Thursday 9 June 2011

metodologi pembelajaran PAI

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Terjadinya akselerasi perubahan pada era globalisasi ini, setidaknya mampu membuka mata untuk melihat fenomena stagnasi dunia pendidikan secara umum dan pendidikan islam pada khususnya dalam kerangka mengantarkan dan membentuk manusia seutuhnya yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.
Sebagai media refleksi umat islam, harus diakui bahwa dunia pendidikan islam masih diselimuti mendung dan aneka problematika yang belum terurai dari masa ke masa. Diantar problematika dan indicator stagnasi yang selama ini menghantui pendidikan islam adalah dalam hal penerapan metode dalam proses pembelajaran. Berbagai pendapat tentang stagnasi dan ketidakefektifan metode pembelajaran agama islam bermunculan. Diantara pendapat tersebut adalah Amin Abdullah, pakar keislaman, menyoroti kagiatan pendidikan agama yang selama ini berlangsung di sekolah. Ia mengatakan bahwa pendidikan agama kurang konsen terhadap persolan bagaimana mengubah pengetahuan agama yang kognitif menjadi makna dan nilai yang perlu diinternalisasikan dalam dir siswa lewat berbagai cara, media dan forum. Pembelajaran lebih menitikberatkan pada aspek korespondensi tekstual yang lebih menekankan hafalan teks keagamaan.
Penerapan metode yang tepat dan cepat sangat mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Sebaliknya, kesalahan dalam menerapkan metode akan berakibat fatal.
Penerapan metode pembelajaran akan selalu dipergunakan dalam setiap proses belajar mengajar selama dunia pendidikan berlangsung. Dalam dunia pendidikan, guru tidak bisa lepas dari yang namanya metode dalam mengajar. Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu cara yang digunakan seorang guru dalam melaksanakan tugas mengajar. Peranan metode dalam proses pembelajaran sangat penting dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
B. RUANG LINGKUP MAKALAH
Dalam makalah ini membahas tentang pengaplikasian metode pembelajaran yang diterapkan pada materi PAI kelas empat di Sekolah Dasar (SD). Makalah ini akan menguraikan beberapa pengertian metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, diataranya adalah metode system regu (Team teaching methode), metode karya wisata (feeld trib methode), metode pemberian motivasi (present motivations methode), metode kooperatif (cooperative methode), metode kontekstual (contectual methode), metode pembelajaran langsung (direct learning methode), metode problem terbuka (open ended methode).
C. TUJUAN MAKALAH
Adapun tujuan penulisan makalah ini antara lain :
1. Menjelaskan devinisi berbagai macam metode pembelajaran (7 metode pembelajara), yaitu : metode system regu (Team teaching methode), metode karya wisata (feeld trib methode), metode pemberian motivasi (present motivations methode), metode kooperatif (cooperative methode), metode kontekstual (contectual methode), metode pembelajaran langsung (direct learning methode), metode problem terbuka (open ended methode).
2. Menjelaskan penerapan 7 metode pembelajaran tersebut di dalam kegiatan belajar mengajar PAI kelas empat Sekolah Dasar.
3. Menguraikan kendala-kendala 7 metode pembelajaran tersebut di dalam mengaplikasikannya terhadap kegiatan belajar PAI kelas empat Sekolah Dasar.
D. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari metode pembelajaran, metode system regu (Team teaching methode), metode karya wisata (feeld trib methode), metode pemberian motivasi (present motivations methode), metode kooperatif (cooperative methode), metode kontekstual (contectual methode), metode pembelajaran langsung (direct learning methode), metode problem terbuka (open ended methode)?
2. Bagaimana penerapan metode-metode tersebut dalam kegiatan belajar mengajar materi PAI kelas empat di Sekolah Dasar (SD)?
3. Apa saja kendala yang dihadapi metode tersebut ketika diaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar materi PAI kelas empat di Sekolah Dasar (SD)?















BAB II
KAJIAN TEORI
A. Definisi Metode Pembelajaran
Peranan metode pendidikan berasal dari kenyataan yang menunjukkan bahwa materi kurikulum pendidikan Islam tidak mungkin akan tepat diajarkan, melainkan diberikan dengan cara yang khusus.
Ditinjau dari segi etimologis (bahasa), metode berasal dari bahasa yunani, yaitu “methodos” yang mempunyai arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan guna mencapai apa yang telah ditentukan. Dengan kata lain metode adalah suatu cara yang sistematis untuk mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan bila ditinjau dari segi terminologis (istilah), Metode dapat diartikan sebagai jalan yang ditempuh oleh seseorang supaya sampai dalam tujuan tertentu, baik dalam lingkungan maupun dalam kaitan ilmu pengetahuan dan lainnya.
Metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh yang sesuai dan serasi untuk menyajikan suatu hal sehingga akan tercapai suatu tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai dengan yang diharapkan.
B. Landasan Metode Pembelajaran
Pembelajaran sebagai usaha sadar yang sistematik selalu bertolak dari landasan dan mengindahkan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan asas tersebut sangat penting karena pembelajaran merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat.
Beberapa landasan pembelajaran antara lain :
1. Landasan religious berdasarkan al-Qur’an dan Hadits.
AL-Qur’an adalah kalam Allah yang menjadi sumber segala hokum dan menjadi pedoman pokok dalam kehidupan, termasuk juga membahas tentang masalah pembelajaran atau pendidikan. Dalam al-Qur’an banyak sekali ayat yang berhubungan dengan pembelajaran dan metode pembelajaran. Diantaranya adalah pada surat al-Alaq ayat 1-5 :
                        
1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589],
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Lima ayat tersebut adalah merupakan ayat yang pertama kali diterima oleh Nabi Muhammad SAW. yang diantara isinya berbicara tentang perintah kepada manusia untuk selalu menelaah, membaca, belajar dan berobservasi ilmiah tentang penciptaan manusia sendiri.
Dalam hadits nabi bersabda :
[ 68 ] حدثنا محمد بن يوسف قال أخبرنا سفيان عن الأعمش عن أبي وائل عن بن مسعود قال كان النبي صلى الله عليه وسلم يَتَخَوَّلنَا بِالْمَوْعِظَةِ فِي اْلأَيَّامِ كَرَاهَة السَّآمَةِ عَلَيْنَا. (رواه البخارى)
Artinya :
Dari Muhammad bin Yusuf, dari Sufyan dari Abi Wa’il, dari Ibn Mas’ud yang mengatakan : “Bahwa Nabi SAW. selalu mengatur waktu ketika memberi nasihat-nasihat kepada kita dalam beberapa hari karena kuatir kita menjadi bosan”. (HR. Bukhori).
Hadits ini berbicara tentang metode pembelajaran, yaitu bahwa pembelajaran itu harus menggunakan metode yang tepat disesuaikan dengan situasi dan kondisi, terutama dengan mempertimbangkan keadaan orang yang akan belajar.
Selain itu, proses pembelajaran harus dibuat dengan mudah dan sekaligus menyenangkan agar siswa tidak merasa tertekan secara psikologis dan merasa bosan terhadap suasana di kelas serta apa yang diajarkan oleh gurunya.
2. Landasan filosofis
Filsafat dalam pembelajaran berupaya menjawab secara kritis dan mendasar berbagai pertanyaan pokok sekitar pembelajaran, seperti apa, mengapa, kemana, bagaimana, dan sebagainya dari pembelajaran itu. Kejelasan berbagai hal tersebut sangat perlu untuk menjadi landasan berbagai keputusan dan tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran. Setiap keputusan dan tindakan itu harus diyakinikan kebenaran dan ketepatannya meskipun hasilnya belum dapat dipastikan. Ketepatan setiap keputusan dan tindakan, serta diikuti dengan upaya pemantauan dan penyesuaian yang menerus, sangat penting karena koreksi setelah diperoleh hasil akan sangat sulit dan sudah terlambat.
3. Landasan sosiologis
Kegiatan pendidikan atau pembelajaran merupaka proses interaksi antara dua individu, bahkan dua generasi yang memungkinkan generasi muda mengembangkan diri. Kegiatan pendidikan yang sistematis terjadi di lembaga sekolah yang dengan sengaja dibentuk oleh masyarakat.
4. Landasan psikologis
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas hasil pembelajaran siswa. Diantara factor yang esensial diantaranya adalah
a. Tingkat kecerdasan / intelegensi siswa
b. Sikap siswa
c. Bakat siswa
d. Minat siswa
e. Motivasi siswa.
C. Tujuan Metode Pembelajaran
Tujuan pokok pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan anak secara individu agar bisa menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapinya.
D. Macam-Macam Metode Pembelajaran
a. Metode System Regu (Team teaching methode)
Metode system regu (team teaching) ialah dua orang guru atau lebih bekerja sama mengajar sebuah kelompok siswa. System regu banyak macamnya, sebab untuk satu regu tidak senantiasa berisi guru formal saja, tetapi dapat melibatkan orang-orang luar yang dianggap perlu sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan metode ini antara lain :
1. Harus ada program pelajaran yang disusun bersama oleh team tersebut. Sehingga terarah sesuai dengan tugas masing-masing guru.
2. Membagi tugas tiap topic kepada guru tersebut sehingga masalh bimbingan pada siswa dapat terarah dengan baik.
3. Setiap anggota dalam satu regu harus memiliki pandangan / pengertian yang sama.
4. Harus dicegah jangan sampai terjadi jam bebas akibat ketidakhadiran seorang guru anggota team.
b. Metode karyawisata (feeld trib methode)
Metode karyawisata ialah cara mengajar yang dilaksanakan dengan jalan mengajak para murid keluar kelas mengunjungi suatu tempat untuk menyelidiki atau mempelajari hal tertentu, dibawah bimbingan guru.
Metode Karyawisata merupakan perjalanan atau pesiar yang dilakukan oleh peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar, terutama pengalaman secara langsung dan merupakan bagian integral dari kurikulum.
Karyawisata disini berarti kunjungan diluar kelas dalam rangka belajar. Karyawisata tidak mengambil tempat yang jauh dan tidak memerlukan waktu lama.
c. Metode pemberian motivasi (present motivations methode)
Pemberian motivasi dalam pembelajaran dapat berupa pemberian penghargaan, yang dapat menumbuhkan inisiatif, kemampuan yang kreatif, dan semangat berkompetisi yang sehat. Guru harus selalu mengajak dan mengulurkan tangannya bagi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran guan lebih bergairah dalam belajar dan memperkaya proses interaksi antar potensi siswa dalam proses pembelajaran.
d. Metode kooperatif (cooperative methode)
Menurut Slavin, pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan kelompok -kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru. Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan setting kelompok-kelompok kecil dengan memperhatikan keberagaman anggota kelompok sebagai wadah siswa bekerjasama dan memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial dengan teman sebayanya, memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang bersamaan dan ia menjadi narasumber bagi teman yang lain. Jadi Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Model pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri:
a. Untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif,
b. Kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah,
c. Jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku, budaya jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar dalam tiap kelompok terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda pula,
d. Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok dari pada perorangan.
Dalam pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling tergantung satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan bersama. Menurut Ibrahim dkk. siswa yakin bahwa tujuan mereka akan tercapai jika dan hanya jika siswa lainnya juga mencapai tujuan tersebut. Untuk itu setiap anggota berkelompok bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya. Siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran kooperatif didorong untuk bekerjasama pada suatu tugas bersama dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugasnya.
Menurut Depdiknas, Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, Yaitu :
1. Meningkatkan hasil akademik, dengan meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademiknya. Siswa yang lebih mampu akan menjadi nara sumber bagi siswa yang kurang mampu, yang memiliki orientasi dan bahasa yang sama.
2. Memberi peluang agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai perbedaan latar belajar. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku, agama, kemampuan akademik, dan tingkat sosial.
3. Untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan sosial yang dimaksud antara lain, berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.
Menurut Ibrahim, dkk. pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang positif untuk siswa yang hasil belajarnya rendah sehingga mampu memberikan peningkatan hasil belajar yang signifikan. Cooper mengungkapkan keuntungan dari metode pembelajaran kooperatif, antara lain:
1) Siswa mempunyai tanggung jawab dan terlibat secara aktif dalam pembelajaran,
2) Siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi,
3) Meningkatkan ingatan siswa
4) Meningkatkan kepuasan siswa terhadap materi pembelajaran.
Menurut Ibrahim, unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
1) Siswa dalam kelompok haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup sepenanggungan bersama,
2) Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu didalam kelompoknya,
3) Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota didalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama,
4) Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya,
5) Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok,
6) Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya, dan
7) Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
e. Metode kontekstual (contectual methode)
Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian Tanya jawab yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa, sehingga materi yang akan disajikan akan terasa bermanfaat, muncul motivasi belajar, pikiran siswa menjadi konkrit, dan suasana menjadi kondusif, nyaman dan menyenagkan. Prinsip pembelajaran kontekstual adalah aktivitas siswa melakukan dan mengalami, bukan hanya menonton dan mencatat, dan juga pengembangan kemampuan sosialisasi.
Ada tujuh indicator dalam pembelajaran kontekstual, yaitu :
1. Modeling yaitu pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kompetensi dan tujuan, pengarahan dan petunjuk, rambu-rambu, contoh.
2. Questioning yaitu eksplorasi, membimbing, menuntun, mengarahkan, mengembangkan, evaluasi, inkuiri, generalisasi.
3. Learning community yaitu seluruh siswa berpartisipasi dalam belajar kelompok ataupun individu, mind-on, hand-on, mencoba, mengerjakan.
4. Inquiry yaitu identitas, investigasi, hipotesis, konjektur, generalisasi, menemukan.
5. Construktivisme yaitu membangun pemahaman sendiri, mengkonstruksi konsep aturan, analisis sintesis.
6. Reflection yaitu reviu, rangkuman, tindak lanjut.
7. Authentic assessment yaitu penilaiaan selama proses dan sesudah pembelajaran, penilaian terhadap setiap aktivitas usaha siswa, penilaian portofolio, penilaian secara objektif dari berbagai aspek dengan berbagai cara.
Langkah-langkah penerapan metode kontekstual dalam kelas sebagai berikut :
1. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajaar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topic.
3. Kembangkan sifat ingin tau siswa dengan bertanya.
4. Ciptakan masyarakat belajar (belajar kelompok)
5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran
6. Lakukan refleksi diakhir pertemuan.
7. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
f. Metode pembelajaran langsung (direct learning methode)
Metode pembelajaran langsung yaitu pembelajaran yang bersifat informasi dan prosedural yang menjurus pada keterampilan dasar. Cara ini sering disebut dengan metode ceramah atau ekspositori tetapi disertai dengan latihan terbimbing, refleksi, latihan mandiri dan evaluasi.
g. Metode problem terbuka (open ended methode)
Pembelajaran dengan problem (masalah) terbuka artinya pembelajaran yang menyajikan permasalahan dengan pemecahan berbagai cara dan solusinya juga bisa beragam. Pembelajaran ini melatih dan menumbuhkan orisinilitas ide, kreativitas, kognitif tinggi, kritis, komunikasi interaktif, sharing, keterbukaan, dan sosialisasi. Siswa dituntut untuk berimprovisasi mengembangkan metode, cara, atau pendekatan yang berfariasi dalam memperoleh jawaban yang beragam.











BAB III
PEMBAHASAN
STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR MATERI PAI UNTUK SEKOLAH DASAR (SD)
A. Latar Belakang
Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
Pendidikan Agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan Agama. Peningkatan potensi spritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.
Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial. Tuntutan visi ini mendorong dikembangkannya standar kompetesi sesuai dengan jenjang persekolahan yang secara nasional ditandai dengan ciri-ciri:
1. Lebih menitik beratkan pencapaian kompetensi secata utuh selain penguasaaan materi;
2. Mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang tersedia;
3. Memberiklan kebebasan yang lebih luas kepada pendidik di lapangan untuk mengembangkan strategi dan program pembelajaran seauai dengan kebutuhan dan ketersedian sumber daya pendidikan.
Pendidikan Agama Islam diharapkan menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan akhlak, serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam memajukan peradaban bangsa yang bermartabat. Manusia seperti itu diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun global.
Pendidik diharapkan dapat mengembangkan metode pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pencapaian seluruh kompetensi dasar perilaku terpuji dapat dilakukan tidak beraturan. Peran semua unsur sekolah, orang tua siswa dan masyarakat sangat penting dalam mendukung keberhasilan pencapaian tujuan Pendidikan Agama Islam.
B. Tujuan
Pendidikan Agama Islam di SD/MI bertujuan untuk:
1. Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT;
2. Mewujudkan manuasia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
1. Al-Qur’an dan Hadits
2. Aqidah
3. Akhlak
4. Fiqih
5. Tarikh dan Kebudayaan Islam
Pendidikan Agama Islam menekankan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan diri sendiri, dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.
D. Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar
A. KELAS IV Semester I
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Metode
Al Qur’an
1. Membaca surat-surat Al Qur’an 1.1 Membaca QS Al-Fatihah dengan lancar
1.1 Membaca QS Al-Ikhlas dengan lancar a. ceramah
b. Tanya jawab
c. demonstrasi
d. praktik
Aqidah
2. Mengenal sifat jaiz Allah SWT 2.1 Menyebutkan sifat jaiz Allah SWT
2.2 Mengartikan sifat jaiz Allah SWT a. ceramah
b. pembelajaran langsung
c. Tanya jawab
Tarikh
3. Menceritakan kisah Nabi 3.1 Menceritakan kisah Nabi Adam AS
3.2 Menceritakan kisah kelahiran Nabi Muhammad SAW
3.3 Menceritakan perilaku masa kanak-kanak Nabi Muhammad SAW a. ceramah
b. cerita
c. suri tauladan
d. motivasi
e. Tanya jawab
f. sosio drama
Akhlak
4. Membiasakan perilaku terpuji 4.1 Meneladani perilaku taubatnya Nabi Adam AS
4.2 Meneladani perilaku masa kanak-kanak Nabi Muhammad SAW a. ceramah
b. motivasi
c. suri tauladan
d. Tanya jawab
e. diskusi
f. cerita
Fiqih
5. Mengenal ketentuan-ketentuan shalat 5.1. Menyebutkan rukun shalat
5.2. Menyebutkan sunnat shalat
5.3. Menyebutkan syarat sah dan syarat wajib shalat
5.4. Menyebutkan hal-hal yang membatalkan shalat
a. ceramah
b. demonstrasi
c. karya wisata
d. praktik
e. Tanya jawab
f. suri tauladan

B. KELAS IV Semester II
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Metode
Al Qur’an
6. Membaca surat-surat Al Qur’an 6.1 Membaca QS Al-Kautsar dengan lancar
6.2 Membaca QS An-Nashr dengan lancar
6.3 Membaca QS Al-‘Ashr dengan lancar
a. ceramah
b. Tanya jawab
c. demonstrasi
d. praktik
Aqidah
7. Mengenal Malaikat dan tugasnya 7.1 Menjelaskan pengertian Malaikat
7.2 Menyebutkan nama-nama Malaikat
7.3 Menyebutkan tugas-tugas Malaikat a. ceramah
b. pembelajaran langsung
c. Tanya jawab
d. pemberian tugas
Tarikh
8. Menceritakan kisah Nabi 8.1 Menceritakan kisah Nabi Ibrahim AS
8.2 Menceritakan kisah Nabi Ismail AS a. ceramah
b. cerita
c. suri tauladan
d. motivasi
e. Tanya jawab
Akhlak
9. Membiasakan perilaku terpuji 9.1 Meneladani perilaku Nabi Ibrahim AS
9.2 Meneladani Nabi Ismail AS a. ceramah
b. cerita
c. suri tauladan
d. motivasi
e. kooperatif
f. Tanya jawab
Fiqih
10. Melaksanakan dzikir dan do’a 10.1 Melakukan dzikir setelah shalat
10.2 Membaca do’a setelah shalat a. ceramah
b. demonstrasi
c. karya wisata
d. praktik
e. Tanya jawab
f. suri tauladan

E. ANALISA APLIKASI METODE TERHADAP MATERI PAI KELAS IV SEKOLAH DASAR (SD)
I. Strategi dan teknik penggunaan metode pembelajaran
Sebagai seorang pendidik, guru dituntut untuk mampu menciptakan iklim belajar yang kondusif serta dapat memotifasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar yang akan berdampak positif dalam pencapaian prestasi hasil belajar secara optimal. Guru harus dapat menggunakan strategi tertentu dalam pemakaian metodenya sehingga dia dapat mengajar dengan tepat, efektif dan efisien untuk membantu meningkatkan kegiatan belajar serta memotivasi siswa untuk belajar dengan baik.
Agar metode-metode tersebut bisa lebih akurat, maka harus memperhatikan beberapa prinsip. Diantaranya adalah :
1. Individualitas
Setiap manusia memiliki jiwa tersendir. Sejak lahir ke dunia, anak sudah memiliki kesanggupan berpikir (cipta), kemauan (karsa), perasaan (rasa) dan kesanggupan luhur yang dapat menghubungkan manusia dengan Tuhannya. Kesanggupan itu tidak sama bgi setiap anak. Perbedaar itu dapat dilihat pada :
a. Perbedaan umur (usia)
b. Perbedaan Intelegensi
c. Perbedaan kesanggupan dan kecepatan
2. Kebebasan
Setiap anak harus dapat mengembangkan diri dengan bebas. Untuk itu, anak harus dibimbing sedemikian rupa sehingga dengan membimbing keaktifan mereka dengan baik, mereka akan sanggup berdiri sendiri.
3. Lingkungan
Manusia lahir ke dunia dalam suatu lingkungan dengan pembawaan tertentu. Pembawaan tersebut bersifat umum dan dapat berkembang menjadi bermacam-mcam kenyataan akibat interaksi dengan lingkungannya. Factor pembawaan lebih menentukan dalam hal intelegensi, fisik, reaksi penginderaan, sedangkan factor lingkungan lebih berpengaruh dalam hal pembentukan kebiasaan, kepribadian, dan nilai-nilai. Kejujuran, gembira, murung dan ketergantungan kepada orang lain sangat dipengaruhi proses belajar.
4. Globalitas
Psikologi Totalitas mengemukakan tentang pengamatan anak sebagai berikut :
Pada waktu anak mengamati sesuatu untuk pertama kalinya, terbentuklah suatu gambaran yang menyeluruh (global) tetapi masih kabur (bagian-bagiannya tidak jelas). Sesudah pengamatan itu diulang, gambaran yang kabur tadi menjadi lebih terang, bagian-bagiannya semakin menjadi jelas.
5. Pusat-pusat minat
Minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap kearah sesuatu yang sangat berharga bagi seseorang. Semua yang berharga bagi seseorang adalah yang sesuai denga kebutuhannya. Perhatian merupaka peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran.


6. Aktivitas
Mengajar adalah proses membimbing pengalaman belajar. Pengalaman itu sendiri hanya mungkin diperoleh bila murid itu dengan keaktifan sendiri bereaksi dengan lingkungannya.
7. Motivasi
Masalah-masalah yang dihadapi seorang guru adalah mempelajari bagaimana melaksanakan motivasi secara efektif. Motivasi sebagai suatu proses, mengantarkan murid kepada pengalaman-pengalaman yang memungkinkan mereka dapat belajar.
8. Pengajaran modeling
Dalam pelajaran modeling ini diusahakan agar murid mengamati sesuatu dengan teliti dan penuh perhatian. Perangsang-perangsang dari luar termasuk bahan-bahan pengajaran meninggalkan bekas atau tanggapan yang terang, tahan lama dalam ingatan dan mudah direproduksikan bila masuk ke dalam jiwa melalui alat indra.
9. Korelasi dan konsentrasi
Pengetahuan-pengetahuan tentang dunia luar yang tersimpan di dalam jiwa seseorang berhubungan antara satu dengan yang lainnya, bahkan luluh menjadi satu.
II. Efektifitas penggunaan metode pembelajaran
Seorang guru dituntut untuk dapat mengembangkan program pembelajaran yang optimal, sehingga terwujud proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Belajar merupakan proses yang sangat penting dilakukan oleh siswa, karena tanpa adanya hasil belajar yang memadai mereka akan kesulitan dalam menghadapi berbagai rintangan dalam masyarakat.
Suatu metode dikatakan efektif jika prestasi belajar yang diinginkan dapat tercapai dengan penggunaan metode yang tepat guna, dan harus melihat situasi dan kondisi siswa, termasuk perangkat pembelajaran.
Seorang guru sebelum memutuskan untuk memilih suatu metode agar lebih efektif, maka ia harus juga memperhatikan dan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1. Tujuan
2. Karakteristik siswa
3. Kemampuan guru
4. Sifat bahan pelajaran
5. Situasi kelas
6. Kelengkapan fasilitas
7. Kelebihan dan kelemahan metode
III. Analisa aplikasi metode terhadap materi PAI kelas IV SD
Metode pembelajaran yang digunakan pada kelas IV SD ini menurut kami adalah metode fariatif yaitu seorang guru harus mampu menguasai beberapa metode yang bisa dipergunakan dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada anak atau peserta didik, karena pada usia kelas IV SD ini masa dimana seorang anak baru pada masa transisi dari masa anak-anak menuju pada masa remaja dimana rasa ingin tahunya pasti bertambah. Untuk mengatasi hal tersebut maka seorang guru harus mampu memberikan pengertian dan pengetahuan terhadap keingintahuannya itu dengan porsi yang pas untuk masanya. Jadi seorang pendidik harus peka terhadap keadaan psikologi anak, baik dari sisi sosialnya, keluarganya, maupun dari segi individunya. dalaam pemakaian metode ini tergantung pada situasi dan kondisi kelas pada saat kita mengajar. Bisa saja ketika kita menggunakan lebih dari satu metode untuk memberikan pembelajaran materi kepada anak/peserta didik. semua itu tergantung pada situasi dan kondisi kelas itu sendiri yakni peserta didiknya.



BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh yang sesuai dan serasi untuk menyajikan suatu hal sehingga akan tercapai suatu tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai dengan yang diharapkan.
Beberapa landasan pembelajaran antara lain :
1. Landasan religious berdasarkan al-Qur’an dan Hadits.
2. Landasan filosofis
3. Landasan sosiologis
4. Landasan psikologis
Tujuan pokok pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan anak secara individu agar bisa menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapinya.
Pendidikan Agama Islam di SD/MI bertujuan untuk:
1. Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT;
2. Mewujudkan manuasia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1. Al-Qur’an dan Hadits
2. Aqidah
3. Akhlak
4. Fiqih
5. Tarikh dan Kebudayaan Islam
Pendidikan Agama Islam menekankan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan diri sendiri, dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.
Macam-macam metode pembelajaran diantaranya adalah :
1. Metode system regu (Team teaching methode),
2. Metode karya wisata (feeld trib methode),
3. Metode pemberian motivasi (present motivations methode),
4. Metode kooperatif (cooperative methode),
5. Metode kontekstual (contectual methode),
6. Metode pembelajaran langsung (direct learning methode),
7. Metode problem terbuka (open ended methode).
Seorang guru sebelum memutuskan untuk memilih suatu metode agar lebih efektif, maka ia harus juga memperhatikan dan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

1. Tujuan
2. Karakteristik siswa
3. Kemampuan guru
4. Sifat bahan pelajaran
5. Situasi kelas
6. Kelengkapan fasilitas
7. Kelebihan dan kelemahan metode
B. Saran dan kritik
Dalam makalah ini tentunya banyak kesalahan dan kekurangan, baik dalam segi penulisan dan pemilihan kata-kata. Maka kami sebagai manusia biasa meminta kepada para pembaca agar tidak segan-segan memberikan saran dan kritik yang tentunya bisa menambah kemajuan kami dalam hal menuntut ilmu pengetahuan demi kemajuan bangsa dan Negara Indonesia. Semoga makalah ini menambah wawasan para pembaca dan juga bermanfaat bagi kita semua.

Daftar Pustaka

1. Khoiri, Nur, Metodologi Pembelajaran PAI, Jepara : INISNU, 2011
2. Ismail SM., Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Semarang : RaSAIL Media Group, 2009, cet.4
3. Abdullah, Abdurrahman Saleh, Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qurán, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005, cet. 3
4. Sagala, Syaiful, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung, CV. Alfabeta, 2008, cet.4
5. Arifin,M., Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1996
6. Al-Bukhari, Muhammad Ibn Ismail, Shahih al-Bukhari, Indonesia, Maktabah dahlan,tt, Juz 1.
7. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2007,cet.4
8. Alipandie, Imansjah, Didaktik Metodik Pendidikan Umum, Surabaya: Usaha Nasional,1984,cet.1
9. http// Metode Pembelajaran Kooperatif « Ipotes.html

No comments:

Post a Comment