Friday 2 December 2011

inovasi pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH
Tidak bisa diragukan lagi bahwasanya manusia tak akan lepas dengan mengekspolari segala sumber daya yang dimilikinya. Dengan cara mencurahkan segala daya dan kemampuannya untuk selalu berinovasi menemukan sesuatu yang baru yang dapat membantu hidupnya menjadi lebih baik. Jika manusia tidak menggali segala kemampuannya maka ia akan tertinggal bahkan tergerus oleh zaman yang selalu berkembang.
Dalam dunia pendidikan inovasi adalah hal yang mutlak dilakukan karena tanpa inovasi akan terjadi kemandekan pada dunia pendidikan yang kemudian berimbas pada elemen-elemen kehidupan yang lain seperti politik, ekonomi, social, dan lain-lain.

B. PERMASALAHAN
Adapun yang menjadi permasalahan dalam makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan Inovasi Pendidikan?
2. Apa yang menjadi faktor didalam Inovasi Pendidikan?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Inovasi Pendidikan
Berbicara mengenai Inovasi (pembaharuan) mengingatkan kita pada istilah invention dan discovery. Invention adalah penemuan suatu yang benar-benar baru artinya hasil karya manusia. Discovery adalah penemuan sesuatu (benda yang sebenarnya telah ada sebelumnya). Dengan demikian, Inovasi dapat diartikan usaha menemukan benda yang baru dengan jalan melakukan kegiatan(usaha) invention dan discovery. Dalam kaitan ini Ibrahim (1989) mengatakan bahwa inovasi adalah penemuan yang dapat berupa sesuatu ide, barang, kejadian, metode yang di amati sebagai sesuatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat). Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Inovasi pendidikan adalah penemuan yang dapat berupa sesuatu ide, barang, kejadian,metode yang diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi dunia pendidikan. Contoh bidangnya adalah Manageria, Teknologi, dan kurikulum.
Inovasi yang berbentuk metode dapat berdampak pada perbaikan, meningkatkan kualitas pendidikan serta sebagai alat atau cara baru dalam memecahkan masalah yang di hadapi dalam kegiatan pendidikan. Dengan demikian metode baru atau cara baru dalam melaksanakan metode yang ada seperti dalam proses pembelajaran dapat menjadi suatu upaya meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Sementara itu Inovasi dalam teknologi juga perlu di perhatikan mengingat banyak hasil-hasil teknologi yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, seperti penggunaannya untuk teknologi pembelajaran, prosedur superviser serta pengelolaan informasi pendidikan yang dapat meningkatkan efisiensi pelaksana pendidikan.

B. Inovasi Pendidikan dan Model Pembelajaran di Indonesia
a. Top Down Inovation
Inovasi model Top Down ini sengaja diciptakan oleh atasan (pemerintah) sebagai usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan atau pemerataan kesempatan untukkepentingan bawahannya. Dan bawahan tidak punya untuk menolak pelaksanaannya.
Contoh adalah yang dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional selama ini. Seperti penerapan kurikulum, kebijakan desentralisasi pendidikan dan lain-lain.
b. Bottom Up Inovation
Yaitu model inovasi yang bersumber dan hasil ciptaan dari bawah dan dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan penyelenggaraan dan mutu pendidikan. Biasanya dilakukan oleh para guru.
c. Desenralisasi dan Demokratisasi Pendidikan
Perjalanan pendidikan nasional yang panjang mencapai suatu masa yang demokratis kalau tidak dapat disebut liberal ketika pada saat ini otonomisasi pendidikan melalui berbagai instrumenkebijakan, mulai UU No. 2 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, privatisasi perguruan tinggi negeri dengan status baru. Jika kita merujuk pada UU No. 22 tahun 2000 tentang otonomi pemerintahan daerah maka desentralisasi pendidikan bisa diartikan sebagai pemberian kewenangan untuk mengatur pendidikan di daerah. Ada dua konsep desentralisasi pendidikan.
Pertama, Desentralisasi kewenangan di sektor pendidikan. Desentralisasi lebih kepada kebijakan pendidikan dan aspek pendanaannya dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah.
Kedua, Desentralisasi dengan fokus pada pemberian kewenangan yang lebih besar ditingkat sekolah.
Konsep pertama berkaitan dengan desentralisasi penyelenggaraan pemerintahan dari pusat ke daerah sebagai bagian demokratisasi. Konsep kedua lebih fokus mengenai pemberian kewenangan yang lebih besar kepada manajemen di tingkat sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
d. KTSP
KTSP yang dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan disusun oleh masing-masing sekolah dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. Penyerahan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada tiap sekolah dengan mengacu pada Standar Isi dan Standar Kompetisi Lulusan bertujuan agar kurikulum tersebut dapat disesuaikan dengan karakter dan tingkat kemampuan sekolah masing-masing.
e. Quantum Learning
Quantum Learning ialah kiat, petunjuk, srategi, dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat
f. Contextual Teaching and Learning/ CTL
Pendekatan kontektual (. Contextual Teaching and Learning/ CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya denagan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep, itu hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa.
g Cooperative Learning
Modul pembelajaran Cooperative Learning merupakan salah satu modul pembelajaran yang mendukung pembelajaran kontekstual. Sistem pengajaran Cooperative Learning dapat didefinisikan sebagai system kerja / belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk didalam struktur ini adalah lima unsur pokok (Johson & Johson, 1993), yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, intruksi personal,keahlian bekerja sama, dan proses kelompok.
h. Active Learning
Pembelajaran aktif(Active Learning) adalah pembelajaran bagi siswa yang bertujuan untuk menjaga perhatian siswa/ anak didik agar tetap fokus/ tertuju pada proses pembelajaran. Modul seperti ini bertujuan agra sisw berkonsentrasi penuh di dalam belajar.
i. PAKEM
PAKEM adalah singkatan dari pembelajran aktif , kreatif, efektif dan menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi.

C. Kendala-kendala Dalam Inovasi Pendidikan
Kendala-kendala yang mempengaruhi keberhasilan usaha Inovasi Pendidikan adalah:
a. Konflik dan motivasi yang kurang sehat.
b. Lemahnya berbagai factor penunjang sehingga mengakibatkan tidak berkembangnya inovasi yang dihasilkan.
c. Keuangan(financial) yang tidak terpenuhi.
d. Penolakan dari sekelompok tertentu atas hasil inovasi.
e. Kurang adanya hubungan social dan publikasi.

D. Faktor-faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam Inovasi
Faktor-faktor utama yang perlu diperhatikan dalam inovasi pendidikan adalah
1. Guru
Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan merupakan pihak yang sngat berpengaruh dalam proses belajar mengajar.
2. Siswa
Siswa sebagai objek utama dalam pendidikan terutama dalam proses belajar mengajar , siswa memegang peran yang sngat dominan.
3. Kurikulum
Kurikulum pendidikan, lebih sempit lagi kurikulum sekolah meliputi: program pengajaran dan perangkatnya merupakan pedoman dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran disekolah.
4. Fasilitas
Fasilitas,termasuk sarana dan prasarana pendidikan tidak bisa di abaikan dalam proses pendidikan khususnya dalam proses belajar mengajar. Tanpa adanya fasilitas, maka pelaksanaan inovasi pendidikan akan bias dipastikan tidak akan brjalan dengan baik.
5. Lingkup sosial masyarakat
Dalam menerapkan inovasi pendidikan ada hal yang tidak secara langsung terlibat dalam perubahan tersebut tapi bias membawa dampak baik positif maupun negative, dalam pelaksanaan pembaharuan pendidikan
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Inovasi pendidikan sebagai usaha perubahan pendidikan tidak bisa berdiri sendiri, tapi harus melibatkan semua unsur yang terkait didalamny, seperti inovator, penyelenggara inovasi seperti guru dan siswa. Disamping itu, keberhasilan inovasi pendidikan tidak saja ditentukan oleh satu atau dua factor saja, tapi juga oleh masyarakat serta kelengkapan fasilitas.
Inovasi pendidikan yang berupa Top Down model tidak selamanya bisa berhasil dengan baik. Hal ini disebabkan oleh banyak hal antara lain adalah penolakan para pelaksana seperti guru yang dilibatkan secara penuh baik dalam perencanaan maupun pelaksanaannya. Sementara itu inovasi yang lebih berupa Bottom Up model dianggap sebagai suatu inovasi yang langgeng dan tidak mudah berhenti karena para pelaksana dan pencipta sama-sama terlibat mulai dari perencanaan sampai pada pelaksanaan. Oleh karena itu mereka masing-masing bertanggung jawab terhadap keberhasilan suatu inovasi yang mereka ciptakan.



DAFTAR PUSTAKA


• Cece Wijaya, Djaja Jajuri, A. Tabrani Rusyam (1991) Upaya Pembaharuan dalam Bidang Pendidikan dan Pengajaran. Penerbit PT. Remaja Rosdakarya – Bandung 1991.
• Day, C. P. Whitaker, and D. Wren (1987) Appraisal and Professional Development in the Primary Schools, Philadelphia: Open University Press.

No comments:

Post a Comment