beberapa hal yang sebaiknya dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dasn meningkatkan pengembangan kognitif dalam mengenal matematika dan berhitung dengan metode pemberian tugas agar memperoleh hasil yang memuaskan adalah:
1. Guru menggunakan alat peraga kartu gambar atu benda untuk meningkatkan kreatifitas anak dalam berhitung.
2. Melibatkan anak secara aktif dalam proses pembelajaran.
3. Diharapkan guru mampu menggunakan alat paraya yang tepat serta menarik dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
4. Memotiofasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan cara memuji bagi anak yang sudah selesai mengerjakan dan tetap mendmpingi bagi anak yang belum selesai.
5. Guru hendaknya menciptakan kondisi yang menyenangkan dalam melakukan kegiatan penbelajaran.
6. Hendaknya menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk tumbuh kembang anak didik.

DAFTAR PUSTAKA
1. Aisyah Siti, dkk, 2008. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Universitas Terbuka. Jakarta.
2. Abdurrahman Mulyono, 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Departemen P&K. Rineka Citra. Jakarta.
3. Handojo Bekti Hermawan & Sri Hariediati. Math Magic Junior. Kawan Pustaka. Depok.
4. Moeslichatoen. Metode Pengajaran di TK ( Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik). IKIP Malang.
5. Muis Azizah, Lilis suryani, Winda Gunarti, 2008. Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini. Universitas Terbuka. Jakarta.
6. Sujiono Yulianti nurani,dkk,2004. Metode Pengembangan Kognitif. Universitas terbuka. Jakarta.
7. Syaodih Ernawulan, 2003. Bimbingan di Taman anak- kanak. Departemen Pendiikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Peningkatan Pendidikan Tenaga Kependidikan.
8. Tadkiroatun Musfiroh, 2008. Pengembangan Kecerdasan Majemuk. Universitas Terbuka.








LEMBAR REFLEKSI
SETELAH MELAKUKAN PERBAIKAN KEGIATAN PENGEMBANGAN

Nama : SISWATI
NIM : 818176283
UPBJJ : SEMARANG
A. Refleksi Komponen Kegiatan
1. Apakah kegiatan yang telah saya lakukan sesuai dengan indikator yang saya tentukan?
Belum sesuai,
Hal ini terjadi karena:
Tingkat kemampuan anak belum maksimal.
2. Apakah materi yang telah saya sajikan sesuai dengan tingkat perkembangan anak?
Belum,
Hal ini karena:
Materi yang saya sajikan anak kurang faham.
3. Apakah media pembelajaran sesuai dengan indikator yang telah di tentukan?
Belum,
Hal ini karena:
Belum adanya alat peraga yang menyenangkan bagi anak.
4. Bagaimana reaksi anak terhadap metode pembelajaran yang saya gunakan?
Belum bisa tuntas
Hal ini karena:
Alat peraga kurang banyak.
5. Apakah alat penilaian yang saya gunakan sesuai dengan tingkat perkembangan anak?
Sudah sesuai,
Hal ini karena:
Alat penilain yang saya gunakan sesuai dengan kegiatan pembelajaran.

B. Refleksi Proses Kegiatan.
1. Apakah pelaksanaan kegiatan sesuai dengan SKH yang saya susun?
Sudah sesuai,
Hal ini karena:
Jika tidak sesuai maka dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tidak akan lancer & tidak sesuai tema & indicator yang ada.
2. Apakah kelemahan- kelemahan saya dalam melaksanakan kegiatan (menguasaan materi, penggunaan media dan sumber belajar, penggunaan metode pembelajaran, penataan kegiatan, pengelolaan kelas, komunikasi dan pendekatan terhadap anak, penggunaan waktu, serta proses dan hasil belajar)?
Kelemahan saya dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran adalah penggunaan media karena dalam sekolah belum ada media yang baik.
3. Apa saja penyebab kelemahan tersebut?
Penyebab kelemahan adalah kurangnya media/alat peraga.
4. Bagaimana memperbaiki kelemahan saya tersebut?
Yaitu dengan menambah media/ alat peraga.
5. Apakah kekuatan saya dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pengembangan?
Kekuatan saya adalah membaca pedoman kurikulum TK sehingga dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pengembangan tidak menyalahi aturan.
6. Apakah penyebab kekuatan saya dalam merancang kegiatan?
Dalam merancang kegiatan harus betul-betul sesuai dengan taraf perkembangan anak sehingga betul-betul tidak memaksa anak.
7. Apakah penyebab kekuatan saya dalam merancang kegiatan?
Dalam merancang kegiatan harus luwes, kewes, ramah, mengerti apa yang dibutuhkan anak sehingga anak merasa aman, nyaman bersama guru.
8. Hal-hal unik ( positif atau negative) apa yang terjadi dalam kegiatan yang saya lakukan?
Hal-hal yang positif : Anak dapat mengenal konsep bilangan dan berhitung.
Hal negative: Anak rebutan memaki alat peraga.
9. Apakah saya mempunyai alasan yang dapat dipertanggungjawabkan dalam pengambilan keputusan dan tindakan mengajar yang saya lakukan? Jika ya alasan saya adalah:
Ya, alasan saya adalah dalam mengajar anak harus disesuaikan dengan kurikulum yang ada dan guru TK sebelum mengajar harus menguasai kurikulum dulu dan materi ajar.
10. Bagaimana reaksi anak terhadap pengelolaan kelas yang saya lakukan? (perlakuan saya terhadap anak, cara saya mengatasi masalah, memotivasi anak, dsb).
Reaksi anak dekat sekali dengan saya.
11. Apakah anak dapat menangkap penjelasan yang saya berikan (misalnya anak dapat menjawab pertanyaan yang saya berikan dan melaksankan tugas dengan tepat)?
Ya, karena dalam menjelaskan / menerangkan materi ajar harus dengan jelas sekali.
12. Bagaimana reaksi anak terhadap penilaian yang saya berikan?
Reaksi anak dalam penilaian sudah cukup baik.
13. Apakah penilaian yang saya berikan sesuai dengan indikator yang saya tetapkan?
Sudah,
Hal ini karena:
Indikator adalah sumber belajar yang harus diberikan kepada anak untuk itu penilaian harus disesuaikan indikatornya.
14. Apakah anak telah mencapai indikator kemampuan yang telah ditetapkan?
Sudah, akan tetapi ada sebagian yang belum maksimal,
Hal ini terjadi karena :
Ada sebagian yang belum mendapat giliran, akan tetapi bisa dilaksanakan di lain hari.
15. Apakah saya telah dapat mengatur dan memanfaatkan waktu kegiatan dengan baik?
Ya,
Hal ini terjadi karena:
Jika kita dalam mengajar tidak melihat waktu maka akan tidak tercapai indikator yang disajikan.
16. Apakah kegiatan penutup yang saya lakukan dapat meningkatkan penguasaan anak terhadap materi yang saya sampaikan?
Ya, karena pada kegiatan penutup di lakukan ulasan kembali tentang semua kegiatan / materi yang sudah diberikan tadi.


















ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU- PKP 1
( APKG- PKP 1)
LEMBAR PENILAIAN
KEMAMPUAN MERENCANAKAN PERBAIKAN KEGIATAN PENGEMBANGAN

PETUNJUK
Baca dengan cermat SKH?RK Perbaikan dan Skenario Perbaikan Pembelajaran yang akan digunakan oleh guru/mahasiswa untuk mengajar. Kemudian , nilailah semua aspek yang terdapat dalam rencana tersebut dengan menggunakan butir penilaian dibawah ini:
A. SKH/RK Perbaikan
1. Merumuskan / menentukan indicator
Perbaikan pembelajaran dan menentukan
Kegiatan perbaikan 1 2 3 4 5
1.1 Merumuskan indicator perbaikan
kegiatan pengembangan
1.2 nentukan kegiatan perbaikan
yang sesuia dengan masalah
yang diperbaiki
Rata – rata butir 1= A


2. Menentukan alat dan bahan yang
Sesuai dengan kegiatan perbaikan
2.1 Menentukan alat yang akan
Digunakan dalam perbaikan
Kegiatan pengembangan
2.2 Menentukan bahan yang akan
digunakan dalam perbaiakan
kegiatan pengembangan dengan
materi perbaikan Rata – rata butir 2= A

B. Skenario Perbaikan
3. Menentukan tujuan perbaikan, hal-
Hal yang harus diperbaiki, dan
Langkah- langkah perbaikan
3.1 Menentukan Tujuan Perbaikan
3.2 Menentukan hal- hal yang harus
Diperbaiki
3.3 Menuliskan langkah- langkah
Perbaikan

Rata – rata butir 3 = A

4. Merancang pengelolaan kelas
Perbaikan kegiatan pengembangan
4.1 Menentukan Penataan Ruang
4.2 Menetukan cara- cara
Pengorganisasian anak agar
Anak dapat berpartisipasi dalam Rata – rata butir 4 = A Perbaikan kegiatan Pengembangan


5. Merencanakan alat dan cara
penilaian perbaikan kegiatan
5.1 Menentukan alat penilaian
Perbaikan kegiatan
Pengembangan
5.2 Menentukan cara penilaian
Perbaikan kegiatan
Pengembangan
Rata – rata butir 5 = A

6. Tampilan dokumen rencana
Perbaikan pembelajaran
7.6 Keindahan, kebersihan dan
Kerapian
7.7 Penggunaan bahasa tulis

Rata – rata butir 6 = A

......,.............,.........2010

Nilai APKF 1 = R
R = A+ B+ C+ D+ E+ F =
6



Penilai 1/ Penilai 2



______________________
NIP
ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU- PKP 2
( APKG- PKP 2)

LEMBAR PENILAIAN KEMAMPUAN MELAKSANAKAN PERBAIKAN KEGIATAN PENGEMBANGAN

PETUNJUK
1. Amatilah dengan cermat kegiatan pengembangan yang sedang berlngsung.
2. Pusatkanlah perhatian mahasiswa pada kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pengembangan serta dampaknya pada diri anak.
3. Nilailh kemampuan guru tersebut dengan menggunakan butir- butir penilaian berikut.
4. Khusus untuk butir 5, yaitu mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam kegiatan pengembangan, pilihlah salah satu butir penilaian ynag sesuai dengan kegiatan yang sedang diajarkan.
5. Nilailah semua aspek kemampuan guru.



1. Menata ruang dan sumber belajar serta 1 2 3 4 5
Melaksanakan tugas rutin
1.1 Menata ruang dan sumber belajar
Sesuai perbaikan kegiatan
1.2 Melaksanakan tugas rutin kelas
Sesuai perbaikan kegiatan
Rata – rata butir 2= A
2. Melaksanakan perbaikan kegiatan
2.1 Melakukan pembukaan kegiatan
Sesuai perbaikan kegiatan
Pengembangan
2.2 Melaksanakan kegiatan
Pengembangan yang sesuai dengan
Tujuan perbaikan, anak, situasi, dan
Lingkungan.
2.3 Menggunakan alat bantu( media)
Pembelajaran yang sesuai dengan
Tujuan perbaikan, anak, situasi, dan
Lingkungan.
2.4 Melaksanakan kegiatan perbaikan kegiatan
Pengembangan dalam urutan yang
Logis.
2.5 Melaksanakan perbaikan kegiatan
Pengembangan secara individual,
Kelompok, atau klasikal
2.6 Mengelola waktu kegiatan perbaikan
Secara efisien
2.7 Melakukan penutupan kegiatan
Sesuai dengan perbaikan kegiatan
Pengembangan
Rata – rata butir 2 = B



3. Mengelola interaksi kelas
3.1 Memberi petunjuk dan penjelasan
Yang berkaitan dengan perbaikan
Kegiatan pengembangan
3.2 Menangani pertanyaan dan respon
Anak
3.3 Menggunakan exspresi lisn, tulisan,
isyarat, dan gerakan badan
3.4 Memicu dan memelihara keterlibatan
Anak
3.5 Memantapkan kompetensi anak saat
Perbaiakan kegiatan pengembangan
Rata – rata butir 3 = B
4. Bersikap terbuka dan luwes serta
Membantu mengembangkan sikap
Positif anak terhadap kegiatan bermain
Sambil belajar
4.1 Menunjukan sikap ramah, luwes,
Terbuka, penuh pengertian, dan sabar
Kepada anak
4.2 Menunjukan kegairahan dalam
Membimbing
4.3 Mengembangkan hubungan abtar-
Pribadi yang sehat dan serasi
4.4 Membantu anak menyadari kelebihan
Dan kekurangannya
4.5 Membantu anak menumbuhkan
Kepercayaan diri
Rata – rata butir 4 = B


5. Mendemonstrasikan kemampuan
Khusus dalam perbaikan kegiatan
Pengembangan
1. Menggunakan pendekatan tematik
2. Berorientasi pda kebutuhan anak
3. Menggunakan prinsip bermain
Sambil belajar atau belajar seraya
Bermain
4. Menciptakan suasana kegiatan yang
Kreatif dan inovatif
5. Mengembangkan kecakapan hidup

Rata – rata butir 5 = B
6. Melaksanakan penilaian selama proses
Perbaikan kegiatan pengembangan
1. Melaksanakan penilaian selama
Proses kegiatan pengembangan
Sesuai dengan perbaikan kegiatan
2. Melaksanakan penilaian pada akhir
Kegiatan sesuai perbaikan kegiatan
Pengembangan
Rata – rata butir 6 = B

7. Kesan umum pelaksanaan perbaikan
Kegiatan pengembangan
7.1 Keefektifan proses perbaikan kegiatan
Pengembangan
7.2 Penggunaan bahasa Indonesia lisan
7.3 Peka terhadap ketidak sesuaian
Prilaku dan kesalahan berbahasa
Anak
7.4 Penampilan guru dalam perbaiakn
Kegiatan pengembangan
Rata – rata butir 7 = B

Nilai APKF 1 = R
R = A+ B+ C+ D+ E+ F =
6
.............., .........., ..2010
Penilai 1/ penilai 2


______________________
NIP.












SATUAN KEGIATAN MINGGUAN
KELOMPOK : A
TEMA : BINATANG
SEMESTER / MINGGU : 1/ I
INDIKATOR KEGIATAN

PENGEMBANGAN/
HARI
SIKAP/ PERILAKU
BAHASA
KOGNITIF
FISIK MOTORIK
SENI
I. 7.Bercakap- cakap tentang ciptaan Tuhan.
Missal: Binatang, manusia, tanaman.dll. 8.Menyebutkan dan menceritakan kembali perkembang biakan kupu- kupu. 11. menunjuk dan membedakan 2 kumpulan benda yang lebih banyak dan yang lebih sedikit 5.Menjahit gambar kupu- kupu dengan tali 23. menyanyikan lagu” ciptaan Tuhan” dan “kupu- kupu”
II. 30. Bercakap - cakap: membersihkan kandang binatang.Misal: kelinci, sapi, burung. 8. Tanya jawab: macam- macam binatang kesayangan dan bintang ternak,missal: kelinci,burung,ayam,sapi,dll. 2. memberi tanda “x” pada binatang berkaki 4 dan tanda” binatang berkaki 2 24. menirukan berbagai gerakan binatang(misal: kelinci melompat, burung terbang). 10. menggambar dan mewarnai binatang kesayangan.
25. mengucap sajak dengan exspresi”kelinci”.
III. 38. Tj: tentang bahaya binatang buas.Misal: singa, harimau dll. 1. Menyebutkan dan menirukan suara- suara binatang.(missal: burung, kucing). 5. membilang( mengenal konsep bilangan) dengan benda- benda( 1- 10). 9. membuat lingkaran dan segi empat” menulis lingkaran kecil dibuku”. 4. mengecap dengan stempel bergambar binatang.
26. Bersyair” Anak ayam”.
IV. 20. Tj: cara meminta tolong yang baik. 20. menghubungkan tulisan sederhana dengan symbol yang melambangkanya. 14. mengelompokan bentuk- bentuk geometri lalu menghitungnya. 6. Menggunting gambar” bentuk- bentuk Geometri”.
Missal: 6. mewarnai bentuk- bentuk geometri.
26. bersyair” laba- laba “.
V. 16. Tj: cara berbicara sopan dengan orang lain. 4. melakukan 2-3 perintah secara sederhana ( menebali titk dan mewarnai). 23. menyebutkan hasil penambahan dengan( menggabungkan 2 kumpulan benda). ( sampai 5). 23. lomba menangkap ikan . siapa yang dapat paling banyak dia yang menang. 10. membuat kandang dengan lidi” kandang singa”.
26. Bersyair.
















SATUAN KEGIATAN HARIAN
KELOMPOK : A
TEMA : BINATANG
HARI/ SEMESTER : I/ I

HARI/ TGL
INDIKATOR
KEGIATAN
ALAT dan BAHAN
PENILAIAN
KETERANGAN
Senin,
8-2-2010

. Berdo’a sebelum dan sesudah kegiatan (mor. 1).
. Mengucap salam (mor. 9).
. menyanyikan lagu anak (sni.23).
. menyebutkan ciptaan tuhan (missal: manusia, binatang, tanaman. Dll.). (sp. 7).


. menjawab pertanyaan tentang keterangan/ informasi secar sederhan( Bhs. 8).

. Menjahit jelujur 10 lubang dengan tali sepatu (Fm. 5).
. menunjuk 2 kumpulan benda yang sama jumlahnya, yang tidak sama, lebih banyak dan lebih sedikit.( kog.11).





. Berdo’a sebelum dan sesudah kegiatan( mor. 1).
. Membersihkan diri sendiri tanpa bantuan ( sos. Em.30).


. Mena’ati
peraturan yang ada ( sos. Em.16)



. mengucap syair berbagai lagu (sn. 26 )
. menceritakan pengalaman/ kejadian secar sederhana dengan urut( bhs. 7)

. Berdo’a sebelum dan sesudah kegiatan(mor. 1)

. mengucap salam.
IIIiiiIIIiiiii
I.PEMBUKAAN
. Berdo’a



. mengucap salam
. menyanyi lagu “ ciptaan Tuhan”
. Bercakap- cakap tentang ciptaan Tuhan. Misal: Binatang.


II. INTI
. menyebut dan menceritakan kembali perkembangan kupu- kupu



. menjahit gambar kupu- kupu dengan tali.
. membedakan dengan member warna merah pada gambar yang banyak dan warna kuning pada gambar yang sedikit.

III. ISTIRAHAT
. Berdo’a sebelum makan


. cuci tangan



. makan


. Bermain



IV. PENUTUP
. mengucap syair” kupu- kupu”
. mengulas kegiatan sehari ini



. Berdo’a




. salam


. peraga langsung


. peraga langsung
. peraga langsung

. majalah







. tali, gambar kupu.pensil.





. buku panduan, pensil, crayon.












. peraga langsung


. air, sabun, serbet.


. bekal dari rumah.

.peraga langsung



. peraga langsung

. peraga langsung




. peraga langsung



. peraga langsung



SATUAN KEGIATAN HARIAN
KELOMPOK : A
TEMA : BINATANG
HARI/ SEMESTER : 2 / I

HARI/ TGL
INDIKATOR
KEGIATAN
ALAT dan BAHAN
PENILAIAN
KETERANGAN
Selasa
9-2-2010

. Berdo’a sebelum dan sesudah kegiatan(mor.1).
. Mengucap salam (mor.9).

. Membantu membersihkan lingkungan (sp. 30).







. Menjawab pertanyaan tentang keterangan/ informasi secara sederhana( Bhs. 8)


. Menggambar bebas dengan berbagai media (pensil, crayon). (sn.10).
. Menunjukan sebanyak- banyaknya benda/hewan, tanaman yang mempunyai warna, bentuk, ukuran/menurut ciri- ciri tertentu. (kog.2 ).



. Berdo’a sebelum dan sesudah kegiatan( mor. 1).
. Membersihkan diri sendiri tanpa bantuan ( sos. Em.30).


. Mena’ati
peraturan yang ada ( sos. Em.16)


. mengucap syair berbagai lagu (sn. 26 )
. menceritakan pengalaman/ kejadian secar sederhana dengan urut( bhs. 7)
. Berdo’a sebelum dan sesudah kegiatan(mor. 1)
. mengucap salam.
IIIiiiIIIiiiii
I.PEMBUKAAN
. Berdo’a


. mengucap salam

. Bercakap- cakap tentang membersihkan kandang binatang.
Contoh: kandang sapi, kelinci, burung.


II. INTI
.Tj: macam- macam binatang kesayangan dan binatang ternak.contoh: kesayangan kelinci.,dll.

. menggambar dan mewarnai binatang kesayangan.

. memberi tanda “x” pada binatang yang berkaki 4 dan tand” “ pad binatang berkaki 2.





III. ISTIRAHAT
. Berdo’a sebelum makan

. cuci tangan



. makan

. Bermain



IV. PENUTUP
. mengucap syair”Kelinci”

. mengulas kegiatan sehari ini


. Berdo’a


. salam


. peraga langsung

. peraga langsung

. peraga langsung









. Peraga langsung Gambar binatang




. buku gambar, pensil, crayon

. majalah, pensil











. peraga langsung

. air, sabun, serbet.

. bekal dari rumah.
.peraga langsung



. peraga langsung

. peraga langsung



. peraga langsung

. peraga langsung





SATUAN KEGIATAN HARIAN
KELOMPOK : A
TEMA : BINATANG
HARI/ SEMESTER : 3 / I

HARI/ TGL
INDIKATOR
KEGIATAN
ALAT dan BAHAN
PENILAIAN
KETERANGAN
Rabu
10-2-2010

. Berdo’a sebelum dan sesudah kegiatan (mor. 1).
. Mengucap salam (mor. 9).
. Mengenal dan menghindari benda- benda berbahaya (sp.38).


. menyebutkan berbagai bunyi/suara tertentu (bhs.1)


. Membuat lingkaran dan segi empat (Fm.9)
. Membilang (mengenal konsep bilangan) dengan benda-benda sampai 10. (kog. 5).




. Berdo’a sebelum dan sesudah kegiatan (mor.1).
. Membersihkan diri sendiri tanpa bantuan ( sos. Em.30).


. Mena’ati
peraturan yang ada (sos. Em.16)


. mengucap syair berbagai lagu (sn.26 )
. menceritakan pengalaman/ kejadian secara sederhana dengan urut (bhs.7)
. Berdo’a sebelum dan sesudah kegiatan (mor.1)
. mengucap salam.
IIIiiiIIIiiiii
I.PEMBUKAAN
. Berdo’a



. mengucap salam

. Tj: tentang bahaya binatang buas. (missal: singa, harimau dll).

II. INTI
. menyebutkan dan menirukan suara- suara binatang. Misal: burung, kucing dll.
. menulis lingkaran kecil di buku.

. menghitung gambar, kemudian dilingkari lambang bilangan yang sesuai.



III. ISTIRAHAT
. Berdo’a sebelum makan


. cuci tangan



. makan

. Bermain



IV. PENUTUP
. Bersyair “anak ayam”

. mengulas kegiatan sehari ini




. Berdo’a



. salam


. peraga langsung


. peraga langsung
. peraga langsung





. peraga langsung




. buku dan pensil


. buku panduan, pensil,







. peraga langsung


. air, sabun, serbet.


. bekal dari rumah.
.peraga langsung



. peraga langsung

. peraga langsung




. peraga langsung


. peraga langsung








SATUAN KEGIATAN HARIAN
KELOMPOK : A
TEMA : BINATANG
HARI/ SEMESTER : 4 / I

HARI/ TGL
INDIKATOR
KEGIATAN
ALAT dan BAHAN
PENILAIAN
KETERANGAN
Kamis
11-2-2010

. Berdo’a sebelum dan sesudah kegiatan (mor.1).
. Mengucap salam (mor. 9).
.Saling membantu sesama teman (sp.20).


. Menghubungkan tulisan sederhana dengan symbol yang melambangkannya (bhs.20)
. Menggunting bebas (Fm.6)


. Mengelompokan bentuk- bentuk Geometri (lingkaran, segitiga, persegi) (kog. 14).



. Berdo’a sebelum dan sesudah kegiatan (mor. 1).
. Membersihkan diri sendiri tanpa bantuan (sos.Em.30).


. Mena’ati
peraturan yang ada (sos.Em.16)


. mengucap syair berbagai lagu (sn. 26 )
. menceritakan pengalaman/ kejadian secar sederhana dengan urut( bhs. 7)
. Berdo’a sebelum dan sesudah kegiatan(mor. 1)
. mengucap salam.
IIIiiiIIIiiiii
I.PEMBUKAAN
. Berdo’a


. mengucap salam

. Tj: tentang cara minta tolong yang baik

II. INTI
. menebali huruf- huruf dan mengucapkan kembali kata- kata terebut

. menggunting gambar bentuk- bentuk geometri

. menarik garis yang sesuai dengan binatang didalam bentuk geometri lalu di kelompokan dan dihitung

III. ISTIRAHAT
. Berdo’a sebelum makan

. cuci tangan



. makan

. Bermain



IV. PENUTUP
. Bersyair “Laba- laba”

. mengulas kegiatan sehari ini



. Berdo’a


. salam


. peraga langsung

. peraga langsung
. peraga langsung



. pensil, majalah




.gunting,gambar geometri, kertas, lem
. majalah, pensil







. peraga langsung

. air, sabun, serbet.

. bekal dari rumah.
.peraga langsung



. peraga langsung

. peraga langsung



. peraga langsung

. peraga langsung












SATUAN KEGIATAN HARIAN
KELOMPOK : A
TEMA : BINATANG
HARI/ SEMESTER : 5 / I

HARI/ TGL
INDIKATOR
KEGIATAN
ALAT dan BAHAN
PENILAIAN
KETERANGAN
Jum’at
12-2-2010

. Berdo’a sebelum dan sesudah kegiatan (mor. 1).
. Mengucap salam (mor. 9).
.Tj : Berbicara sopan dengan orang lain (Sp.16)



. Bermain dengan simtai (bebas, melompat, merangklak & terowongan dari simpai,dll) (Fm.23)
. melakukan 2- 3 perintah secara sederhana (Bhs.4)
. menyebutkan hasil penambahan (menggunakan 2 kumpulan benda) dan pengurangan (memisahkan kumpulan benda) dengan benda sampai 5



. Berdo’a sebelum dan sesudah kegiatan (mor. 1).
. Membersihkan diri sendiri tanpa bantuan (sos.Em.30).



. Mena’ati
peraturan yang ada (sos.Em.16)


. mengucap syair berbagai lagu (sn.26)
. menceritakan pengalaman/ kejadian secar sederhana dengan urut(bhs.7)
. Berdo’a sebelum dan sesudah kegiatan(mor. 1)
. mengucap salam.
IIIiiiIIIiiiii
I.PEMBUKAAN
. Berdo’a


. mengucap salam

. Tj: cara berbicara yang baik dan sopan pada orang lain

II. INTI
. menangkap ikan, siapa yang paling banyak dia pemenangnya.



. menebali dan mewarnai

. menyebutkan dan menuliskan hasil penambahan








III. ISTIRAHAT
. Berdo’a sebelum makan

. cuci tangan



. makan


. Bermain



IV. PENUTUP
. Bersyair “ Katak”

. mengulas kegiatan sehari ini



. Berdo’a


. salam


. peraga langsung

. peraga langsung
. peraga langsung




. ember, air, ikan





. pensil, crayon, majalah
. majalah dan pensil










. peraga langsung

. air, sabun, serbet.

. bekal dari rumah.
.peraga langsung



. peraga langsung

. peraga langsung



. peraga langsung

. peraga langsung









SATUAN KEGIATAN MINGGUAN
KELOMPOK : A
TEMA : BINATANG
SEMESTER/ MINGGU : 1/ II
INDIKATOR KEGIATAN

PENGEMBANGAN/
HARI
SIKAP/ PERILAKU
BAHASA
KOGNITIF
FISIK MOTORIK
SENI
I. 8. Tanya jawab: Tidak mengganggu teman waktu bermain. 17. Menghubungkan gambar/ benda dengan kata.( menunjuk dan menyebutkan gerakan- gerakan binatang) 11. Menunjuk dan membedakan benda yang lebih banyak dan yang lebih sedikit 24. praktek menirukan gerakan binatang “ kanguru” 5. mewarnai gambar “ kanguru”
II. 7. Binatang kesayangan.Memberi tanda “x” pada anak yang tidak sayang binatang dan tanda” “ anak yang sayang binatang. 2. PT: menirukan kembali 2 urutan kata permainan bisikan. Misal: gajah besar, semut kecil. 2. Memberi tanda “x” pada binatang berkaki 4 dan binatang berkaki 2 dengan tanda” ‘ 3. menjiplak gambar kucing dengan pensil 25. mengucapkan sajak dengan exspresi” Gajah”
III. 7. Memberi makan ayam dan burung “ membilang berapakah jumlah ayamnya? 11. menyebutkan posisi / keterangan tempat. (burung yang ada di dalam berapa dan yang diluarberapa). 5. Membilang ( mengenal konsep bilangan) dengan benda- benda. 8. Menyusun menara kubus minimal 8 kubus 18. tepuk “ Ayam “.
IV. 13. Tanya jawab : mengikuti aturan permainan di luar. Missal: maumelincur dengan benar.
3. Menyebutkan kata- kata yang suku awalnya sama dan menebalinya.
Misal: katak, kadal
Singa, siput. 14. Mengelompokan bentuk- bentuk Geometri lalu menghitungnya 7. Merobek kertas bentuk segi empat dan ditempel di buku. 25. Mengucapkan sajak dengan exspresi yang bervariasi” kelinciku”.
V. 20. Bercerita : si Kancil 8. Melengkapi kalimat sederhana yang diucapkan guru. 23. Menyebutkan hasil penambahan dengan menggabungkan 2 kumpulan benda( 1- 5) 20. Membuat bentuk dengan plastisin/ play dough “ ikan”. 13. Mencocok gambar “ ikan”
25. sajak” Burung Unta”.





















SATUAN KEGIATAN HARIAN
KELOMPOK : A
TEMA : BINATANG
HARI/ SEMESTER : 1/ 1

HARI/ TGL
INDIKATOR
KEGIATAN
ALAT dan BAHAN
PENILAIAN
KETERANGAN
Senin
8-3-2010

. Berdo’a sebelum dan sesudah kegiatan (mor.1).
. Mengucap salam (mor.9).
.Tj : Tidak mengganggu teman yang sedang melakukan kegiatan (Sp.8)

. Menghubungkan gambar/ benda dengan kata (Bhs.17).



. Menunjuk 2 kumpulan benda yang sama jumlahnya yang tidak sama, lebih banyak dan lebih sedikit (Kog.11)

. Mewarnai bentuk gambarsederhana (Sn.5)


. Berdo’a sebelum dan sesudah kegiatan (mor. 1).
. Membersihkan diri
sendiri tanpa bantuan (sos.Em.30).
. Mena’ati
peraturan yang ada (sos.Em.16)


. Mengucap syair berbagai lagu (sn.26)
. Menceritakan pengalaman/ kejadian secar sederhana dengan urut (bhs.7)
. Berdo’a sebelum dan sesudah kegiatan (mor.1)
. Mengucap salam.
IIIiiiIIIiiiii
I.PEMBUKAAN
. Berdo’a


. mengucap salam
. Tj: tidak mengganggu teman waktu bermain.


II. INTI
. menunjukan dan menyebutkan gerakan binatang ( dengan menarik garis yang sesuai).
. membedakan dengan member warna hijau pada gambar yang banyak dan biru pada gambar yang sedikit.

. mewarnai gam,bar “ kanguru”.


III. ISTIRAHAT
. Berdo’a sebelum makan

. cuci tangan

. makan


. Bermain



IV. PENUTUP
. Bersyair “ kucingku”.

. mengulas kegiatan sehari ini


. Berdo’a


. salam


. peraga langsung

. peraga langsung
. peraga langsung





. pensil, majalah





. crayon, buku, panduan/ majalah.




. crayon, majalah




. peraga langsung

. air, sabun, serbet.
. bekal dari rumah.

.peraga langsung



. peraga langsung

. peraga langsung



. peraga langsung

. peraga langsung










SATUAN KEGIATAN HARIAN
KELOMPOK : A
TEMA : BINATANG
HARI/ SEMESTER : 2/ 1

HARI/ TGL
INDIKATOR
KEGIATAN
ALAT dan BAHAN
PENILAIAN
KETERANGAN
Selasa
9-3-2010

. Berdo’a sebelum dan sesudah kegiatan (mor.1).
. Mengucap salam (mor. 9).
. Menirukan kembali 3- 4 urutan kata (bhs.2)


. Mengenal dan menyayangi Ciptaan Tuhan (Sp.7)



. Menunjukan sebanyak-banyaknya hewan, yang mempunyai warna, bentuk, dan cirri tertentu (Kog. 2)
. Menjiplak dan meniru membuat garis tegak, datar, lengkung, dan lingkaran.(Fm.3).



. Berdo’a sebelum dan sesudah kegiatan (mor.1).
. Membersihkan diri
sendiri tanpa bantuan (sos.Em.30).
. Mena’ati
peraturan yang ada (sos.Em.16)


. Mengucap sajak dengan exspresi. (Sn. 25)
. Menceritakan pengalaman/ kejadian secar sederhana dengan urut (bhs. 7)
. Berdo’a sebelum dan sesudah kegiatan (mor.1)
. Mengucap salam.
IIIiiiIIIiiiii
I.PEMBUKAAN
. Berdo’a


. mengucap salam
. Tj: tidak mengganggu teman waktu bermain.

II. INTI
. Memberi tanda “x” pada anak yang tidak sayang binatang dan tanda” “ anak yang sayang binatang.
. Memberi tanda “x” pada binatang berkaki 4 dan tand” “ binatang berkaki 2.


. Menjiplak gambar kucing dengan pensil.




III. ISTIRAHAT
. Berdo’a sebelum makan

. cuci tangan

. makan


. Bermain



IV. PENUTUP
. mengucap sajak “ Gajah”

. mengulas kegiatan sehari ini


. Berdo’a


. salam


. peraga langsung

. peraga langsung
. peraga langsung




. pensil, majalah





. pensil, buku panduan.





. pensil, gambar, kertas.





. peraga langsung

. air, sabun, serbet.
. bekal dari rumah.

.peraga langsung



. peraga langsung

. peraga langsung



. peraga langsung

. peraga langsung










SATUAN KEGIATAN HARIAN
KELOMPOK : A
TEMA : BINATANG
HARI/ SEMESTER : 3/ 1

HARI/ TGL
INDIKATOR
KEGIATAN
ALAT dan BAHAN
PENILAIAN
KETERANGAN
Rabu
10-3-2010

. Berdo’a sebelum dan sesudah kegiatan (mor.1).
. Mengucap salam (mor.9).
. Bertepuk tangan dengan 2 pola.


. Menyebutkan posisi/keterangan tempat (Bhs.11).




. Membilang (mengenal konsep bilangan) dengan benda- benda (Kog. 5).


. Mengenal dan menyayangi ciptaan Tuhan (Sp. 7).

. Berdo’a sebelum dan sesudah kegiatan (mor.1).
. Membersihkan diri
sendiri tanpa bantuan (sos.Em.30).
. Mena’ati
peraturan yang ada (sos.Em.16)


. Mengucap sajak dengan exspresi. (Sn.25)
. Menceritakan pengalaman/ kejadian secar sederhana dengan urut (bhs. 7)
. Berdo’a sebelum dan sesudah kegiatan (mor. 1)
. Mengucap salam.
IIIiiiIIIiiiii
I.PEMBUKAAN
. Berdo’a


. mengucap salam
. Tepuk “ Ayam”.


II. INTI
. member warna biru pada burung yang ada didalam dan merah pada burung yang ada diluar sangkar.
. menyebutkan binatang apa sajakah yang dipelihara ayah kemudian menebali angka dibawahnya.
. member makan ayam dan burung jumlah ayamnya.

III. ISTIRAHAT
. Berdo’a sebelum makan

. cuci tangan

. makan


. Bermain



IV. PENUTUP
. mengucap sajak “Burung kakak tua”
. mengulas kegiatan sehari ini


. Berdo’a


. salam


. peraga langsung

. peraga langsung
. peraga langsung



. crayon, majalah




. pensil, buku panduan/ majalah




. pensil, majalah


. peraga langsung

. air, sabun, serbet.
. bekal dari rumah.

.peraga langsung



. peraga langsung

. peraga langsung



. peraga langsung

. peraga langsung













SATUAN KEGIATAN HARIAN
KELOMPOK : A
TEMA : BINATANG
HARI/ SEMESTER : 4/ 1

HARI/ TGL
INDIKATOR
KEGIATAN
ALAT dan BAHAN
PENILAIAN
KETERANGAN
Kamis
11-3-2010

. Berdo’a sebelum dan sesudah kegiatan (mor. 1).
. Mengucap salam (mor. 9).
. Mengikuti aturan permainan (Sp. 13)





. Menyebutkan kata- kata yang mempunyai suku kata awal yang sama (Bhs.3),



. Merobek bebas (Fm. 7).


. Mengelompokan bentuk- bentuk Geometri (lingkaran, segitiga, segi empat) (Kog. 14).


. Berdo’a sebelum dan sesudah kegiatan (mor. 1).
. Membersihkan diri
sendiri tanpa bantuan (sos.Em.30).
. Mena’ati
peraturan yang ada (sos.Em.16)


. Mengucap sajak dengan exspresi. (Sn. 25)
. Menceritakan pengalaman/ kejadian secar sederhana dengan urut (bhs. 7)
. Berdo’a sebelum dan sesudah kegiatan (mor. 1)
. Mengucap salam.
IIIiiiIIIiiiii
I.PEMBUKAAN
. Berdo’a


. mengucap salam
. Tj: mengikuti aturan permainan diluar.
Misal: mau meluncur dengan baik/ benar.

II. INTI
. menyebutkan kata- kata yang suku awa;lnya sama dan menebalinya.
Missal: katak, kadal
Singa, siput.
. merobek kertas bentuk segi empat dan ditempel dibuku.
.mengelompokan bentuk geometri lalu menghitungnya.



III. ISTIRAHAT
. Berdo’a sebelum makan

. cuci tangan

. makan


. Bermain



IV. PENUTUP
. mengucap sajak “Kelinci”.

. mengulas kegiatan sehari ini


. Berdo’a


. salam


. peraga langsung

. peraga langsung
. peraga langsung






. pensil, majalah






. kertas, lem, buku.


. pensil, majalah






. peraga langsung

. air, sabun, serbet.
. bekal dari rumah.
.peraga langsung



. peraga langsung

. peraga langsung



. peraga langsung

. peraga langsung










SATUAN KEGIATAN HARIAN
KELOMPOK : A
TEMA : BINATANG
HARI/ SEMESTER : 5/ 1

HARI/ TGL
INDIKATOR
KEGIATAN
ALAT dan BAHAN
PENILAIAN
KETERANGAN
Jum’at
12-3-2010

. Berdo’a sebelum dan sesudah kegiatan (mor. 1).
. Mengucap salam (mor. 9).

. Mencocok dengan pola buatan bu guru (Sn. 13).

. Menjawab pertanyaan tentang keterangan/ informasi secara sederhana (Bhs.8).
. menyebutkan hasil penambahan (menggabungkan 2 kumpulan benda) (Kog. 23).




. Berdo’a sebelum dan sesudah kegiatan (mor.1).
. Membersihkan diri
sendiri tanpa bantuan (sos.Em.30).
. Mena’ati
peraturan yang ada (sos.Em16)


. Mengucap sajak dengan exspresi.(Sn.25)
. Menceritakan pengalaman/ kejadian secara sederhana dengan urut (bhs.7)
. Berdo’a sebelum dan sesudah kegiatan (mor. 1)
. Mengucap salam.
IIIiiiIIIiiiii
I.PEMBUKAAN
. Berdo’a


. mengucap salam

. Bercerita: si kancil.


II. INTI
. mencocok gambar “ ikan”

. Melengkapi kalimat sederhana yang di ucapkan guru.
. menyebutkan hasil penambahan dengan menggabungkan 2 kumpulan benda ( 1- 5).

III. ISTIRAHAT
. Berdo’a sebelum makan

. cuci tangan

. makan


. Bermain



IV. PENUTUP
. mengucap sajak “Burung unta”.

. mengulas kegiatan sehari ini


. Berdo’a


. salam


. peraga langsung

. peraga langsung

. buku cerita



. jarum, gambar ikan.

. pensil, majalah.

. pensil, majalah







. peraga langsung

. air, sabun, serbet.
. bekal dari rumah.
.peraga langsung



. peraga langsung

. peraga langsung



. peraga langsung

. peraga langsung