Thursday 15 April 2010

refleksi pendidikan di indonesia

Sekolah yang terlupakan
Dunia pendidikan adalah merupakan suatu hal yang sangat penting di dunia ini. Suatu Negara akan dikatakan maju jika ilmu pengetahuan dan teknologinya maju dan berkembang dan itu bisa terwujud tiada lain jalannya adalah dengan pendidikan. Di Negara maju, contohnya adalah jepang prioritas utama yang mereka pikirkan adalah pendidikan. Ini terbukti pasca kota hirosima dan Nagasaki dibombardir oleh tentara sekutu yang dilakukan pertama kali oleh kaisar adalah mendata guru-guru yang masih hidup bukan memikirkan bagaimana cara mendapatkan bantuan dari Negara atau donatur.
Berbeda dengan Negara kita Indonesia, karena pemikiran yang dipakai masih menggunakan pemikiran pragmatis yakni hanya memikirkan kepentingan diri sendiri atau bisa dibilang egoistis atau kolusi dan banyak lagi istilah-istilah yang berhubungan dengan pemikiran ini, akibatnya Negara Indonesia menjadi sarang tikus-tikus berdasi karena pendidikan di Indonesia masih jauh dari standar yang diajarkaan oleh nabi Muhammad SAW. Yang telah memberikan teladan bagi kita semua tentang bagaimana beliau mengajari sahabat-sahabat beliau, orang-orang badui yang tidak tau apa-apa bahkan kepada orang yang membenci beliau, kepada orang yang ingin membunuh beliau pun beliau masih bisa memberikan pelajaran yang berharga yakni ketekunan dan kesabaran beliau dalam menghadapi semua keadaan. Sebagai contoh ketika ada orang badui masuk ke masjid kemudian orang itu kencing didalam masjid, nabi membiarkan orang badui tersebut hingga orang tersebut selesai kencingnya kemudian nabi menyuruh sahabatnya menyiramkan air ke bekas kencing tersebut. Kejadian ini bisa ditarik kesimpulan bahwa nabi Muhammad SAW. Sangat memperhatikan dan menyayangi umat beliau dan juga sangat memperhatikan kesehatan dan kebersihan serta menghormati orang lain. Keihlasan dan kesabaran beliau dalam menghadapi orang-orang kafir dalam mengekspansi umat islam sangatlah besar sampai-sampai ketika perang uhud nabi Muhammad SAW. Terkena panah hingga gigi beliau patah. Semua itu hanya untuk memperjuangkan agama islam, agama yang mulia.
Dunia pendidikan di Indonesia sekarang ini sudah sangat kritis akibat kepentingan-kepentinga politik yang terjadi di Indonesia. Sejak Indonesia merdeka sampai sekarang yakni lebih dari setengah abat pendidikan di Indonesia sudah dimonopoli dan dicampurtangani oleh orang-orang yang berkepentingan untuk menghancurkan Negara Indonesia. Dampaknya adalah moral bangsa Indonesia menjadi hancur karena kesalahan sistim dan system pendidikan yang dipakai oleh Indonesia. Alih-alih meniru pendidikan luar negeri khususnya Negara barat yang menganut paham liberal akibatnya bangsa Indonesia menjadi hancur karena tidak sesuai dengan kultur kehidupan bangsa dan Negara Indonesia. Hal ini terbukti banyaknya alumni-alumni yang dihasilkan dari sekolah-sekolah dan perguruan tinggi yang terkenal tidak bisa sesuai dengan jurusannya. Dan juga perekonomian Indonesia yang semakin terpuruk karena adanya tikus-tikus berdasi yang menggrogoti kekayaan Indonesia mengakibatkan rakyat Indonesia menjadi semakin terjepit dengan masalah kemiskinan. Puncaknya adalah krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997 yang berakibat pada lengsernya orde baru yang ditandai dengan turunnya soeharto dari jabatan presiden. Masa reformasi dalam pemerintahan tampaknya masih belum masuk dalam dunia pendidikan karena masih banyak sekolah-sekolah yang belum tersentuh oleh kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah. Masih banyak carut marut yang terjadi dalam dunia pendidikan, sebagai contoh adalah adanya diskriminasi antara guru negeri dengan guru swasta, antara sekolah negeri dengan sekolah swasta, sarana prasarana yang digunakan, bantuan yang diberikan masih banyak yang dipotong dan disunat sehingga berakibat pada kemajuan dalam dunia pendidikan itu sendiri.
Untuk mengatasi itu semua, maka tidak bisa tidak harus mulai membangun pribadi peserta didik kita dengan cara menanamkan moral dan akhlak yang mulia agar selalu ingat bahwa ada yang selalu memantau segala kegiatan kita baik dalam kesendirian maupun beramai-ramai yakni Allah SWT. Pendidikan ini tidak bisa didapat melalui pendidikan formal saja tetapi harus dipelajari melalui pendidikan non formal karena harus selalu dipantau dan diarahkan oleh seorang guru yang menjadi contoh tauladan bagi peserta didik. Hal ini sesuai dengan apa yang telah disampaikan oleh Ki Hajar Dewantoro “ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani” yang maksudnya adalah seorang pendidik harus bisa menjadi suri tauladan bagi anak didiknya, harus bisa menjadi pendamping dan juga harus bisa menjadi motifator kepada anak didik agar selalu berpositif tinking, agar tidak salah dalam memilih jalan hidupnya.
Madrasah adalah merupakan salah satu model sekolah yang ada di Indonesia. Madrasah adalah sekolah islam yang terbentuk dari dunia pondok pesantren. Karena adanya tuntutan zaman yang menginginkan adanya ijazah sebagai pembuktian adanya pendidikan yang telah dilakukan maka pondok pesantren-pondok pesantren mau tidak mau harus mengikuti aturan ini, maka berdirilah madrasah ini. Dalam perkembangannya madasah ini mendapat perhatian oleh pemerintah karena minat masyarakat semakin besar untuk masuk ke madrasah maka pemerintah mengatur kurikulum madrasah ini sesuai dengan sekolah-sekolah umum, akan tetapi tidak menghilangkan kekhasan madrasah ini. Tetapi dalam perkembangannya mata pelajaran yang dulunya menjadi kekhasan madrasah ini semakin dikurangi sehingga sekarang menjadi mata pelajaran yang hanya dianggap sebagai mata pelajaran tambahan. Akibatnya ketika mata pelajaran ini diajarkan tidak ada kemauan dari peserta didik yang benar-benar memperhatikan, akibatnya peserta didik menyepelekan semua hal yang berhubungan agama khususnya dalam hal syari’at islam. Moral peserta didik menjadi rusak, shalat tidak penting, berani dengan orang tua, rasa hormat kepada orang yang lebih tua sudah tidak ada, pergaulan bebas merajalela dan lain-lain. Semuanya adalah kesalahan dalam system dan sistim kurikulum yang digunakan dalam dunia pendidikan di Indonesia. Jika hal ini tidak di tindak secepatnya dan tidak di cari jalan keluar yang tepat dan cepat juga tidak ada keseriusan dalam menanggulangi hal tersebut maka tunggu saja kehancuran menanti bangsa dan Negara Indonesia.
Madrasah diniyah merupakan sekolah non formal yang sudah sangat tua dalam usia berdirinya karena ini merupakan cikal bakal berdirinya sekolah-sekolah formal. Madrasah diniyah merupakan sekolah dalam pondok pesantren yang berupa klasikal yakni guru dan santri dipisah sesuai tingkat kemampuannya. Dalam perkembangannya madrasah diniyah ini sangat dilupakan oleh pemerintah dan Negara. Madrasah diniyah ini menjadi sebuah lembaga pendidikan yang harus bisa dan mampu bertahan dengan perkembangan zaman yang semakin maju ini. Ke-eksisan madrasah diniyah ini telah terbukti sampai sekarang walaupun dengan dana yang sangat minim bahkan guru-guru yang mengajar rela tidak dibayar karena keihlasan mereka untuk mengajarkan anak-anak didik mereka agar menjadi manusia yang bertakwa dan berbudi luhur.
Akan tetapi perjuangan mereka oleh pemerintah hanya dianggap sebagai perjuangan tanpa tanda jasa. Ini terbukti adanya pemotongan dana bantuan untuk madrasah dan pondok pesantren sebesar 50% oleh pemerintah jepara yang mengakibatkan guru-guru madrasah diniyah ini menjadi lebih sengsara lagi karena kalau mereka hanya mengandalkan gaji dari mereka mengajar yang hanya rata-rata sebesar 60 ribu perbulan maka bagaimana mungkin bisa anak-anak didik bisa berkualitas jika gurunya saja dalam mengajar tidak bisa total untuk menyampaikan materi pelajaran akibat harus memikirkan keluarga mereka yang kelaparan akibat gaji yang tidak mencukupi.
Madrasah diniyah dianggap belum pantas menerima dana bantuan dari pemerintah alasannya karena administrasi dalam madrasah masih morat-marit. Ya….ini bisa dipahami karena rata-rata guru-guru madrasah diniyah merupakan lulusan pondok pesantren yang tidak paham dengan dunia administrasi. Dalam realitasnya pemerintah hanya berpangku tangan tidak mau memperhatikan hal tersebut, mungkin adanya sosialisasi tenteng administrasi ke madrasah diniyah-madrasah diniyah alias terjun langsung kelapangan. Hal ini mengakibatkan adanya miskomunikasi antara pemerintah dengan masyarakat yang bisa berdampak kepada ketidak percayaan lagi kepada pemerintah.
Kasus yang sedang terjadi sekarang ini menggambarkan akibat gagalnya system dan sistim pendidikan di Indonesia. Jika system pendidikan sudah rusak maka akibat yang ditimbulkan akan sangat luas bahkan sangat berbahaya melebihi bahaya bom nuklir. Pemerintah yang menjadi tonggak pengatur bangsa dan Negara ini hendaknya serius dalam menangani dan menanggulangi hal ini agar rakyat Indonesia ini bisa hidup tenang dan sejahtera sesuai dengan undang-undang.
Semoga bangsa dan Negara Indonesia bisa cepat keluar dari keterpurukan dan kecarut marutan masalah yang sedang dihadapi dan pendidikan di Indonesia menjadi lebih maju sehingga bangsa dan Negara Indonesia menjadi bangsa yang maju dalam segala hal serta tetap dalam perlindungan Allah SWT. Amin……..
Jayalah indonesiaku…. Jayalah negeriku…. Sekali merdeka tetap merdeka…..

No comments:

Post a Comment