Thursday 9 June 2011

tela'ah Materi al-Qur'an Hadits pada jenjang MTs

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan berakhlaq mulia. Pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peserta didik yang bermartabat, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan mampu meneladani Al-Qur’an-Hadis dalam kehidupan sehari-hari.
Kurikulum disusun dan disain agar terciptanya keberlangsungan proses pendidikan yang kondusif bagi peserta didik sehingga dapat hidup dan mandiri ditengah masyarakat yang heterogen. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar merupakan kurikulum hasil refleksi, pemikiran dan pengkajian dari kurikulum yang telah berlaku sebelumnya.
Kurikulum ini diharapkan dapat membantu mempersiapkan peserta didik menghadapi tantangan di masa depan. Standar kompetensi dan kompetensi dasar diarahkan untuk menumbuhkembangkan dan memberikan keterampilan bertahan hidup dalam kondisi yang beragam dengan berbagai perubahan serta persaingan. Kurikulum ini diciptakan untuk menghasilkan lulusan yang kompeten, cerdas dalam membangun integritas sosial, dan mewujudkan karakter.
Pada dasarnya kurikulum Al-Quran-Hadis ini masih terkait dengan standar isi dalam Permendiknas Nomor 22. Penyusunan kurikulum Al-Qur’an-Hadis ini dengan memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Kurikulum Al-Qur’an-Hadis yang tertuang dalam Permen 22 pada jenjang sebelumnya (SD/MI)
2. Kebutuhan siswa pada usia MTs yang pada dasarnya mulai dikenakan hukum sebagai mukallaf (diwajibkan menunaikan ibadah mahdzoh terlebih sholat)
Kurikulum Al-Qur’an-Hadits MTs ini merupakan kelanjutan dan kesinambungan dengan kurikulum Al-Qur’an-Hadits pada jenjang MI dan MA, terutama pada penekanan kemampuan membaca Al-Qur’an-Hadits, pemahaman surat-surat pendek dan mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari.



B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam makalah ini adalah bagaimana mensingkronisasikan antara kurikulum dan materi pelajaran Al-Qur’an Hadits dengan hasil yang dicapai siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru sebagai pendidik terhadap Standar Kompetensi Lulusan yang telah dicanangkan oleh pemerintah.
Adapun Standar Kompetensi Lulusan (SKL) tersebut antara lain adalah :
1. Memahami dan mencintai Al-qur’an dan Al-Hadis sebagai pedoman hidup umat Islam
2. Meningkatkan pemahaman Al-Qur’an Surat Al-Fatihah, dan surat pendek pilihan melalui upaya menerapkan cara membacanya, menangkap maknanya, memahami kandungan isinya, dan mengaitkannya dengan fenomena kehidupan.
3. Menghafal dan memahami makna Hadits-Hadits yang terkait dengan tema isi kandungan surat atau ayat sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
Dari SKL tersebut dapat diketahui bahwa siswa / peserta didik harus bisa dan mampu untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan tersebut sehingga dalam jangka panjang mampu untuk mengaplikasikan dalam kehidupannya sehari-hari.
C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan makalah ini adalah
1. Memberikan gambaran singkat tentang materi mata pelajaran Al-Qur’an Hadits pada tingkat pendidikan Madrasah Tsanawiyah.
2. Memberikan pemahaman terhadap pembaca tentang materi mata pelajaran Al-Qur’an Hadits pada tingkat pendidikan Madrasah Tsanawiyah.
3. Mencoba menela’ah dan meneliti tentang kesingkronisasian antara materi dan kurikulum dengan keadaan siswa pada tingkat pendidikan Madrasah Tsanawiyah.
D. Rumusan Masalah.
1. Materi apa sajakah yang dijelaskan dalam Pelajaran Al-Qur’an Hadits pada jenjang Madrasah Tsanawiyah?
2. Sejauh mana siswa dapat menguasai dan memahami materi pelajaran Al-Qur’an Hadits?
3. Telaah apa yang dapat di ambil dari penjelasan materi Al-Qur’an Hadits Madrasah Tsanawiyah?


BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pendahuluan.
Al-Qur’an merupakan pedoman hidup bagi setiap muslim. Oleh karena itu, setiap muslim hendaknya tidak jemu dan bosan untuk mempelajari ajaran yang terkandung di dalamnya. Dengan memahami kandungannya, kita akan dapat menjalani hidup ini sesuai dengan perintah Allah swt. Dengan demikian, kita akan selamat di dunia maupun di akhirat.
Seperti halnya Al-Qur’an, Hadits pun juga sangat penting bagi kehidupan umat islam. Islam mengatakan, bahwa Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. melalui malaikat Jibril. Al-Qur’an ini juga dipandang sebagai keagungan dan penjelasan. Juga sering kali disebut petunjuk dan buku (kitab). Al-Qur’an berisi segala hal mengenai petunjuk yang membawa hidup manusia bahagia di dunia dan bahagia di akhirat kelak. Kandungan yang ada didalam al-Qur’an meliputi segala hal sebagaimana Allah berfirman di dalam surat al-An’am ayat : 38 sebagai berikut :
             •           
38. dan Tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami luputkan sesuatupun dalam Al-Kitab[472], kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.
Dalam surat al-Nahl ayat : 89 yang berbunyi :
    •            •          
89. (dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.

B. Penegasan Judul.
Sering terjadi salah arti dalam memahami suatu kalimat, lebih-lebih dalam sebuah judul. Penulis ingin memberikan pemahaman supaya tidak terjadi saling simpang antara penulis dan pembaca mengenai judul makalah ini, yaitu “Telaah Kritis Penjelasan Materi Al-Qur’an Hadits Madrasah Tsanawiyah” sebagai berikut :
Telaah : Penyelidikan; kajian; pemeriksaan; penelitian
Kritis : Bersifat tidak lekas percaya; bersifat selalu berusaha menemukan kesalahan atau kekeliruan; tajam dalam penganalisisan;
Penjelasan : je•las : terang; nyata; gamblang; tegas; tidak ragu-ragu atau bimbang (tentang sikap):
Materi : Benda; bahan; segala sesuatu yg tampak: sesuatu yg menjadi bahan (untuk diujikan, dipikirkan, dibicarakan, dikarangkan, dsb):
Al-Qur’an : Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. membacanya merupakan ibadah, susunan kata dan isinya merupakan mu’jizat, termaktub di dalam mushaf dan dinukil secara mutawatir.
Hadits : Sabda, perbuatan, takrir (ketetapan) Nabi Muhammad saw. yg diriwayatkan atau diceritakan oleh sahabat untuk menjelaskan dan menentukan hukum Islam: sumber ajaran Islam yg kedua setelah Alquran
Madrasah : Sekolah atau perguruan (biasanya yg berdasarkan agama Islam);
Tsanawiyah : Sekolah agama (Islam) tingkat menengah pertama
Dari uraian di atas, maka bisa diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud penulis dalam judul makalah ini adalah suatu kajian yang bersifat tidak lekas percaya terhadap bahan ajar mata pelajaran Al-Qur’an Hadits pada tingkat Sekolah menengah tingkat pertama (Madrasah Tsanawiyah) sehingga tidak ada keraguan terhadap materi tersebut.
C. Pengertian Al-Qur’an dan Hadits
Kata Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab yaitu قَرَأَ – يَقْرَأُ – قُرْأَناً yang berarti bacaan. Makna al-Qur’an secara istilah adalah Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. membacanya merupakan ibadah, susunan kata dan isinya merupakan mu’jizat, termaktub di dalam mushaf dan dinukil secara mutawatir.
Sedangkan makna Hadits secara bahasa berasal dari bahasa Arab الْحَدِيْثُ yang berarti baru, muda, cerita, berita, dan riwayat dari nabi Muhammad saw. Sedangkan menurut istilah ada beberapa pendapat yang mengartikannya. Diantaranya adalah :
1. Menurut Jumhur al-Muhadditsin adalah :
ما أضف إلى النبى j قولا أو فعلا أو تقريرا أو نحوها
artinya : segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW. baik perkataan, perbuatan, taqrir (persetujuan) maupun yang semisalnya.
2. Dr. Musthofa As-Siba’y adalah :
ما أثر عن النبى i من قول أو فعل أو تقرير أو صفة خلقية أو خلقية أو سيرة سواء كان قبل البعثة أو بعدها
Artinya : segala sesuatu yang ditinggalkan (dibebaskan) dari Nabi Muhammad SAW. dari yang berupa perkataan, perbuatan, taqrir, sifat tingkah laku, bentuk jasmani, maupun perjalanan beliau, baik adanya itu sebelum beliau diangkat menjadi Nabi maupun sebelumnya.
D. Kurikulum Al-Qur’an Hadits (SK – KD)
1. Pendahuluan
Kurikulum disusun dan disain agar terciptanya keberlangsungan proses pendidikan yang kondusif bagi peserta didik sehingga dapat hidup dan mandiri ditengah masyarakat yang heterogen.Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar merupakan kurikulum hasil refleksi, pemikiran dan pengkajian dari kurikulum yang telah berlaku sebelumnya.
Kurikulum ini diharapkan dapat membantu mempersiapkan peserta didik menghadapi tantangan di masa depan. Standar kompetensi dan kompetensi dasar diarahkan untuk menumbuhkan dan memberikan keterampilan bertahan hidup dalam kondisi yang beragam dengan berbagai perubahan serta persaingan. Kurikulum ini diciptakan untuk menghasilkan lulusan yang kompeten, cerdas dalam membangun integritas sosial, dan mewujudkan karakter
Pada dasarnya kurikulum Al-Quran-Hadis ini masih terkait dengan standar isi dalam Permendiknas Nomor 22. Penyusunan kurikulum Al-Qur’an-Hadis ini dengan memperhatikan hal-hal berikut ini:
a. Kurikulum Al-Qur’an-Hadis yang tertuang dalam Permen 22 pada jenjang sebelumnya (SD/MI)
b. Kebutuhan siswa pada usia MTs Nurul Ittihad yang pada dasarnya mulai dikenakan hukum sebagai mukallaf (diwajibkan menunaikan ibadah mahdzoh terlebih sholat)
Kurikulum Al-Qur’an-Hadis merupakan kelanjutan dan kesinambungan dengan kurikulum Al-Qur’an-Hadis pada jenjang MI dan MA, terutama pada penekanan kemampuan membaca Al-Qur’an-Hadis, pemahaman surat-surat pendek dan mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari.
2. Tujuan pelajaran Al-Qur’an-Hadis
a. Meningkatkan kecintaan siswa terhadap Qur’an dan Hadis
b. Membekali siswa dengan dalil-dalil yang terdapat dalam Qur’an dan Hadis sebagai pedoman dalam menyikapi dan menghadapi kehidupan
c. Meningkatkan kekhusyukan siswa dalam beribadah terlebih sholat, dengan menerapkan hukum bacaan tajwid serta isi kandungan surat/ayat dalam surat-surat pendek yang mereka baca
3. Ruang Lingkup
a. Membaca /menulis yang merupakan unsur penerapan ilmu tajwid
b. Menterjemahkan makna (tafsiran) yang merupakan pemahaman, interpretasi ayat dan Hadis dalam memperkaya khazanah intelektual
c. Menerapkan isi kandungan ayat/hadis yang merupakan unsur pengamalan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
4. Standar Kompetensi Lulusan
a. Memahami dan mencintai Al-qur’an dan Al-Hadis sebagai pedoman hidup umat Islam
b. Meningkatkan pemahaman Al-Qur’an Al-Fatihah, dan surat pendek pilihan melalui upaya menerapkan cara membacanya, menangkap maknanya, memahami kandungan isinya, dan mengaitkannya dengan fenomena kehidupan.
c. Menghafal dan memahami makna Hadis-Hadis yang terkait dengan tema isi kandungan surat atau ayat sesuai dengan tingkat perkembangan anak









E. Penjelasan Materi Al-Qur’an Hadits Kelas VII
1. Semester I
a. Standar Kompetensi : 1. Memahami Al-Qur’an dan Al-Hadits sebagai pedoman hidup
b. Kompetensi Dasar :
1.1 Menjelaskan pengertian dan fungsi Al-Qur’an dan Al-Hadis
1.2 Menjelaskan cara-cara menfungsikan Al-Qur’an dan Al-Hadis
1.3 Menerapkan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup umat Islam
c. Penjelasan :
1) Pengertian Al-Qur’an dan Hadits
a) Pengertian Al-Qur’an
Kata Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab yaitu قَرَأَ – يَقْرَأُ – قُرْأَناً yang berarti bacaan. Menurut istilah, al-Qur’an adalah kalam Allah swt yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. melalui malaikat Jibril dengan lafal dan maknanya. Pengertian ini berdasarkan pada firman Allah disurat asy-Syu’ara’ ayat 192-193 :
         
192. dan Sesungguhnya Al Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam,
193. Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril),
b) Pengertian Hadits
Kata hadits berasal dari bahasa Arab الْحَدِيْثُ yang berarti baru, muda, cerita, berita, dan riwayat dari nabi Muhammad saw.
Menurut istilah, hadits didefinisikan sebagai berikut :
1) Segala ucapan, perbuatan, dan keadaan nabi Muhammad saw.
2) Segala berita yang bersumber dari nabi Muhammad saw. baik berupa ucapan, perbuatan, takrir (ketetapan) maupun diskripsi sifat-sifat beliau.
3) Segala perkataan, perbuatan, dan takrir nabi Muhammad saw. yang berkaitan hukum.
Dari ketiga definisi tersebut dapat didefinisikan bahwa hadits adalah segala ucapan, perbuatan, dan takrir nabi Muhammad saw.
2) Fungsi al-Qur’an dan Hadits
a) Fungsi Al-Qur’an
1) Sebagai petunjuk hidup manusia
2) Sebagai penjelas dari petunjuk tersebut.
3) Sebagai pembeda antara yang benar (hak) dan yang batil (salah). Seperti dijelaskan dalam surat al-baqarah ayat 185
b) Fungsi Hadits
1) Mengukuhkan hokum-hukum yang telah disebutkan dalam AL-Qur’an
2) Menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an yang bersifat mujmal
3) Membatasi keumuman Al-Qur’an
4) Menetapkan hokum yang belum terdapat dalam al-Qur’an
3) Menerapkan al-Qur’an dan Hadits dalam kehidupan.
a) Menjadikan al-Qur’an dan hadits sebagai pedoman dalam kehidupan pribadi.
b) Menjadikan al-Qur’an dan hadits sebagai pedoman dalam kehidupan keluarga atau rumah tangga.
c) Menjadikan al-Qur’an dan hadits sebagai pedoman dalam kehidupan bermasyarakat.
d) Menjadikan al-Qur’an dan hadits sebagai pedoman dalam kehidupan berbengsa dan bernegara.
e) Menjadikan al-Qur’an dan hadits sebagai hakim dalam menyelesaikan masalah.

a. Standar Kompetensi : 2. Mencintai Al-Qur’an dan Al-Hadis
b. Kompetensi Dasar :
2.1 Menjelaskan cara mencintai Al-qur’an dan Al-Hadis
2.2 Menjelaskan perilaku orang yang mencintai Al-Quran dan Al-Hadis
2.3 Menerapkan perilaku mencintai Al-Qur’an dan Al-Hadis dalam kehidupan
c. Penjelasan :
a) Cara mencintai Al-Qur’an dan Hadits
a) Pengertian mencintai Al-Qur’an dan Hadits
Al-Qur’an dan Hadits adalah dua sumber utama dalam hukum islam. Setiap umat islam harus mencintai keduanya karena dengan demikian dia akan selamat, baik di dunia maupun di akhirat.
b) Perintah mencintai AL-Qur’an dan Hadits
Sebagai seorang muslim, mencintai al-Qur’an dan Hadits adalah suatu kewajiban. Seperti yang tertuang dalam al-Qur’an surat ali Imran ayat 31 :
     •          
31. Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Rasulullah SAW. pernah berpesan kepada umatnya agar senantiasa berpegang pada al-Qur’an dan Hadits :
تَرَكْتُ فِيْكُمْ اَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ .(رواه مالك)
Artinya :
Aku tinggalkan kepadamu dua perkara. Kamu tidak akan tersesat selama berpegan pada keduanya, yaitu kitab Allah (Al-Qur’an) dan Sunnah nabi-Nya (Hadits).
c) Bentuk-bentuk mencintai Al-Qur’an dan Hadits
Mencintai Al-Qur’an dan Hadits dapat diwujudkan dalam beberapa bentuk, diantaranya :
1) Berusaha memiliki kitab Al-Qur’an dan Hadits.
2) Memiliki kemauan untuk dapat membaca al-Qur’an dan hadits secara benar meskipun mengeluarkan biaya.
3) Memiliki kemauan yang sungguh-sungguh untuk dapat memahami isi al-Qur’an dan Hadits secara benar.
4) Tidak suka jika ada pihak lain yang merendahkan al-Qur’an dan Hadits.
5) Berusaha menjaga kesucian al-Qur’an dan Hadits tanpa memandang remeh.
d) Manfa’at mencintai Al-Qur’an dan Hadits.
Al-Qur’an dan Hadits merupakan dua kitab pokok dalam memahami ajaran islam. Mencintai keduanya tentu banyak membawa manfaat, antara lain :
1) Memperoleh nasihat, obat hati, petunjuk dan rahmat dari Allah SWT.
Allah berfirman dalam surat Yunus ayat 57 :
 ••   •          
57. Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.
2) Terhindar dari kesesatan dan kecelakaan dunia dan akhirat.
Allah berfirman dalam surat Thaha ayat 123 :
         • •          
123. Allah berfirman: "Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu Barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.
b) Perilaku orang yang mencintai al-Qur’an dan Hadits.
1. Selalu menjadikan Al-Qur’an dan Hadits sebagai dasar dalam segala tindakan dan cara berfikirnya.
2. Mengajak orang-orang yang belum mau belajar Al-Qur’an dan Hadits.
3. Ikut serta secara aktif dalam upaya melancarkan jalannya TPQ, baik dengan pikiran, tenaga maupun materi.
4. Menyediakan waktu khusus untuk mempelajari Al-Qur’an dan Hadits untuk kemudian diajarkan kepada orang lain.

a. Standar Kompetensi : 3. Menerapkan Al-Qur’an surat-surat pendek pilihan dalam kehidupan sehar-hari tentang Tauhid Rububiyah dan Uluhiyyah
b. Kompetensi Dasar :
3.1 Memahami isi kandungan QS. Al-Fatihah, An-Nas, Al-Falaq dan Al-Ikhlas tentang Tauhid Rububiyah dan Uluhiyyah
3.2 Menerapkan kandungan QS. Al-Fatihah, An-Nas, Al-Falaq dan Al-Ikhlas dalam kehidupan sehari-hari
c. Penjelasan :
1. Pengertian Tauhid Rububiyyah dan Uluhiyyah
a) Tauhid Rububiyyah
Tauhid Rububiyyah berasal dari dua kata, yaitu Tauhid dan Rububiyyah. Tauhid berasal dari bahasa Arab : وحد – يوحد – توحيدا yang berarti mengesakan. Menurut istilah adalah menyakini bahwa Allah itu esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya.
Adapun kata Rububiyyah mempunyai beberapa makna, antara lain penciptaan, pemeliharaan, dan pengasuhan. Dalam terminology islam, tauhid rububiyyah adalah kepercayaan bahwa Allah satu-satunya pencipta, pemelihara dan pengatur alam semesta.
b) Tauhid Uluhiyyah
Menurut bahasa kata Uluhiyyah berarti sembahan, persembahan. Tauhid Uluhiyyah berarti kepercayaan bahwa hanya Allah sembahan yang benar.
2. Surat al-Fatihah, An-Nas, al-Falaq, serta al-Ihlas tentang Tauhid Rububiyyah dan Uluhiyyah.
a) Surat al-Fatihah
                                   
1. dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang[1].
2. segala puji[2] bagi Allah, Tuhan semesta alam[3].
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. yang menguasai[4] di hari Pembalasan[5].
5. hanya Engkaulah yang Kami sembah[6], dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan[7].
6. Tunjukilah[8] Kami jalan yang lurus,
7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.[9]
b) Kandungan surat al-Fatihah
1) Surat al-Fatihah ayat 1-4 berisi tentang Tauhid Rububiyyah.
Pada ayat 1 : mengisyaratkan bahwa Allah benar-benar mencurahkan kasih sayang-Nya kepara manusia. Pada ayat 2 : allah menjelaskan bahwa Dialah yang menciptakan seluruh alam. Pada ayat 3 : allah menegaskan kembali tentang kasih sayang-Nya kepada makhluk-Nya. Pada ayat 4 : dijelaskan tentang adanya hari pembalasan. Pada hari itu manusia akan menerima pembalasan amal perbuatannya selama hidup di dunia.
2) Pada ayat 5-7 berisi tentang tauhid uluhiyyah.
Pada ayat 5 : dijelaskan satu sikap pernyataan hanya pada Allah kita menyembah dan meminta pertolongan. Pada ayat 6-7 : mengingatkan kita agar senantiasa berdoa kepada Allah, sebagai penentu segala sesuatu.
c) Surat an-Nas
   ••   ••   ••    • ••   •   •   • •• 
1. Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.
2. raja manusia.
3. sembahan manusia.
4. dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,
5. yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,
6. dari (golongan) jin dan manusia.
d) Kandungan Surat an-Nas
Sebagai makhluk social, manusia selalu berhubungan dengan sesamanya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Disadari atau tidak, manusia sering menghadapi kesulitan dalam bersosialisasi. Hal itu disebabkan berbagaimacam sifat dan watak yang dimiliki manusia.
1. Surat an-Nas ayat 1-2 menjelaskan tentang bentuk tauhid rububiyyah :
Ayat 1 : memberi petunjuk kepada manusia agar mengakui kelemahannya dan mengakui kebesaran Allah yang mengatur segalanya. Ayat 2 : menjelaskan bahwa Allah adalah Raja manusia. Dia berkuasa mengatur manusia.
2. Ayat 3 merupakan ajaran tauhid Uluhiyyah. Lafadz اله pada ayat ini mempunyai arti sesuatu yang dikagumi, dipuja, ditaati, dan akhirnya disembah. Setelah mengakui Allah sebagai Pencipta, pemelihara, penguasa, dan sesembahan manusia, sudah semestinya ia meminta perlindungan pada-Nya.
3. Ayat 4-6 menjelaskan bentuk kejahatan-kejahatan yang dihadapi manusia. Kejahatan dari jin dan manusia.
e) Surat al-Falaq
                  •         
1. Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh,
2. dari kejahatan makhluk-Nya,
3. dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,
4. dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul[1609],
5. dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki."
f) Kandungan surat al-Falaq
Tauhid Rububiyyah pada surat ini hanya terdapat pada ayat 1, sedangkan ayat-ayat selanjutnya berisi jenis-jenis kejahatan.
Pada ayat 1, dijelaskan supaya kita berlindung kepada   . lafadz  secara bahasa berarti terpecah menjadi 2 bagian. Waktu subuh adalah waktu yang memisahkan antara siang dan malam. Pada surat ini, manusia diingatkan kembali bahwa kondisi dirinya lemah. Namyak makhluk ciptaan Allah yang dapat membahayakan diri manusia. Oleh karena itu, manusia diberi petunjuk agar memohon perlindungan kepada Allah pencipta waktu subuh, dari gangguan makhluk-Nya.
Pada ayat 2 menjelaskan manusia hendaknya memohon perlindungan kepada Allah agar selamat dari bahaya semua makhluk.
Pada ayat 3 menjelaskan manusia harus menyadari kelemahan dirinya. Manusia harus memohon perlindungan kepada Allah.
Pada ayat 4 menjelaskan bahwa adanya kejahatan sihir. Manusia diperintahkan untuk memohon perlindungan kepada Allah agar selamat dari sihir-sihir tersebut.
Pada ayat 5 menjelaskan tentang kejahatan bahaya hasud. Hasud merupakan salah satu penyakit hati yang sulit dicari penyembuhannya.
g) Surat al-Ihlas
                •  
1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa.
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."
h) Kandungan surat al-Ikhlas
Surat al-Ikhlas berisi tentang pengesaan Allah. Pernyataan itu secara tegas dijelaskan pada ayat pertama. Pada ayat 2 dijelaskan tentang adanya tauhid uluhiyyah, yaitu pengakuan bahwa hanya Allah-lah tempat bergantung semua makhluk.
Ayat 3-4 menjelaskan bahwa Allah maha berdiri sendiri sehingga tidak pantas jika Dia memiliki orang tua atau anak.

a. Standar Kompetensi : 4. Memahami Hadis tentang ciri iman dan ibadah yang diterima Allah
b. Kompetensi Dasar :
4.1 Menulis Hadis tentang iman dan ibadah
4.2 Menerjemahkan makna Hadis tentang iman dan ibadah
4.3 Menghafal Hadis tentang iman dan ibadah
4.4 Menjelaskan keterkaitan isi kandungan Hadis tentang iman dan ibadah dalam fenomena kehidupan dan akibatnya
4.5 Menerpakan isi kandungan Hadis tentang ciri iman dan ibadah yang diterima Allah
c. Penjelasan :
1. Hadits tentang iman dan ibadah
١ الامان معرفة بالقلب وقول باللسان وعمل بالاركان.(رواه ابن ماجه عن علي بن ابى طالب)
Artinya :
Iman itu aialah dipercaya dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan perbuatan.
 Kandungan Hadits
Hadits ini menjelaskan tentang prinsip-prinsip dalam keimanan. Bahwa iman terdiri atas tiga unsur, yakni diyakini dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dalam bentuk perbuatan. Ketiga unsur ini tidak dapat berdiri sendiri-sendiri.
٢ قال فأخبرني عن الإيمان قال أن تؤمن بالله وملائكته وكتبه ورسله واليوم الآخر وتؤمن بالقدر خيره وشره .( رواه مسلم عن عمر بن الخطاب ).
Artinya :
Jibril berkata : “Kabarkanlah kepadaku tentang Iman?”. Rasulullah saw. bersabda : “Iman itu ialah kamu percaya kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan kamu percaya kepada takdir yang baik dan yang buruk”.
 Kandungan Hadits
Bahwa ada enam pokok keyakinan yang harus diyakini oleh setiap orang yang mengaku beriman. Keenam keyakinan itu ialah iman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab Allah, rasul-rasul Allah, hari akhir, dan iman kepada takdir yang baik dan buruk. (Rukun Iman)
٣ الإمان بضع وسبعون شعبة فأفضلها قول لا اله الا الله وادناها اماطة الأذى عن الطريق والحياء شعبة من الإيمان . ( رواه مسلم عن ابى هريرة )
Artinya :
Iman itu ada tujuh puluh satu cabang. Yang paling utama adalah ucapan la ilaha illallah, sedangkan yang paling rendah ialah menyingkirkan gangguan dari tengah jalan. Adapun malu juga sebagian dari iman.
 Kandungan Hadits
Bahwa banyak macam amal yang termasuk bentuk keimanan. Kata tujuh puluh satu bukan berarti jumlahnya, tetapi menunjukkan bahwa amal itu banyak macamnya. Amal yang paling utama nilainya adalah ucapan لا اله الا الله.
٤ قال الله تعالى ان خير شريك فمن أشرك معي شريكا فهو للشريك يأيها الناس أحلصوا أعمالكم لله فإن الله لا يقبل من الأعمال إلا ما خلص له . ولا تقول هذا لله وللرحم فإنها لرحمه وليس لله منها شيئ ولا يقولوا لله ولوجوهكم فإنها لوجوهكم وليس لله منها شيئ . (رواه البزار عن الضحاق )
Artinya :
Allah SWT berfirman : “Aku adalah sebaik-baik sekutu. Barang siapa mempersekutukan aku dengan yang lain, berarti ia telah diserahkan kepada sekutu itu. Wahai manusia ! beramallah kalian dengan ikhlas karena Allah. Sesungguhnya Allah tidak menerima amal seseorang, kecuali yang didasari keikhlasan kepada-Nya. Janganlah kalian mengucapkan, “Ini demi Allah dan ini demi keluarga”. Perbuatan itu hanya karena kekeluargaan, tidak sedikitpun karena Allah. Jangan pula kalian mengucapkan, “Ini demi Allah dan ini demi pemimpin kalian”. Amalan seperti itu hanyalah untuk kehormatan pemimpin kalian, tidak sedikitpun karena Allah.
2. Keterkaitan kandungan hadits tentang Iman dan Ibadah dalam fenomena kehidupan dan akibatnya.
a) Iman dan ibadah mempunyai kaitan yang sangat erat karena iman menjadia salah satu syarat diterimanya ibadah.
b) Orang yang mengaku dirinya beriman harus dapat membuktikan melalui perbuatan yang bernilai ibadah dalam kehidupan sehari-hari.
c) Iman tanpa dibuktikan dengan perbuatan yang nyata berarti kedustaan.
d) Selain iman, amal ibadah harus diniati dengan ikhlas karena Allah semata.
e) Menduakan niat dalam beribadah tidak akan diterima Allah.


2. Semester II
a. Standar Kompetensi : 5. Membaca Al-Qur’an surat pendek pilihan
b. Kompetensi Dasar :
5.1. Menerapkan hukum bacaan mim sukun dalam Q.S. Al-Bayyinah dan Al-Kafirun
c. Penjelasan :
1. Hukum Mim Sukun
Mim sukun bertemu dengan huruf hijaiah mempunyai tiga hukum bacaan mim sukun, yaitu :
a) Idgam Mimi
Idgam Mimi disebut juga Idgham mutamasilain. Berhukum idgham mimi jika terjadi bertemunya mim sukun bertemu dengan huruf mim. Cara membacanya adalah dengan memasukkan suara mim sukun kedalam mim berharakat hidup berikutnya. Kemudian, suara di-ghunnah-kan secara sempurna dengan lama tiga harakat. Suara gunnah keluar dari pangkal hidung.
Contoh :
١ .اِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِيْنَ
٢. عَلَيْهِمْ مُؤْصَدَةٌ
b) Ikhfa’ Syafawi
Ikhfa’ artinya samar, sedangkan syafawi artinya bibir. Ikhfa’ syafawi terjadi apabila ada huruf mim sukun bertemu dengan huruf Ba’ (ب ) .
Contoh :
١. اِنَّ رَبَّهُمْ بِهِمْ
٢. قَدْ جَاءَكُمْ بَشِيْرٌ وَنَذِيْرٌ
c) Idhar Syafawi
Idzhar berarti jelas, sedangkan syafawi artinya bibir. Idzhar syafawi terjadi ketika ada mim sukun bertemu dengan huruf selain mim ( م )dan ba’ (ب ).



a. Standar Kompetensi : 6. Menerapkan Al-Qur’an surat-surat pendek pilihan dalam kehidupan sehar-hari tentang toleransi
b. Kompetensi Dasar :
6.1 Memahami isi kandungan Q.S. Al-Kafirun dan Al-Bayyinah tentang toleransi
6.2 Memahami keterkaitan isi kandungan Q.S. Al-Kafirun dan Al-Bayyinah tentang membangun kehidupan umat beragama dalam fenomena kehidupan
6.3 Menerapkan kandungan Q.S. Al-Kafirun dan Al-Bayyinah tentang toleransi dalam kehidupan sehari-hari
c. Penjelasan :
1. Surat al-Kafirun
                  •             
1. Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,
2. aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
3. dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
4. dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
5. dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.
6. untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."
2. Surat al-Bayyinah
                                                •      •         •                      •                    
1. orang-orang kafir Yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata,
2. (yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (Al Quran),
3. di dalamnya terdapat (isi) Kitab-Kitab yang lurus[1594].
4. dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang didatangkan Al kitab (kepada mereka) melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata.
5. Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus[1595], dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.
6. Sesungguhnya orang-orang yang kafir Yakni ahli kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.
7. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah Sebaik-baik makhluk.
8. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya. yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.

3. Menerapkan kandungan Surat al-Kafirun dan al-Bayyinah tentang toleransi dalam kehidupan sehari-hari
a) Fanatic.
1) Sebagai seorang muslim, kita harus mempertahankan keyakinan sampai akhir hayat.
2) Tidak mudah terpengaruh oleh keyakinan lain karena kita yakin bahwa hanya agama islam yang benar.
3) Tidak mengorbankan keyakinan demi keuntungan dunia karena kita tahu bahwa perbuatan itu akan membawa pada kerugian.
b) Toleran.
1) Tidak memaksakan keyakinan kepada orang lain karena tidak dibenarkan agama dan akal sehat.
2) Sabar dalam menghadapi sikap orang-orang yang mendustakan islam, sebagaimana para rasul terdahulu.
3) Bersahaja dalam melaksanakan dakwah, tidak mengikuti jalan pikiran objek dakwah.
4) Bebas dalam menjalin hubungan dengan nonmuslim selama tidak menyangkut masalah akidah dan ibadah.
4. Hikmah Fanatik dan Toleransi
a) Dampak positif fanatic adalah :
1) Memiliki keyakinan yang kuat sehingga lebih mantap dalam melaksanakan agama.
2) Memiliki harga diri sehingga diperhitungkan pihak lain.
3) Terpuji dalam pandangan Allah.
b) Dampak positif sikap toleransi adalah :
1) Terwujudnya kehidupan masyarakat yang rukun dan damai.
2) Terwujudnya keamanan dan ketenteraman hidup sesama anggota masyarakat.
3) Terpenuhinya hak-hak setiap anggota masyarakat sehingga menimbulkan kepuasan batin.
4) Menumbuhkan persatuan dan rasa kebersamaan.

a. Standar Kompetensi : 7. Menerapkan Al-Qur’an surat-surat pendek pilihan dalam kehidupan sehari-hari tentang problematika da’wah
b. Kompetensi Dasar :
2.1 Memahami isi kandungan QS. Al-Lahab dan An-Nashr tentang problematika dakwah
2.2 Menerapkan kandungan QS. Al-Lahab
c. Penjelasan :
1. Dakwah dan Problematikanya.
Dakwah adalah setiap kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak, dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah swt sesuai dengan garis akidah, syariat, dan akhlak islamiah. Orang yang berdakwah disebut Da’I dan orang yang menjadi obyek dakwah disebut Mad’u.
Dalam surat An-Nahl ayat 125, Allah memberikan metode dalam berdakwah yakni bil hikmah, bil mauidzah hasanah, dan bil jidal.
Dakwah bil hikmah adalah perkataan tegas dan benar yang dapat membedakan yang hak dan yang batil. Yaitu dengan memberikan keterangan yang tegas dan jelas sehingga dapat mengetahui ajaran islam dengan sebenarnya tanpa ada keraguan.
Dakwah bil mauidzah hasanah adalah dakwah dengan memberikan nasihat yang baik. Yaitu dengan cara seorang da’I menarik perhatian dengan melaksanakan langsung apa yang didakwahkan kepada objek dakwahnya sehingga mereka simpatik dan akhirnya mereka mau melaksanakan dan mengikuti seruan dakwah.
Dakwah bil jidal adalah dakwah secara dialogis. Yaitu seorang da’I dituntut untuk memiliki wawasan yang luas baik dalam bidang agama maupun yang lainnya, sehingga mampu menjawab pertanyaan masalah agama maupun masalah kehidupan sehari-hari.
Selain ketiga metode tersebut, ada metode lain yaitu dakwah bil hal artinya dakwah menggunakan keteladanan. Selain berdakwah secara lisan, seorang da’I ditunut memberikan contoh riil dalam kehidupan sehari-hari.
Problematika dakwah artinya adalah permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan dakwah. Permasalahan ini dipengaruhi dari dua factor yaitu factor intern dan factor ekstern.
2. Surat al-Lahab
                          • 
1. binasalah kedua tangan Abu Lahab dan Sesungguhnya Dia akan binasa[1607].
2. tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.
3. kelak Dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.
4. dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar[1608].
5. yang di lehernya ada tali dari sabut.

3. Surat an-Nasr
       ••               
1. apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,
2. dan kamu Lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong,
3. Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.
Problematia dakwah yang muncul yang dihadapi kaum muslimin berkaitan dengan kemenangan atas Kota Makkah adalah :
a) Sikap permusuhan kaum kafir Quraisy, khususnya sejak awal dakwah.
b) Dirusaknya perdamaian Hudaibiyyah.
c) Perlawanan pasukan kafir terhadap pasukan Khalid bin walid.
4. Menerapkan kandungan surat al-Lahab dan an-Nasr dalam kehidupan sehari-hari.
a) Senantiasa berdakwah meskipun menghadapi rintangan sebagaimana yang dihadapi Rasulullah SAW.
b) Melakukan hijrah apabila masyarakat tersebut sudah tidak bisa diharapkan lagi, sebagaimana yang dilakukan Rasulullah SAW.
c) Bersabar diri dalam menghadapi sikap tidak bersahabat dari masyarakat, sebagaimana sikap Rasulullah menghadapi cemoohan Abu Lahab dan anak buahnya.
d) Pandai menjaga diri agar tidak menimbulkan keresahan dan kekacauan dimasyarakat.
e) Siap berkorban dalam membela islam dan menjaga wibawa kaum muslimin.

















F. Penjelasan Materi Al-Qur’an Hadits Kelas VIII
1. Semester I
a. Standar Kompetensi : 1. Membaca Al-Qur’an surat pendek pilihan
b. Kompetensi Dasar :
2.3 Menerapkan hukum bacaan Qalqalah, Tafkhim, mad ‘aridl lissukun, dalam Al-Qur’an.
2.4 Menerapkan hukum bacaan nun mati dan mim mati dalam Al-Qur’an
c. Penjelasan :
1. Hukum bacaan Qalqalah
Qalqalah dibagi menjadi 2, yaitu qalqalah sughra dan kubra. Huruf qalqalah ada Lima ,yaitu ق , ط , ب ,ج ,د . Apabila ada huruf qalqalah berada di tengah lafal , hukum bacaannya disebut qalqalah sughra. Apabila ada huruf qalqalah berada di akhir lafal , hukum bacaannya disebut qalqalah kubra.
2. Hukum Bacaan Tafkhim
Hukum bacaan tafkhim yang akan kita terapkan dalam membaca Al-Qur’an berikut ini adalah pada huruf ra. Menurut bahasa , tafkhim berarti tebal. Cara mengucapkan tafkhim adalah dengan menghimpun ketebalan suara di dalam mulut sehingga mulut seperti penuh dengan suara ra. Ada beberapa alasan huruf ra dibaca tebal, yaitu berharakat fathah, dammah, sukun yang didahului huruf berharakat fathah atau dammah, sukun yang di dahului huruf berharakat kasrah (bukan asli), serta sukun yang didahului huruf berharakat kasrah asli dan huruf sesudahnya adalah huruf isti’la’.
3. Mad ‘Arid lis-Sukun
Menurut bahasa , mad ‘arid lis-sukun berarti bacaan panjang karena ada sukun. Menurut istilah, mad ‘arid lis-sukun berarti mad yang yang terjadi apabila ada huruf mad (alif, wau atau ya) yang berada pada akhir ayat atau terdapat tanda waqaf. Yang perlu diperhatikan dalam mad ‘arid lis-sukun ialah setelah huruf mad itu harus ada huruf lain. Huruf ini sebagai akhir pemberhentian bacaan. Cara membaca mad ‘arid lis-sukun ada 3 macam, yaitu boleh dua,empat atau enam harakat. Yang paling utama ialah membaca mad ‘arid lis-sukun dengan enam harakat
Contoh :
    
4. Hukum Bacaan Nun Mati
Apabila ada nun mati atau tanwin yang bertemu dengan huruf hijaiah, hukum bacaannya dibagi menjadi lima, Yaitu :
a) Izhar halqi apabila ada nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf Halqi yang ada lima yaitu أ , ح, خ, ع, غ
b) Idgom bigunnah apabila ada nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf ي, ن, م, و
c) Idgam bilagunnah apabila ada nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf ل atau ر .
d) Iqlab apabila ada nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf ب .
e) Ikhfa’ haqiqi apabila ada nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf ت, ث, ج, د, ذ, ز, س, ش, ص, ض, ط, ظ, ف, ق, ك
5. Hukum Bacaan Mim Mati
Mim mati yang bertemu dengan huruf hijaiyah bacaannya dibagi menjadi tiga. Yaitu:
a) Ikhfa’ syafawi terjadi apabila ada huruf mim mati bertemu dengan huruf ب.
b) Idgam mimi atau disebut idgam mitamasilain terjadi apabila ada mim bertemu dengan huruf م .
c) Izhar syafawi terjadi apabila ada huruf mim mati bertemu dengan selain huruf mim dan ba.

a. Standar Kompetensi : 2. Menerapkan Al-Qur’an surat-surat pendek pilihan dalam kehidupan sehar-hari tentang ketentuan rizki dari Allah
b. Kompetensi Dasar :
2.1 Memahami isi kandungan Q.S Al-Quraisy dan Al-Insyiroh tentang ketentuan rezeki dari Allah
2.2 Memahami keterkaitan isi kandungan Q.S Al-Quraisy dan Al-Insyiroh tentang ketentuan rezeki dari Allah dalam kehidupan
2.3 Menerapkan isi kandungan Q.S Al-Quraisy dan Al-Insyiroh tentang ketentuan rezeki dari Allah dalam kehidupan
c. Penjelasan :
1. Rezeki Allah SWT
a) Pengertian rezeki
Kata rezeki berarti penghidupan, tiap-tiap yang bermanfaat, segala yang berdaya guna bagi makhluk. Rezeki Allah SWT berarti penghidupan atau tiap-tiap yang berdaya guna bagi kehidupan makhluk, berasal dari Allah SWT. Oleh karena itu, rezeki juga berarti anugrah atau, karunia, atau pemberian dari sisi Allah SWT.
b) Macam-Macam Rezeki Allah
Rezeki Allah swt. Sangat banyak macamnya antara lain:
1) Pemberian hak hidup dan menikmati kehidupan.
2) Udara (oksigen) yang selalu kita hirup dengan gratis.
3) Bentuk tubuh yang paling baik jika dibandingkan dengan makhluk lain.
4) Makanan dan minuman yang beraneka macam .
5) Kesehatan jasmani dan rohani.
6) Akal pikiran dan perasaan sehingga dapat mengangkat derajat kita diatas makhluk lain.
7) Agama sebagai petunjuk hidup manuisa didunia.
2. Surah Quraisy dan al-insyirah tentang Ketentuan Rezeki Allah swt.
a) Surah Quraisy
 •                   
1. karena kebiasaan orang-orang Quraisy,
2. (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas[1602].
3. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka'bah).
4. yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.

b) Penjelasan ayat
Ayat 1 menjelaskan tentang kebiasaan suku Quraisy berdagang. Kota Mekah sendiri berada diantara dua Negara yang menjadi pusat perdagangan, yaitu Syam (disebelag utara) dan Yaman (di sebelah selatan).
Ayat 2 menjelaskan perjalanan dagang yang dilakukan suku Quraisy. Pada musim dingin, suku Quraiy biasa melakukan perjalanan ke negeri Yaman.
Pada ayat 3, Allah swt mengingatkan suku Quraisy, khususnya dan umat islam pada umunya agar selalu bersyukur atas rezeki yang diberikan-Nya.
Pada ayat 4, Allah swt menjelaskan wujud kasih saying-Nya kepada para hamba-Nya. Manusia diperintah menyembah (taat) kepada-Nya karena dua alasan, pertama, Allah swt telah memberi makan kepada orang –orang Quraisy khususnya dan semua manusia pda umumnya. Allah swt juga telah menjadikan Ka’bah sebagai kiblat peribadatan umat islam dan setiap tahun selalu dikunjungi orang yang beribadah haji. Hal itu akan membawa rezeki tersendiri bagi mereka. Kedua, Allah swt telah memberikan rasa aman kepada suku Quraisy. Allah swt berjanji bahwa kota Mekkah akan dijaga keamanannya dari gangguan. Bahkan , dari gangguan dajal sekalipun. Meraka telah diberikan rasa aman dari kecemasan, baik kecemasan dari hidup melarat maupun dari gangguan sesame manusia.
c) Surah al-Insyiroh
                 •   •  •            
5. Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?,
6. dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu,
7. yang memberatkan punggungmu[1584]?
8. dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu[1585],
9. karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
10. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
11. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain[1586],
12. dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.
d) Penjelasan Ayat
Ayat 1 merupakan pertanyaan yang bersifat penegasan bahwa Allah swt telah melapangkan dada (hati) Nabi Muhammad saw.
Pada ayat 2-3 Allah swt berfirman, “Dan Kami pun telah menurunkan bebanmu darimu , yang memberatkan punggungmu.” Orang memiliki rasa tanggung jawab pasti berusaha untuk dapat melaksanakan tugas yang diamanahkan kepadanya.
Pada ayat 4 Allah swt memberikan penghargaan kepada Nabi Muhammad saw atas kesabarannya melaksanakan tugas dakwah. Penghargaan itu berupa pengangkatan nama beliau. Penghargaan ini belum pernah diberikan Allah swt kepada siapapun. Maksud pengangkatan nama ini antara lain sebagai berikut:
1) Nama beliau disejajarkan dengan Allah swt.
2) Keimanan seseorang tidak berarti tanpa disertai keimanan kepada beliau.
3) Beliau dijadikan suri tauladan bagi seluruh manusia.
4) Allah, malaikat dan seluruh umat islam senan tiasa mengucapkan selawat kepada beliau.
Pada ayat 5-6 Allah swt memberi motivasi kapada Nabi Muhammad saw dan para sahabatnya.
Pada ayat 7 Allah swt mengingatkan Nabi Muhammad saw dan para pengikutnya agar tidak cepat puas dengan hasil usahanya.
Pada ayat 8 Allah swt mengingatkan beliau dan para sahabatnya agar senantiasa bersandar kepada Allah swt.
3. Keterkaitan Isi Kandungan Surah Quraisy dan al-Insyirah tentang Ketentuan Rezeki Allah swt
Surah Quraisy dan al-Insyirah memiliki keterkaitan tentang ketentuan rezeki Allah swt, antara lain sebagai berikut:
a) Kedua surah tersebut memberikan pelajaran kepada kita bahwa Allah swt menyediakan rezeki untuk segala kebutuhan manusia.
b) Rezeki yang diberikan Allah swt kepada hamba-Nya sangat banyak macamnya.
c) Dalam surah Quraisy dijelaskan bahwa rezeki Allah swt akan diperoleh dengan usaha yang dilakukan manusia, seperti berdagang. Adapun dalam surah al-Insyirah, terdapat perintah memanfaatkan waktu.
4. Menerapkan Isi Kandungan Surah Quraisy dan al-Insyirah tentang Ketentuan Rezeki Allah swt dalam Kehidupan.
Penerapan surah Quraisy dan al-Insyirah berkaitan dengan ketentuan rezeki Allah swt, dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
a) Memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk kegiatan yang bermanfaat dan berdaya guna dan sesuai petunjuk agama.
b) Tidak bermalas-malasan sehingga waktu tidak terbuang sia-sia.
c) Berusaha dengan sungguh-sungguh dalam mencari rezeki Allah swt.
d) Menjaga diri agar tidak melangggar norma agama saat berusaha sehingga hasil yang diperoleh halal dan diridai Allah swt.
e) Mensyukuri hasil yang diperoleh sesuai petunjuk agama.
f) Memanfaatkan hasil yang diperoleh sebaik-baiknya untuk kepentingan agama dan kemanusiaan.
g) Menggunakan hasil yang diperoleh sesuai ketentuan agama.

a. Standar Kompetensi : 3. Menerapkan Al-Qur’an surat-surat pendek pilihan dalam kehidupan sehar-hari tentang kepedulian sosial
b. Kompetensi Dasar :
3.1. Memahami isi kandungan Q.S. Al-Kautsar dan Al-Ma’un tentang kepedulian sosial
3.2. Memahami keterkaitan isi kandungan Q.S. Al-Kautsar dan Al-Ma’un tentang kepedulian sosial dalam fenomena kehidupan
c. Penjelasan :
1. KEPEDULIAN SOSIAL
a) Pengertian Kepedulian Sosial
Kepedulian sosial berarti sikap meperhatikan atau menghiraukan urusan orang lain (sesama anggota masyarakat). Kepedulian social yang dimaksud bukanlah untuk mencampuri urusan orang lain, tetapi lebih pada membatu permasalahan yang dihadapi orang lain dengan tujuan kebaikan dan perdamaian.
b) Perlunya Memiliki Kepedulian Sosial
Manusia dicipta Allah swt sebagai makhluk sosial yaitu makhluk yang senantiasa mengadakan hubungan dengan sesamanya. Pada kenyataannya manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan pihak lain. Untuk dapat mencukupi kebutuhan hidupnya manusia perlu mengadakan hubungan kerja dengan pihak lain.
Kerja sama dengan orang lain dapat terbina dengan baik apabila masing-masing pihak memiliki kepedulian sosial. Suka membantu orang yang sedang mengalami kesulitan dengan meringankan bebannya merupakan kepedulian social.
c) Dampak Positif Memiliki Kepedulian Sosial
Kepedulian sosial memiliki dampak positif dalam kehidupan bermasyarakat, antara lain :
1) Terwujudnya sikap hidup gotong royong
2) Terjalinnya hubungan batin yang akrab
3) Menumbuhkan kerukunan dan kebersamaan
4) Terjadinya pemerataan kesejahteraan
5) Menghilangkan jurang pemisah antara si miskin dan si kaya
6) Terwujudnya persatuan dan kesatuan
7) Mencptakan kondisi masyarakatyang kuat dan karmonis
8) Menghilangkan rasa dengki dan dendam.
2. Surah al-Kausar dan al-Maun tentang Kepedulian Sosial
a) Surah al-Kausar
            
1. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.
2. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah[1605].
3. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu Dialah yang terputus[1606].
b) Kandungan Surah
Pada ayat 1, Allah swt menyatakan bahwa Dia telah memberikan nikmat yang banyak kepada Nabi Muhammad saw. Nikmat yang banyak itu disebutkan sebagai al-Kausar.
Pada ayat 2 terdapat perintah kepada Nabi Muhammad saw, khususnya dan umat Islam pada umumnya, yaitu melaksanakan shalat dan berkorban. Pelaksanaan kedua perintah tersebut sebagai bukti rasa syukur atas limpahan nikmat Allah swt yang begitu banyak.
Pada ayat 3, Allah swt menjelaskan bahwa orang yang membenci Nabi Muhammad saw. Dalam ayat ini terdapat lafal al-abtar. Menurut kebiasaan orang Arab, kata ini digunakan untuk menyebutkan orang yang tidak memiliki anak laki-laki.

c) Surah al-Maun
                               
1. tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
2. Itulah orang yang menghardik anak yatim,
3. dan tidak menganjurkan memberi Makan orang miskin.
4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,
5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,
6. orang-orang yang berbuat riya[1603],
7. dan enggan (menolong dengan) barang berguna[1604].

c) Kandungan ayat
Pada ayat 1, Allah swt menanyakan tentang siapa orang yag mendustakan agama. Kalimat tanya tersebut tidak memerlukan jawaban karena Allah swt lebih mengetahui. Ayat ini memberikan penekanan agar Nabi Muhammad saw menaruh perhatian yang lebih terhadap masalah yang akan diterangkan.
Pada ayat 2 dan 3, Allah swt mulai menjelaskan orang-orang yang mendustakan agama. Mereka adalah orang yang menghardik (menyia-nyiakan) anak yatim dan tidak mau menyuruh/memberi makan ( tidak peduli nasib ) orang miskin.
Pada ayat 4 dan 5 , Allah swt menjelaskan tentang orang-orang yang salat, tetapi mendapat celaka. Kecelakaan itu akibat mereka lalai terhadap salatnya. Lalai disini berarti mengabaikan terhadap waktu salatnya.
Pada ayat 6, Allah swt menjelaskan ria’. Ria’ berarti berbuat baik karena ingin memperoleh pujian atau penghormatan dari orang lain. Orang yang ria’ termasuk pendusta agama karena perbuatan itu menyukutukan Alah swt.
Pada ayat 7 merupakan salah satu pelajaran tentang kepedulian sosial bagi umat islam. Orang yang mengaku dirinya islam, tentu akan memiliki kepedulian terhadap sesama. Sifat bakhil atau kikir jelas bertentangan dengan agama islam. Islam adalah agama yang tidak hanya untuk diyakini, tetapi harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Keterkaitan Surah al-Kausar dan al-Maun tentang Kepedulian Sosial dalam Kehidupan
Keterkaitan kedua surah tesebut antara lain sebagai berikut :
a) Kedua surat tersebut sama-sama mendidik umat islam agar memiliki kepedulian sosial.
b) Kepedulian dalam surah al-Kausar diwujudkan dengan penyembelihan daging kurban.
c) Kepedulian sosial dalamsurah al-Maun diwujudkan dengan bentuk
d) Menyantuni dan tidak menyia-nyiaka anak yatim.
e) Peduli terhadap nasib atau keadaan orang-orang miskin.
f) Suka membantu atau meringankan beban orang lain dengan memberikan sesuatu yang dapat meringankan bebannya.
g) Keengganan memberi bantuan atau bersifat kikir terhadap sesama yang membutuhkan merupakan bentuk pendustaan terhadap agama.

4. Penerapan Isi Kandungan Surah al-Kausar dan al-Maun dalam Kehidupan Sehar i-hari
a) Surah al-Kausar
1) Kita harus mensyukuri nikmat yang diberikan Allah swt
2) Salat wajib lima waktu harus selalu kita laksanakan. Kemudian salat sunnah juga kita laksanakan semampu kita
3) Bersedia menyisihkan sebagian harta untuk berkurban sebagai bentuk ibadah kepada Allah swt dan ibadah sosial
4) Kita harus selalu peduli terhadap nasib fakir miskin
b) Surah al-Maun
1) Harus memiliki kepedulian terhadap anak yatim
2) Membiasakan diri kita untuk selalu ringan tangan atau suka membantu fakir miskin
3) Kita harus mendukung setiap usaha untuk mensejahterakan anak yatim
4) Kita harus selalu menjaga ibadah, terutama salat wajib, baik waktu maupun kekhususannya.
5) Kita harus selalu berlatih ikhlas dalam segala perbuatan yang kita lakukan sehingga tidak bangga ketika dipuji dan tidak marah ketika dicela.
6) Sikap dermawan harus kita tumbuhkan dalam kehidupan, jangan sampai sifat kikir ada pada diri atau keluarga kita















a. Standar Kompetensi : 4. Memahami Hadis tentang tolong menolong dan mencintai anak yatim
b. Kompetensi Dasar :
4.1. Menulis Hadis tentang tolong menolong dan mencintai anak yatim
4.2. Menerjemahkan makna Hadis tentang tolong menolong dan mencintai anak yatim
4.3. Menghafal Hadis tentang tolong menolong dan mencintai anak yatim
4.4. Menjelaskan keterkaitan isi kandungan Hadis dalam perilaku tolong menolong dan mencintai anak yatim dalam fenomena kehidupan dan akibatnya
c. Penjelasan :
1. Hadis tentang Tolong Menolong
a) Lafal Hadis
١- المسلم أخوا المسلم لا يظلمه ولا يسلمه ومن كان في حاجة أخيه كان الله في حاجته ومن فرج عن مسلم كربة فرج الله عنه كربة من كربات يوم القيامة ومن ستر مسلما ستره الله يوم القيامة. (رواه البخارى عن عبد الله بن عمر)
٢- من نفس عن مؤمن كربة من كرب الدنيا نفس الله عنه كربة من كرب يوم القيامة ومن يسر على معسر يسر الله عليه في الدنيا والأخرة ومن ستر مسلما ستره الله في الدنيا والأخرة والله في عون العبد ما كان العبد في عون أخيه. (رواه مسلم عن أبي هريرة)
b) Terjemah hadis
Hadis pertama
Seorang muslim itu saudara bagi muslim lainnya. Ia tidak boleh menganiaya dan tidak boleh menyerahkannya (kepada musuh). Barang siapa yang membantu keperluan saudaranya, Allah akan (membalas) membantu keprluannya. Barang siapa membebaskan seorang muslim dari kesusahan, Allah akan membebaskan satu kesusahan dirinya dari beberapa kesusahan dihari kiamat. Barang siapa menutupi (aib) seorang muslim, Allah akan menutupi (aib)nya pada hari kiamat.(H.R. al-Bukhari dari Abdullah Ibnu Umar No. 2262 )
Hadis kedua
Barang siapa melapangkan orang mukmin dari satu kesusahan dunia, Allah akan melapangkannya dari salah satu kesusahan dihari kiamat. Barang siapa meringankan penderitaan seseorang Allah akan meringankan penderitaannya didunia dan diakhirat. Barang siapa mebnutupi (aib) seorang muslim, Allah akan menutupi (aib)ny di dunia dan akhirat. Allah akan menolong seorang hamba dalam menolong seorang hamba selama hamba it mau menolong hambanya (H.R. Muslim dari Abu Hurairah No. 4867)
c) Kandungan hadis
Dalam hadis pertama ada beberapa janji Allah swt
1) Orang yang mau membantu keperluan saudaranya, ia akan dibantu oleh Allah swt dalam kebutuhannya
2) Orang yang mau melepaskan kesusahan seorang muslim ia akan dilepaskan dari kesusahannya pada hari kiamat
3) Orang yang suka menutupi aib orang muslim, ia akan ditutupi oleh Allah swt dari aib hari kiamat
Hadis kedua memiliki beberapa kesamaan dengan hadis pertama
1) Kesediaan dengan melapangkan kesusahan sesorang mukmin akan dibalas oleh Allah swt dengan kelapangan dari kesusahan pada hari kiamat
2) Meringankan beban penderitaan seseorang akan dibalas oleh Allah swt dengan diringankannya penderitaannya di dunia dan akhirat
3) Menjaga aib saudaranya agar tidak diketahui banyak orang akan dibalas Allah swt ditutupi aibnya ddunia dan akhirat
4) Kesediaan menolong sesama akan selalu diberikan pertolongan dari Allah swt
2. Hadis tentang Mencintai Anak Yatim
a) Lafal hadis
١- أنا وكافل اليتيم في الجنة هكذا واشار بالسبابة والوسطى وفرج بينهما . (رواه البخارى عن سهل بن سعد)
٢- خير بيت في المسلمين بيت فيه يتيم يحسن اليه وشر بيت في المسلمين بيت فيه يتيم يساء اليه . (رواه ابن ماجه عن ابى هريرة)
b) Terjemah hadis
Hadis pertama
Aku dan orang-orang yang memelihara anak yatim disurga seperti ini. Beliau menunjuk telunjuk dan jari tengah serta beliau meregangkan antara keduanya.(H.R. al-Bukhari dari Sahl bin Sa’ad No. 4892)
Hadis kedua
Sebaik-baikny rumah orang islam adalah rumah yang didalamnya ada anak yatim dan di asuh dengan baik. Seburu-buruk rumah orang islam adalah rumah yang didalamnya ada anak yatim yang diperlakukan dengan jahat.(H.R. Ibnu Majah dari Abu Hurairah No. 3669)
c) Kandungan hadis
Hadis pertama memberikan motivasi kepada kita untuk mau peduli terhadap anak yatim. Sedangkan hadis kedua menjelaskan bahwa rumah yang paling mulia dalam pandangan Nabi Muhammad saw adalah rumah yang terdpat anak yatim didalamnya. Dengan syarat anakyatim itu dipelihara dengan baik. Jika anak aytim itu di sia-siakan, rumah itu menjadi rumah yang paling buruk. Artinya rumah itu akan jauh dari keberkahan.
3. Keterkaitan Kandungan Hadis tentang Tolong-Menolong dan Mencintai Anak Yatim dalam Kehidupan
a) Tolong menolongdan mencintai anak yatim memiliki nilai obadah yang berdimensi sosial
b) Tolon menolong dan mencintai anak yatim merupakan bentuk kepedulian terhadap sesama harus diterapakan dalam kehidupa sehari-hari
c) Tolon menolong dan mencintai anak yatim merupakan bukti pelaksanaan terhadap ajaran islam bagi seorang muslim
d) Tolong menolong dan mencintai anak yatim memberikan kesempatan kepada orang lain untuk memeperoleh sesuatu yang kebih baik
e) Sikap suka menolong dan memedulikan nasib anaj yatim merupakan dakwah bil-hal sehingga akan menarik simpati dari orang-orang yang masih lemah imannya
f) Kedua sikap tersebut merupakan bentuk penanaman akhlak yang terpuji dan harus diwariskan kepada setiap generasi muslim
4. Dampak Positif Sikap Hidup Tolong Menolong dan Mencintai Anak Yatim dalam Kehidupan
a) Islam dapat dirasaka sebagai rahmatan lil-alamin
b) Hubungan persaudaraan sesama manusia dapat terjalin dengan kuat
c) Ada kenikmatan hidup bersama dalam suatu masyarakat
d) Kemiskinan, kesulitan, dan kesengsaraan dapat dihilangkan
e) Jurang pemisah antara si miskin dan si kaya serta rakyat dan pejabat akan terkikis
f) Persatuan dan kesatuan hidup bersama dalam masyarakat akan terjaga dengan baik
g) Keberkahan Allah swt akan selalu dirasakan dalam kehidupan

5. Penerapan Sikap Tolong Menolong dan Mencintai Aak Yatim dalam Kehidupan
a) Ikut adil dalam menyelesaikan permaslahan bersama
b) Berusaha meringankan beban sesama manusia
c) Bersikap santun dan sayang kepada anak yatim
d) Ikut berpartisipasi dalam menyelenggarakan kegiatan-kegiatan sosial
e) Mengasuh dan mendidik anak-anak yatim agar tidak terlantar hidupnya.

2. Semester II
a. Standar Kompetensi : 5. Membaca Al-Qur’an surat pendek pilihan
b. Kompetensi Dasar :
5.1. Menerapkan hukum bacaan lam dan ro’ dalam Q.S Al-Humazah dan At-Takatsur
c. Penjelasan :
1. Hukum Bacaan lam
Hukum bacaan lam ada 2 yaitu mufakhamah dan muraqaqah.
a) Lam mufakhamah
Apabila ada huruf lam dalam lafzul jalalah ( الله ) yang didahului dengan huruf berharakat fathah atau dammah, harus dibaca mufakhkhamah atau tafkhim yang brarti tebal. Cara mengucapkannya, kedua bibir menjorok kedepan
b) Lam Muraqqah
Lam Muraqqah atau tarqiq adalah lam yang dibaca tipis dan posisi mulut tidak menjorok kedepan. Lam dibaca tipis apabila dalam lafzul jalalah didahului huruf yang berharakat kasrah.
2. Hukum Bacaan ra
Dalam ilmu tajwid hukum bacaan ra dibagi menjadi 2 yaitu mufakhkhamah dan muraqqah.
a) Ra mufakhkhamah
Ra mufakhkhamah atau tafkhim adalah ra yang dibaca tebal. Ra dibaca tebal apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1) Ra berharakat fathah
2) Ra berharakat dammah
3) Ra berharakat sukun sedangkan huruf sebelumnya berharakat fathah atau dammah
4) Ra berharakat sukun, sedangkan huruf sebelumnya berharakat kasrah, tetapi bukan kasrah asli dari perkataannya
5) Ra berharakat sukun, sedangkan huruf berharakat kasrah asli, tetapi sesudah ra ada salah satu huruf isti’la’ dan tidak berharakat kasrah. huruf isti’la’ ada tujuh, yaitu خُصَّضَغْطٍقِظْ .
b) Ra muraqqaqah
Ra muraqqaqah atau tarqiq adalah ra yangdibaca tipis. Ra dibaaca tipis apabila memenuhi syarat-syarat sebagai brrikut
1) Ra berharakat kasrah
2) Apabila sebelum huruf yang ra ada huruf sukun
3) Ra berharakat sukun yang didahului huruf berharakat kasrah. Namun setelah ra sukun bukan huruf isti’la’.
Selain ra harus dibaca tafkhiim atau tarqiq, ada pula ra yang boleh dibaca tafkhim atau tarqiq. Hukum bacaan seperti ini disebut jawazul wajhain (boleh dibaca dua cara)
Hukum bacaan jawazul wajhain terjadi apabila ada ra sukun yang didahului huruf berharakat kasrah dan sesudahnya ada salah satu huruf isti’la’ yang berharakat kasrah.
3. Menerapkan Hukum Bacaan lam dan ra dalam surah al-humazah dan at-Takasur
a) Menerapkan Hukum Bacaan Lam dan ra dalam surah al-Humazah
           •      •                  •       
b) Menerapkan hukum bacaan ra dalam surah at-Takasur
                          •        • 
a. Standar Kompetensi : 6. Menerapkan Al-Qur’an surat-surat pendek pilihan tentang menimbun harta (serakah)
b. Kompetensi Dasar :
6.1 Memahami isi kandungan Q.S. Al-Humazah dan At-Takatsur
6.2 Memahami keterkaitan isi kandungan Q.S. Al-Humazah dan At-Takatsur tentang Sifat Cinta Dunia dan melupakan Kebahagian hakiki dalam fenomena kehidupan
6.3 Menerapkan kandungan Q.S. Al-Humazah dan At-Takatsur dalam fenomena kehidupan sehari-hari dan akibatnya
c. Penjelasan :
1. TAMAK
a) Pengertian Tamak terhadap Harta
Kata tamak berarti loba, rakus, dan terlampau besar keinginannya untuk memperoleh harta yang banyak.
b) Ciri-ciri orang yang tamak terhadap harta
Orang yang mempunyaisifat tamak mempunyai beberapa ciri-ciri
1) Sangat mencintai harta yang telah dimiliki
2) Terlampau bersemangat dalam mencarai harta sehingga tidak memerhatikan waktu dan kondisi tubuh
3) Terlalu hemat dalam membelanjakan harta
4) Merasa berat untuk mengeluarkan harta guna kepentingan agama dan kemanusian
5) Kurag memerhatikan urusan-urusan kemasyarakatan karna sibuk memeikirkan harta
c) Larangan bersifat tamak terhadap harta
Allah swt sangat membenci orang yang tamak terhadap harta. Orangyang tamak selalu mementingkan dunia dan melupakan kepentingan hidup diakhirat. Allah swt telah menjelaskan bahwa dunia hanyalah sementara. Bahkan, dunia digabarkan sebagai tempat permainan dan bersanda gurau.








2. Kandungan surah al-Humazah dan at-Takasur
a) Surah al-Humazah
1) Lafal dan terjemah surah al-Humazah
           •      •                  •       
Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya, dia (manusia) mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya. Sekali-kali tidak! Pasti dia akan dilemparkan kedalam (neraka) Hutamah itu? (yaitu) api (azab) Allah yang dinyalakan, yang (membakar) sampai kehati. Aungguh, api itu ditutup rapat atas (diri) mereka, (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang panjang. (Q.S. al-Humazah/ 104: 1-9)
2) Penjelasan ayat
Pada ayat 1 bahwa orang yang suka mencela dan mengumpat akan celaka. Pada ayat 2 masih berkaitan dengan ancaman Allah swt terhadap Orang-orang kafir yang mengejek dan mengumpat keadaan nabi Muhammad saw yang sangat sederhana. Pada ayat 3, Allah swt menjelaskan bahwa orang kafir itu menganggap bahwa harta yang mereka miliki dapat membawa pada kesenangan selama-lamanya. Pada ayat 4, Allah menjelaskan bahwa semua anggapan orang-orang kafir itu salah. Ayat 5-7 menjelaskan bagaimana hutamah yang akan mereka (pencela dan pengumpat) dapatkan. Hutamah adalah api yang dinyalakan untuk membakar mereka. Api itu akan membakar hingga masuk kedalam hati mereka. Ayat 8-9 menjelaskan keadaan mereka ketika berada didalam Hutamah. Orang yang sedang masuk kedalamnya tidak akan mampu melarikan diri.
b) Surah at-takasur
1) Lafal dan terjemah surah at-takasur
                          •        • 
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk kedalam kubur. Sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatan itu), kemudian sekali-kali tidak! Kelak kamu akan menetahui. Sekali-kali tidak! Sekiranya kamu mengetahu dengan pasti , niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka jahim, kemudian kamu akan benar melihatnya dengan mata kepala sendiri, kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang megah didunia itu). (Q.S. at-Takasur/102:1-8)
2) Penjelasan ayat
Pada ayat 1 dan 2 dijelaskan kedua ayat ini memberikan gambaran bahwa kebanyakan manusia mendambakan dan membanggakan kemewahan dunia. Pada ayat 3-5 merupakan bantahan terhadap anggapan orang yang bermegah-megahan. Mereka tidak akan mendapat apapun dari yang mereka banggakan dan megah-megahan. Ayat 6-8 menjelaskan tentang balasan yang akan mereka peroleh. Mereka akan melihat langsung neraka jahim. Setiap dari mereka akan menyaksikan dan merasakan siksaan di neraka jahim. Pada saat itu, mereka akan ditanya tentang kemegahan yang dahulu telah dibanggakan. Namun, semua itu hanya tinggal penyesalan yang tiada arti.
3. Keterkaitan kandungan surah al-humazah dan at-takasur tentang sifat cinta dunia dan melupakan kebahagiaan hakiki
Kandungan surah al-humazah dan at-taksur sangat erat kaitannya dalam kehidupan. Kiatan kedua surah tersebut antara lain
a) Surah al-humazah mencritakan sikap orang yang mengejek dan meremehkan kehidupan Nabi Muhammad saw, yang sangat sederhana.
b) Orang yang mengharapkan kemewahan dunia menganggap bahwa ia akan memperoleh kenikmatan yang kekal
c) Surah al-humazah menyebutkan bahwa orang yang mencela dan mengumpat kehidupan sederhana Nabi Muhammad saw akan memperoleh Hutamah. Dalam surah at-takasur , orang yang bermegah-megahan dan membanggakan harta bendanya telah melaliakan tujuan hidup yang sebenarnya.
4. Menerapkan Kandungan Surah al-Humazah dan at-Takasur dalam Kehidupan Sehari-hari dan Akibatny
Setelah memahami kandungan kedua surah tersebut, maka kita harus menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
a) Penerapan
1) Tidak terlalu mendambakan kehidupan dunia sehingga melupakan kehidupan akhirat
2) Bersikap wajar dalam bekerja mencari rezeki dengan tetap memerhatikan norma-norma agama
3) Bersikap qanaah (rela menerima kenyataan hidup) dengan mensyukuri rezeki yang diperoleh dan tidak merasa kurang
4) Berusaha memanfaatkan rezeki yang diperoleh sesuai petunjuk agama
5) Mengeluarkan sebagian rezeki dengan bersedekah, berinfak, dan berzakat jika sudah mencapai nisab
6) Dalam urusan dunia selalu melihat orang yang lebih rendah
7) Tidak bersifat kikir/bakhil terhadap harta yang dimiliki
b) Dampak positif
1) Terpuji dalam pandanga manusia dan Allah swt
2) Disukai dalam pergaulan denag sesama
3) Memperoleh ketentraman hidup karena merasa cukup dan tidak selalu merasa kurang dengan rezeki yang diberikan Allah swt
4) Tiidak mudah terpengaruh oleh sikap hidup mewah yang cenderung pada kufur nikmat
5) Mendapat pahala dari Allah swt karena mampu menjauhi larangan-Nya
6) Selamat dari ancaman siksaan api neraka.





a. Standar Kompetensi : 6. Menerapkan Al-Qur’an surat-surat pendek pilihan tentang menimbun harta (serakah)
1) Kompetensi Dasar :
6.4 Memahami isi kandungan Q.S. Al-Humazah dan At-Takatsur
6.5 Memahami keterkaitan isi kandungan Q.S. Al-Humazah dan At-Takatsur tentang Sifat Cinta Dunia dan melupakan Kebahagian hakiki dalam fenomena kehidupan
6.6 Menerapkan kandungan Q.S. Al-Humazah dan At-Takatsur dalam fenomena kehidupan sehari-hari dan akibatnya
c. Penjelasan :
1. Hadis tentang Keseimbangan Hidup di Dunia dan Akhirat
a) Lafal hadis
١- ليس بخيركم من ترك دنياه لآخرته ولاأخرته لدنياه حتى يصيب منهما جميعا فان الدنيا بلاغ الى الأخرة ولا تكونوا كلا على الناس. (رواه ابن عساكر عن انس)
٢- المؤمن القوي خير وأحب الى الله من المؤمن الضعيف وفي كل خير . احرص على ما ينفعك واستعن بالله ولا تعجز. (رواه مسلم عن ابى هريرة)
٣- لأن يأخذ احدكم احبلا فيأخذ حزمة من حطب فيبيع فيكف الله به وجهه خير من أن يسأل الناس اعطي ام منع. (رواه البخارى عن الزبير بن العوام)
b) Terjemah hadis
Hadis pertama
Bukanlah orang yang baik diantara kamu orang yang meninggalkan kepentingan dunia untuk mengejar akhirat atau meninggalkan akhirat untuk mengejar dunia sehingga dapat memadukan keduanya. Sesungguhnya kehidupan dunia mengantarkan kamu menuju kehidupan akhirat. Janganlah kamu menjadi beban orang lain. (H.R. Ibnu ‘Asakir dari Anas dalam Kitab Tafsir al-kasysyaf Jilid 4 hal. 1670)
Hadis kedua
Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah dari pada mukmin yang lemah, sedangkan pada yang masing-masing ada kebaikannya. Bersemangatlah kamu untuk mencapai sesuatu yang bermanfaat bagimu. Mohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah kamu merasa tak berdaya.(H.R. Muslim dari Abu Hurairah No. 4816)
Hadis ketiga
Sungguh , jika salah seorang diantara kamu membawa seutas taliuntu mencari seikat kayu bakar, lalu kayu itu di jual sehingga Allah mencukupkan kebutuhan hidupnya dengan hasil jualannya, itu lebih baik daripada meminta-minta kepada orang lain, baik diberi maupun ditolak (tidak diberi). (H.R. al-Bukhari dari Zubair bin Awwam No. 2200)
c) Kandungan hadis
1) Pada hadis pertama ada beberapa pelajaran yang dapat kita ambil,antara lain sebagai berikut
a. Sebagian manusia ada yang mengutamakankehidupan akhirat dengan mengabaikan kehidupan dunia.
b. Di lain pihak ada orang yang mengutamakan kehidupan dunia dengan mengabaikan kehidupan akhirat.
c. Kehidupan didunia adlah sarana untuk mencapai kehidupan akhirat.
d. Dalam hidup didunia, kita dilarang menjadi orang yang membebani atau membertkan orang lain karena keadaan kita yang lemah.
e. Dengan menyeimbangkan kepentingan hidup didunia dan akhirat, Allah swt berjanji akan memberikan kesejahteraan hidup didunia dan kebahagiaann hidup di akhirat.
2) Pada hadis kedua antara lain sebagai berikut
a. Rasulullah saw memberi motivasi atau dorongan kepada kita agar berusaha menjadi mukmin yang kaut
b. Rasulallah saw menyatkan bahwa mukmin yang kuat lenih baik dan lebih dicintai Allah swt dari pada mukmin yang lemah
c. Setiap mukmin hendaknya memiliki semangat yang kuat dan selalu memohon pertolongan kepada Allah swt dalam mencapai suatu cita-cita
3) Pada hadis ketiga ada beberapa pelajran antara lain
a. Suka bekerja untuk memperoleh hasil guna mencukupi kebutuhan hidup diri dan keluargannya
b. Tidak merasa rendah diri dalam melakukan pekerjaan selama pekerjaan itu halal
c. Berusaha semampunya untuk mencukupi kebutuhan diri dan keluarganya
d. Meminta-minta kepada orang lain adalah perbuatan tercela sehingga harus dihindari
e. Mencari keejahteraan hidup didunia perlu dilakikan supaya tidak menjadi beban orang lain
f. Wajib bagi seorang muslim memiliki penghasilan untuk mencukupi kehidupannya
2. Menjelaskan Keterkaitan Kandungan Hadis dalam Perilaku Keseimbangan Hidup di Dunia dan Akhirat dalam Fenomena Kehidupan dan Akibatnya
a) Keterkaitan Kandungan Hadis
Hadis pertamamenyatakan bahwa meninggalkan (mengabaikan) dunia dan hanya mementingkan akhirat tidak benar. Sebaliknya mementingkan dunia saja dan mengabaikan akhirat pun tidak benar. Urusan keduniaan dan akhirat hendaknya sama-sama diperhatikan.
Hadis kedua merupakan suatu tuntunan bagi setiap mukmin yaituharus memiliki kekuatan dan semangat.
Hadis ketiga merupakan perintah bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan hidup.
Dari kandungan ketiga hadis tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa umat islam harus :
1) Berusaha menyeimbangkan antara urusan dunia dan akhirat
2) Berusah menjadi umat yang kuat dalam berbagai bidang
3) Memiliki semangat yang tinggi dalam meraih sesuatuyang bermanfaat bagi agama, diri sendiri, dan orang lain
4) Memiliki sikap ‘iffah,lebih suka bekerja keras untuk memperoleh hasil dari pada menggantungkan nasibnya kepada orang lain
b) Dampak positif
Dampak positif dari sifat menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan akhirat antara lain
1) Dapat memenuhi kebutuhan sendiri sesuai kemampuannya
2) Dapat mencapai kesejahteraan hidup di dunia, sebagai mana yang diingankan setiap orang
3) Memiliki pribadi yang mandiri
4) Memiliki pandangan hidup yang luas sesuai prinsip-prinsip islam
5) Dapat memperjuangkan islam dengan kekuatan yang dimiliki
6) Terhormat dalam pandangan pemeluk agama islam sehingga tidak menjadi cemoohan mereka



G. Penjelasan Materi Al-Qur’an Hadits Kelas IX
1. Semester I
a. Standar Kompetensi : 1. Membaca Al-Qur’an surat pendek pilihan
b. Kompetensi Dasar :
1.1 Menerapkan hukum mad silah dalam Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah
1.2 Menerapkan hukum mad lazim mukhoffaf kilmi, mutsaqqol kilmi, dan Farqi dalam Al-Qur’an
c. Penjelasan :
Pada kelas IX ini, siswa dikenalkan tentang hukum bacaan Mad. Di dalam al-Qur’an panjang dan pendeknya bacaan sangat besar pengaruhnya terhadap maksud bacaan tersebut. Oleh karena itu, dalam membaca Al-Qur’an, kita harus hati-hati agar tidak terjadi kesalahan. Dalam hal ini, maka kita perlu dengan yang namanya ilmu tajwid.
1. Mad Silah.
a) Pengertian
Mad Silah ( المد الصلة ) ialah apabila ada ha’ dhomir (kata ganti) seperti هُ, ﻪُ, ﻪِ jika diapit harokat.
b) Pembagian
Mad Silah dibagi menjadi dua, yaitu :
1) Mad Silah Qasirah (المد الصلة القاصرة)
Mad silah Qasiroh ialah apabila ada ha’ dhamir yang tidak didahului dengan huruf berharokat sukun dan tidak diikuti dengan huruf hamzah.
Contohnya :
  
2) Mad Silah Thawilah (المد الصلة الطويلة)
Mad Silah Thawilah ialah apabila ada ha’ dhamir yang diikuti dengan huruf hamzah. Cara membacanya dengan lima harakat atau dua setengah alif.
Contoh :
بِهِ أَزْوَاجًا
2. Mad lazim Mukhaffaf Kilmi dan Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi
a) Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi
Yaitu huruf mad yang diiringi huruf yang berharokat sukun dan tidak di-idgam-kan. Cara membacanya harus dibaca panjang enam harakat atau tiga alif. Di dalam al-Qur’an hanya ada dua, yaitu dalam surat Yunus ayat 51 dan 91, yakni :
            
       

b) Mad Lazim mutsaqqal Kilmi
Yaitu huruf mad yang diiringi huruf bertasydid dalam satu kata (kalimat) dan di-idgham-kan. Cara membacanya dengan memanjangkan suara huruf mad enam harakat atau tiga alif.
Contohnya :
          
                 
   • 

3. Mad Farqi
Farqi artinya pembeda. Maksudnya adalah untuk membedakan antara susunan kalimat Tanya dengan kalimat berita. Mad Farqi yaitu apabila ada hamzah istifham bertemu dengan hamzah ال, maka hamzah ال menjadi Mad.
Contohnya :
                •                        •                     • ••    •      

a. Standar Kompetensi : 2. Menerapkan Al-Qur’an surat-surat pendek pilihan tentang hukum fenomena alam
b. Kompetensi Dasar :
2.1 Memahami isi kandungan Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah tentang hukum fenomena alam
2.2 Memahami keterkaitan isi kandungan Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah tentang hukum fenomena alam dalam kehidupan
2.3 Menerapkan kandungan Al-Qari’ah, Al-Zalzalah dalam fenomena kehidupan sehari-hari dan akibatnya
c. Penjelasan :
1. Surat Al-Qari’ah
            ••         •          •               
1. hari kiamat,
2. Apakah hari kiamat itu?
3. tahukah kamu Apakah hari kiamat itu?
4. pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran,
5. dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan.
6. dan Adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya,
7. Maka Dia berada dalam kehidupan yang memuaskan.
8. dan Adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya,
9. Maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.
10. tahukah kamu Apakah neraka Hawiyah itu?
11. (yaitu) api yang sangat panas.


a) Penjelasan tentang Surat Al-Qari’ah :
Secara bahasa, lafadz  berarti bahaya yang besar, peristiwa besar yang mengguncangkan hari (Hari Kianat), hari hancurnya alam semesta.
Pada surat ini Allah menjelaskan betapa dahsyatnya peristiwa yang sedang terjadi pada hari kiamat dan belum pernah terjadi sebelumnya. Kedahsyatan peristiwa ini digambarkan dalam ayat bahwa manusia berhamburan seperti laron yang sedang berterbangan keluar dari dalam tanah. Gunung-gunung seperti bulu yang dihamburkan. Begitu mengerikannya peristiwa pada hari itu. Manusia tidak akan bisa berbuat apa-apa. Bahkan, gunung-gunung yang kokoh berdiri pun berhamburan lepas dari bumi bagaikan bulu-bulu yang diterpa angin.
Dalam surat al-Infitar ayat 1-4 juga menjelaskan tentang hari kiamat yaitu :
               
1. apabila langit terbelah,
2. dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan,
3. dan apabila lautan menjadikan meluap,
4. dan apabila kuburan-kuburan dibongkar,

Dalam surat At-Takwir ayat 1-3 juga menjelaskan hari kiamat yaitu :
           
1. apabila matahari digulung,
2. dan apabila bintang-bintang berjatuhan,
3. dan apabila gunung-gunung dihancurkan,

Kepastian terjadinya hari kiamat tidak ada yang mengetahui, kecuali Allah SWT. Kejadian hari kiamat tidak dapat disangka dan diduga oleh siapa pun, sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Waqi’ah ayat 1-2 sebagai berikut :
       
1. apabila terjadi hari kiamat,
2. tidak seorangpun dapat berdusta tentang kejadiannya.

Dalam ayat 6-7 surat Al-Qari’ah ini menjelaskan tentang keadaan orang yang memiliki timbangan amal kebaikan yang lebih banyak.
Dalam surat al-Insyiqaq ayat 7-9, Allah menjelaskan bahwa orang yang baik amalnya akan menerima buku catatan amalnya dengan tangan kanannya. Allah berfirman :
•               
7. Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya,
8. Maka Dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah,
9. dan Dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira.

Pada ayat 8-11 menjelaskan tentang keadaan orang yang memiliki timbangan amal kebaikan yang sedikit. Kejelekannyaa lebih banyak daripada kebaikannya.
Dalam surat al-Insyiqaq ayat 10-12, Allah menjelaskan bahwa orang yang lebih berat timbangan amal jeleknya akan menerima buku catatan amalnya dari sebelah belakang. Allah berfirman :
•            • 
10. Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang,
11. Maka Dia akan berteriak: "Celakalah aku".
12. dan Dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).

Dalam surat Yasin ayat 65, Allah menjelaskan bagaimana suasana ketikan hari penghitungan berlangsung. Allah berfirman :
           
65. pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.


2. Surat Al-Zalzalah.
                  •       ••                  
1. apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat),
3) dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,
4) dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (menjadi begini)?",
5) pada hari itu bumi menceritakan beritanya,
6) karena Sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya.
7) pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam Keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka[1596],
8) Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya.
9) dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula.

a. Standar Kompetensi : 3. Memahami Hadis tentang menjaga dan melestarikan lingkungan alam
b. Kompetensi Dasar :
3.1. Menulis Hadis tentang menjaga dan melestarikan lingkungan alam
3.2. Menerjemahkan makna Hadis tentang menjaga dan melestarikan lingkungan alam
3.3. Menghafal Hadis tentang menjaga dan melestarikan lingkungan alam
3.4. Menjelaskan keterkaitan isi kandungan Hadis dalam perilaku menjaga dan melestarikan lingkungan alam dalam fenomena kehidupan dan akibatnya
c. Penjelasan :
1. Hadits tentang menjaga dan melestarikan lingkungan alam

١ مَنْ اَحْيَى اَرْضًا مَيِّتَةً فَهِيَ لَهُ . رواه الترمذي عن جابر بن عبدالله
1. Barang siapa menghidupkan suatu bumi yang mati, maka bumi itu baginya (miliknya).
٢ مَنْ حَفَرَ بِئْرًا فَلَهُ اَرْبَعُوْنَ ذِرَاعًا عَطَنًا لِمَا شِيَتِهِ . رواه ابن ماجه عن عبد الله بن مغفل
2. Barang siapa menggali suatu sumur, maka ia (berhak) empat puluh hasta sebagai kandang ternaknya.
٣ نَهَى رَسُوْلُ الله j عَنْ اِخْصَاءِ الْخَيْلِ وَالْبَهَائِمِ . رواه احمد عن ابن عمر
3. Rasulullah SAW. melarang mengebiri kuda dan binatang-binatang.
٤ اَنَّ النَّبِيَّ j نَهَى صَيْرِ الرُّوْحِ وَعَنْ اِخْصَاءِ الْبَهَائِمِ نَهْيًا شَدِيْدًا . رواه البخاري
4. Sesungguhnya Nabi SAW. melarang (seseorang) mengurung setiap yang bernyawa dan mengebiri binatang-binatang dengan larangan yang keras.
2. Penjelasan :
Pada hadits pertama, ada dua kemungkinan yang dimaksud dengan bumi yang mati. Yaitu :
a) Bumi tersebut kering (tidak berair) sehingga tidak dapat tumbuh tanaman.
b) Bumi tersebut tidak terawat sehingga tidak memberi manfaat.
Pada hadits pertama ini, Nabi membuktikan bahwa betapa beliau sangat peduli terhadap lingkungan yang berupa tanah. Hadits ini dapat dipahami bahwa tanah yang dianugerahkan Allah seharusnya dijaga dan dileestarikan demi kelangsungan hidup manusia. Ada dua keuntungan yang dapat diperoleh dengan menghidupkan bumi, yaitu memperoleh hasil dari tanamannya dan dapat memperkecil terjadinya erosi sehingga bisa mencegah terjadinya banjir.
Pada hadits kedua, ada dua masalah pokok yang dibahas, yaitu :
a) Masalah sumur.
Air merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup. Allah swt menjadikan semua makhluk hidup dari bahan baku air, sebagaimana firman Allah dalam surat al-Anbiya’ ayat 30 :
    •          •      
30. dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman?
Demikian pentingnya air sehingga Rasulullah memberikan penghargaan kepada orang yang menggali sumur dengan tanah seluas empat puluh hasta.
b) Masalah kandang ternak.
Kita ketahui bahwa makanan yang kita konsumsi berasal dari dua sumber, yaitu nabati dan hewani. Rasulullah sangat peduli dalam hal ini. Ini dapat dibuktikan dengan dua hadits yang pertama dan kedua ini. Oleh karena itu, menjaga dan melestarikan lingkungan hidup pada hakikatnya juga menjaga dan melestarikan hidup manusia itu sendiri. Sebaliknya, sikap tidak peduli terhadap kelestarian lingkungan berarti juga tidak peduli terhadap kelangsungan hidup manusia itu sendiri. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Isra’ ayat 7 :
                   •     • 
7. jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, Maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.
Hadits ketiga menerangkan tentang larangan mengebiri binatang. Hal ini dilarang oleh Rasulullah dengan larangan yang sangat. Dampak pengebirian antara lain :
a) Memutus perkembangbiakan binatang
b) Menimbulkan kerugian yang lebih luas.
c) Merampas hak biologis yang di anugerahkan Allah swt.

2. Semester II
a. Standar Kompetensi : 4. Membaca Al-Qur’an surat pendek pilihan
b. Kompetensi Dasar :
4.1. Menerapkan hukum bacaan mad, lam dan ro’ dalam QS. Al-Ashr dan Al-‘Alaq
4.2. Menerapkan hukum bacaan mad lazim mukhoffaf harfi dan mutsaqqol harfi dalam Al-Qur’an
c. Penjelasan :
1. Mad lazim mukhaffaf Harfi
Yaitu apabila ada salah satu dari lima huruf yang dirumuskan dalam حَيٌّ طَهُرَ yang berada pada awal surat. Panjang bacaannya adalah satu alif atau dua harokat.
Contohnya :
  ,  
2. Mad Lazim Mutsaqqal Harfi
Yaitu apabila ada salah satu dari delapan huruf yang tergabung dalam rumus نَقَصَ عَسَلُكُمْ yang berada pada awal surat (fawatihus suwar). Panjang bacaannya adalah enam harakat atau tiga alif.
Contohnya :
   ,       ,   ,  



a. Standar Kompetensi : 5. Menerapkan Al-Qur’an surat-surat pendek pilihan tentang menghargai waktu dan menuntut ilmu
b. Kompetensi Dasar :
5.1. Memahami isi kandungan QS. Al-Ashr dan Al-‘Alaq tentang menghargai waktu dan menuntut ilmu
5.2. Memahami keterkaitan isi kandungan QS. Al-Ashr dan Al-‘Alaq tentang menghargai waktu dan menuntut ilmu dalam fenomena kehidupan
5.3. Menerapkan kandungan QS. Al-Ashr dan Al-‘Alaq tentang menghargai waktu dan menuntut ilmu dalam fenomena kehidupan sehari-hari
c. Penjelasan :
1. Surat Al-Asr tentang menghargai waktu.
    
  •              
1. demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
a. Penjelasan :
Pada surat al-‘Ashr ini Allah memberikan pelajaran bagi umat manusia tentang betapa pentingnya menghargai waktu. Waktu tidak akan bisa berhenti walaupun sedetik pun, apa lagi terulang kembali.
Pada ayat kedua dijelaskan bahwa kebanyakan manusia dalam keadaan merugi. Realitas kehidupan ini memang banyak manusia yang merugi dibandingkan orang yang beruntung. Kerugian tersebut ialah kesempatan hidup didunia tidak dipergunakan sebaik-baiknya sesuai dengan petunjuk agama. Mereka lebih senang menikmati dunia dengan keinginan hawa nafsunya ketimbang memperhatikan syari’atnya. Itulah orang-orang yang merugi di akhirat kelak.
Pada ayat ketiga menjelaskan bagaimana cara yang harus dilakukan agar tidak termasuk orang yang merugi. Ada tiga syarat yang harus dilakukan, yaitu :
a) Beriman dan beramal sholeh
b) Saling menasehati tentang kebenaran
c) Saling menasehati tentang kesabaran.
Sabar ada tiga yaitu Sabar dalam ketaatan, Sabar dalam musibah, Sabar dari maksiat.
2. Surat al-‘Alaq tentang menuntut Ilmu
                        
1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589],
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
a. Penjelasan :
Pada ayat pertama berisi tentang perintah secara tegas kepada Rasulullah saw. untuk membaca. Perintah yang dimaksud adalah kewajiban menuntut ilmu yang meliputi ilmu yang menyangkut ayat-ayat qauliyyah dan ayat-ayat kauniyyah.
Ayat qauniyyah adalah tanda kebesaran Allah swt yang berupa firman-Nya yaitu Al-Qur’an. Sedangkan ayat kauniyyah ialah tanda-tanda kebesaran Allah swt yang berupa keadaan alam semesta.
Dalil tentang kewajiban mempelajari ayat-ayat kauniyyah antara lain firman Allah dalam surat Adz-Dzariyah ayat 20-21 :
          
20. dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin.
21. dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka Apakah kamu tidak memperhatikan?

Pada ayat kedua, Allah swt menyatakan bahwa manusia diciptakan dari alaqah (segumpal darah). Dalam surat at-Tin ayat 4, Allah menegaskan bahwa manusia diciptakan sebagai sebaik-baik ciptaan yaitu :
      
4. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .
Allah memberikan petunjuk kepada manusia untuk mengenal dirinya dengan jelas, yaitu mengetahui asal kejadiannya. Allah berfirman dalam surat Al-Mu’minun ayat 12-14 :
             •                        
12. dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
13. kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
14. kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.
Dari ketiga ayat tersebut memberi motivasi kepada kita untuk mempelajari ilmu biologi. Lebih-lebih pada ilmu kedokteran.

a. Standar Kompetensi : 6. Memahami Hadis tentang menuntut ilmu dan menghargai waktu
b. Kompetensi Dasar :
6.1 Menulis Hadis tentang menuntut ilmu dan menghargai waktu
6.2 Menerjemahkan makna hadits tentang menuntut ilmu dan menghargai wktu
6.3 Menghafal Hadis tentang menuntut ilmu dan menghargai waktu
6.4 Menjelaskan keterkaitan isi kandungan Hadis dalam perilaku menuntut ilmu dan menghargai waktu dalam fenomena kehidupan dan akibatnya
c. Penjelasan :
1. Hadits tentang menuntut Ilmu.
عن أنس بن مالك قال : قال رسول الله j طلب العلم فريضةعلى كل مسلم وواضع العلم عند غير أهله كمقلد الخنازير الجوهر واللؤلؤ والذهب. (رواه ابن ماجه)
Dari Anas bin Malik, ia berkata, “Rasulullah saw. bersabda, ‘mencari ilmu itu wajib bagi setiap orang Islam. Memberikan ilmu kepada orang yang bukan ahlinya (tidak tepat), seperti orang yang mengalungi babi dengan permata, mutiara, atau emas’.” (H.R. Ibnu Majah No.220)
a) Penjelasan.
Hadits ini mengandung pengertian bahwa mencari ilmu wajib bagi setiap umat Islam. Tidak ada alasan untuk malas mencari ilmu. Banyak manfaat yang diperoleh orang yang menuntut ilmu antara lain :
1) memperoleh pahala seperti orang yang berjihat.
2) mempunyai keutamaan lebih baik dari pada shalat seratus rakaat.
3) akan dipermudah jalannya menuju surga dan dinaungi para malaikat.
4) menambah pengetahuan yang belum diketahui.
2. Hadits tentang menghargai waktu.
عن عبد الله بن عمر رضي الله عنهما قال اخذ رسول الله B بمنكبي فقال كن في الدنيا كأنك غريب او عابر سبيل وكان ابن عمر يقول اذا امسيت فلا تنتظر الصباح واذا اصبحت فلا تنتظر المساء وخذ من صحتك لمرضك ومن حياتك لموتك . (رواه البخارى)
Dari Abdullah bin Umar ra., ia berkata, “Rasulullah saw. memegang pundakku seraya bersabda, ‘Jadilah kamu di dunia ini seakan-akan kamu orang asing atau orang yang melewati suatu jalan’.” Ibnu Umar berkata, “Apabila kamu berada di sore hari, janganlah kamu menunggu (melakukan sesuatu) hingga pagi hari. Apabila kamu berada di pagi hari, janganlah kamu menunggu (melakukan sesuatu) hingga sore datang. gunakanlah waktu sehatmu untuk menghadapi sakitmu dan waktu hidupmu untuk menghadapi matimu.” (H.R. al-Bukhari No. 5937).
a) Penjelasan.
Hadits ini menjelaskan bahwa waktu di dunia ini hanya sebentar seperti orang yang singgah dalam suatu perjalanan. Kita harus pandai memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Jangan suka menunda-nunda pekerjaan.
3. Keterkaitan Hadits
a) Harus giat menuntut ilmu selama masih mempunyai kesempatan.
b) Harus mampu menghargai waktu dengan sebaik-baiknya dengan tidak bermalas-malasan dan menghabiskan waktu dengan perbuatan yang tidak bermanfaat.








BAB III
ANALISIS
A. Aspek Filosofis
Dari penjelasan Materi Al-Qur’an Hadits Madrasah Tsanawiyah di atas penulis mencoba menganalisa dari aspek filosofis adalah Manusia merupakan makhluk sosial yang pastinya membutuhkan orang lain. Bagi anak usia Tsanawiyah, materi ini adalah materi yang tepat untuk diberikan pada mereka. Kurikulum Al-Qur’an-Hadits MTs ini merupakan kelanjutan dan kesinambungan dengan kurikulum Al-Qur’an-Hadits pada jenjang MI dan MA, terutama pada penekanan kemampuan membaca Al-Qur’an-Hadits, pemahaman surat-surat pendek dan mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari.
B. Aspek Psikologis
Dilihat dari aspek psikologi, Penjelasan materi mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di atas adalah anak pada usia Tsanawiyah ini merupakan jenjang dimana seorang anak sedang menuju ke tahap remaja. Kecenderungan para remaja adalah tampil mempesona terutama ketika di lingkungan orang banyak. Dengan demikian cara berpakaian dan berhias harus diarahkan sesuai dengan cara berpakaian dan berhias sesuai dengan tuntutan agama Islam.
Sifat yang selalu ingin tahu akan menimbulkan anak mencoba hal-hal baru. Lingkungan sekolah dan masyarakat rawan terhadap perilaku menyimpang. Materi ini akan membuat anak tahu lebih banyak dari sisi keagamaan, tentang mana yang baik dan mana yang buruk sesuai dengan perintah Allah yang tertuang dalam Al-Qur’an dan perintah nabi Muhammad yang tertuang dalam Hadits nabi.
C. Aspek Sosiologis
Dari aspek sosiologi dalam penjelasan di atas dampak sosial yang ditimbulkan akan sangat baik ketika siswa memahami dan mau mengaplikasikan dalam kehidupan nyata. Karena hakikatnya materi Al-Qur’an-Hadits MTs erat kaitannya dengan hubungan manusia dengan manusia. Sebagai contoh, Memahami Al-Qur’an dan Al-Hadist sebagai pedoman hidup. Mencintai Al-Qur’an dan Al-Hadist, Menerapkan Al-Qur’an surat-surat pendek pilihan tentang Rububiyyah dan Uluhiyyah dalam kehidupan, Memahami Hadist tentang ciri iman dan ibadah yang diterima Allah dan sebagainya.
Berbaik sangka kepada orang lain akan membawa dampak yang kondusif terhadap terciptanya hubungan antar individu satu dengan individu yang lain.

D. Aspek Metodologi
Sebagai media refleksi umat islam, harus diakui bahwa dunia pendidikan islam masih diselimuti mendung dan aneka problematika yang belum terurai dari masa ke masa. Diantar problematika dan indicator stagnasi yang selama ini menghantui pendidikan islam adalah dalam hal penerapan metode dalam proses pembelajaran. Berbagai pendapat tentang stagnasi dan ketidakefektifan metode pembelajaran agama islam bermunculan. Diantara pendapat tersebut adalah Amin Abdullah, pakar keislaman, menyoroti kagiatan pendidikan agama yang selama ini berlangsung di sekolah. Ia mengatakan bahwa pendidikan agama kurang konsen terhadap persolan bagaimana mengubah pengetahuan agama yang kognitif menjadi makna dan nilai yang perlu diinternalisasikan dalam dir siswa lewat berbagai cara, media dan forum. Pembelajaran lebih menitikberatkan pada aspek korespondensi tekstual yang lebih menekankan hafalan teks keagamaan.
Penerapan metode yang tepat dan cepat sangat mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Sebaliknya, kesalahan dalam menerapkan metode akan berakibat fatal.
Penerapan metode pembelajaran akan selalu dipergunakan dalam setiap proses belajar mengajar selama dunia pendidikan berlangsung. Dalam dunia pendidikan, guru tidak bisa lepas dari yang namanya metode dalam mengajar. Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu cara yang digunakan seorang guru dalam melaksanakan tugas mengajar. Peranan metode dalam proses pembelajaran sangat penting dalam pencapaian tujuan pembelajaran.








BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian Telaah materi mata pelajaran Al-Qur’an Hadits Madrasah Tsanawiyah di atas dapat penulis simpulkan bahwa Materi Kelas VII meliputi memahami Al-Qur’an dan Al-Hadist sebagai pedoman hidup, Mencintai Al-Qur’an dan Al-Hadist, Menerapkan Al-Qur’an surat-surat pendek pilihan tentang Rububiyyah dan Uluhiyyah dalam kehidupan (QS. Al-Fatihah, An-Nas, Al-Falaq dan Al-Ikhlas), Memahami Hadist tentang ciri iman dan ibadah yang diterima Allah, Membaca surat pendek pilihan (Q.S. Al-Bayyinah dan Al-Kafirun), Menerapkan Al-Qur’an surat-surat pendek pilihan dalam kehidupan tentang toleransi (Q.S. Al-Bayyinah dan Al-Kafirun), Menerapkan Al-Qur’an surat pendek pilihan dalam kehidupan tentang problematika dakwah (QS. Al-Lahab dan An-Nashr),
Materi Kelas II meliputi membaca Al-Qur’an surat pendek pilihan (Q.S Al-Kautsar dan Al-Ma’un), Menerapkan Al-Qur’an surat-surat pendek pilihan dalam kehidupan sehari-hari tentang ketentuan rizki dari Allah (Q.S Al-Quraisy dan Al-Insyiroh), Menerapkan Al-Qur’an surat-surat pendek pilihan dalam kehidupan sehar-hari tentang kepedulian social (Q.S. Al-Kautsar dan Al-Ma’un), Memahami Hadis tentang tolong menolong dan mencintai anak yatim, Membaca Al-Qur’an surat pendek pilihan (Q.S Al-Humazah dan At-Takatsur), Menerapkan Al-Qur’an surat-surat pendek pilihan tentang menimbun harta (serakah). (Q.S Al-Humazah dan At-Takatsur), Memahami Hadis tentang keseimbangan hidup di dunia dan akherat.
Materi Kelas III meliputi membaca Al-Qur’an surat pendek pilihan (Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah), Menerapkan Al-Qur’an surat-surat pendek pilihan tentang hukum fenomena alam (Q.S. Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah), Memahami Hadis tentang menjaga dan melestarikan lingkungan alam, Membaca Al-Qur’an surat pendek pilihan (QS. Al-Ashr dan Al-‘Alaq), Menerapkan Al-Qur’an surat-surat pendek pilihan tentang menghargai waktu dan menuntut ilmu (QS. Al-Ashr dan Al-‘Alaq), Memahami Hadis tentang menuntut ilmu dan menghargai waktu.
Telaah yang dapat diambil dari penjelasan materi al-Qur’an Hadits Madrasah Tsanawiyah dari berbagai aspek analisis, diantaranya adalah dari aspek filosofis, psikologis, sosiologis dan metodologis dalam penyampaian materi pembelajaran yang telah dijelaskan di atas.


B. Saran dan Harapan
1. Sebagai calon seorang guru harus dapat memberikan suri tauladan kepada peserta didik kita kelak dengan bertumpu pada al-Qur’an dan Hadits.
2. Dalam mengajar seorang guru harus terampil dalam mengolah materi dan keadaan kelas, baik perencanaan, pelaksanaan maupun dalam evaluasi sehingga peserta didik mampu menerima dan memahami materi yang disampaikan seorang pendidik.
3. Hendaknya seorang pendidik harus mampu menguasai dan memahami materi yang akan disampaikan kepada peserta didik sehingga tidak ada kesulitan dan kebingungan yang didapat selama proses pembelajaran dan dapat mencapai tujuan pendidikan itu sendiri.
Dalam makalah ini tentunya banyak kesalahan dan kekurangan, baik dalam segi penulisan dan pemilihan kata-kata. Maka kami sebagai manusia biasa meminta kepada para pembaca agar tidak segan-segan memberikan saran dan kritik yang tentunya bisa menambah kemajuan kami dalam hal menuntut ilmu pengetahuan demi kemajuan bangsa dan Negara Indonesia. Semoga makalah ini menambah wawasan para pembaca dan juga bermanfaat bagi kita semua.













DAFTAR PUSTAKA
1. Darodji, Ahmad, DKK., Pengantar Ilmu Hadits, Semarang, Duta Grafika offset, 1986, Cet.1
2. Ismail SM, M.Ag, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Semarang : RaSAIL Media Group, 2009), Cet. 4
3. Khoiri,Nur, Metodologi Pembelajaran PAI, 2011
4. Marzuki, Kamaluddin, Ulum al-Qur’an, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 1992, cet.1
5. Saleh Abdullah, Abdurrahman, Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur’an, Jakarta:PT. RINEKA CIPTA,2005,Cet. 3
6. T. Ibrahim dan H. Darsono, Pemahaman Al-Qur’an dan Hadits kelas IX MTs, PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri,2008.
7. T. Ibrahim dan H. Darsono, Pemahaman Al-Qur’an dan Hadits kelas VII MTs, PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri,2008.
8. T. Ibrahim dan H. Darsono, Pemahaman Al-Qur’an dan Hadits kelas VIII MTs, PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri,2008.

2 comments:

  1. terimakasih atas tulisannya semoga Allah membalas Ilmu yang bermanfaat ini

    ReplyDelete
  2. https://makalahhaditsuntuksmpdanmts.blogspot.com/2019/12/a.html

    see this for more

    ReplyDelete