Friday 16 April 2010

pemimpin dalam manajemen pendidikan

MAKALAH
KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI PENDIDIKAN
Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok
MANAJEMEN PENDIDIKAN
Dosen Pengampu
Drs. Maswan, MM.












Disusun Oleh :
Kelompok 1:
Anggota:
1. Siti Zumaroh NIM : 229155
2. Sri Hartanti NIM : 229156
3. Sri Wahyuni NIM : 229157
4. Sudiyono NIM : 229159
5. Syaifurrozikin NIM : 229161
6. Syamrotul Mufidah NIM : 229162


Institut Islam Nahdlatul Ulama’ INISNU Jepara.
Jl. Taman Siswa No. 09 Tahunan Jepara.
KATA PENGANTAR


Untaian rasa puji syukur penulis panjatkan kehadirat allah SWT.yang telah memberikan karunia rahmat serta hidayahnya kepaada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Muhammad Rasulullah SAW.beserta keluarga dan sahabatnya.
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliyah MANAJEMEN PENDIDIKAN. Akhirnya,kami menyadari segala kekurangan yang melekat dalam penulisan makalah ini, untuk itu kritik dan saran dari semua pihak yang berkompeten merupakan suatu hal yang berharga dan sangat berarti dalam menyempurnakan karya ini. Semoga segala i’tikat dan ihtiyar yang kita lakukan selalu mendapat ridho dan rahmat dari allah SWT.amin ya robbal’alamin……



Jepara, 14 April 2010


Kelompok V








DAFTAR ISI

1. Halaman Judul
2. Kata Pengantar
3. Daftar Isi
4. Pendahuluan
a. Latar Belakang Masalah
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan Penulisan Makalah
5. Pembahasan
A. Pengertian Kepemimpinan
B. Peran pemimpin dalam Organisasi Pendidikan
C. Tipologi Kepemimpinan
D. Teori-teori Kepemimpinan
E. Persoalan Otoritas (Authority)
F. Prilaku Pemimpin yang Efektif
6. Penutup
a. Kesimpulan
b. Saran-saran
7. Daftar Pustaka










BAB I
PENDAHULUAN
KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI PENDIDIKAN
A. Latar Belakang Masalah
Kepemimpinan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam manajemen. Memahami dan mengenal berbagai aspek manajemen pendidikan merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Karena seorang pemimpin di samping tugas pokoknya mengatur atau memimpin, ia juga berfungsi sebagai manajer pendidikan. Perilaku pemimpin yang positif dapat mendorong kelompok dalam mengarahkan dan memotivasi individu untuk bekerja sama dalam kelompok, dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi.
Sesuai dengan judulnya, Kepemimpinan dan Organisasi Pendidikan, makalah ini memberikan gambaran dasar (basic) tentang konsep manajemen. Dan juga mungkin bermanfaat bagi para pembaca yang berminat untuk mempelajari aspek-aspek manajemen pendidikan.
Dari uraian tersebut jelaslah bahwa manusia telah dikaruniai sifat dan sekaligus tugas sebagai seorang pemimpin. Pada masa sekarang ini setiap individu sadar akan pentingnya ilmu sebagai petunjuk/alat/panduan untuk memimpin umat manusia yang semakin besar jumlahnya serta komplek persoalannya. Atas dasar kesadaran itulah dan relevan dengan upaya proses pembelajaran yang mewajibkan kepada setiap umat manusia untuk mencari ilmu. Dengan demikian upaya tersebut tidak lepas dengan pendidikan, dan tujuan pendidikan tidak akan tercapai secara optimal tanpa adanya manajemen atau pengelolaan pendidikan yang baik, yang selanjutnya dalam kegiatan manajemen pendidikan diperlukan adanya pemimpin yang memiliki kemampuan untuk menjadi seorang pemimpin.
B. Rumusan Masalah
Dalam penulisan makalah ini, penulis membatasi masalahnya sebagai berikut :
a. Pengertian kepemimpinan
b. Peran-peran pemimpin dalam organisasi pendidikan
c. Tipe-tipe kepemimpinan
d. Teori-teori kepemimpinan
e. Sumber-sumber otoritas bagi kepemimpinan
f. Prilaku pemimpin yang efektif
C. Tujuan Penulisan Makalah
Sesuai dengan permasalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penulisan ini diarahkan untuk :
a. Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan
b. Untuk mengetahui peran-peran pemimpinan dalam organisasi pendidikan
c. Untuk mengetahui tipologi kepemimpinan
d. Untuk mengetahui teori-teori kepemimpinan
e. Untuk mengetahui sumber-sumber otoritas bagi pemimpin
f. Untuk mengetahui prilaku pemimpin yang efektif


BAB II
PEMBAHASAN
KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI PENDIDIKAN

A. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah terjemahan dari bahasa Inggris leadership yang berasal dari kata leader. Kata leader muncul pada tahun 1300-an, sedangkan kata leadership muncul belakangan sekitar tahun 1700-an. Dalam definisi secara luas, kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi serta mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
Dengan demikian kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan yang tidak sama di antara pemimpin dan anggotanya. Pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan anggota dan juga dapat memberikan pengaruh, dengan kata lain para pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan apa yang harus dilakukan, tetapi juga dapat mempengnaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya. Sehingga terjalin suatu hubungan sosial yang saling berinteraksi antara pemimpin dengan bawahan, yang akhirnya tejadi suatu hubungan timbal balik. Oleh sebab itu bahwa pemimpin diharapakan memiliki kemampuan dalam menjalankan kepemimpinannya, kareana apabila tidak memiliki kemampuan untuk memimpin, maka tujuan yang ingin dicapai tidak akan dapat tercapai secara maksimal.
B. Peran pemimpin dalam organisasi pendidikan
Selanjutnya peranan seorang pemimpin sebagaimana dikemukakan oleh M. Ngalim Purwanto, sebagai berikut :
1. Sebagai pelaksana (executive)
2. Sebagai perencana (planner)
3. Sebagai seorangahli (expert)
4. Sebagai mewakili kelompok dalam tindakannya ke luar (external group representative)
5. Sebagai mengawasi hubungan antar anggota-anggota kelompok (controller of internal relationship)
6. Bertindak sebagai pemberi gambaran/pujian atau hukuman (purveyor of rewards and punishments)
7. Bentindak sebagai wasit dan penengah (arbitrator and mediator)
8. Merupakan bagian dari kelompok (exemplar)
9. Merupakan lambang dari pada kelompok (symbol of the group)
10. Pemegang tanggung jawab para anggota kelompoknya (surrogate for individual responsibility)
11. Sebagai pencipta/memiliki cita-cita (ideologist)
12. Bertindak sebagai seorang ayah. (father figure)
13. Sebagai kambing hitam (scape goat)
Berdasarkan dari peranan pemimpin tersebut, jelaslah bahwa dalam suatu kepemimpinan harus memiliki peranan-peranan yang dimaksud, di samping itu juga bahwa pemimpin memiliki tugas yang embannya, sebagaimana menurut M. Ngalim Purwanto, sebagai berikut :
1. Menyelami kebutuhan-kebutuhan kelompok dan keinginan kelompoknya.
2. Dari keinginan itu dapat dipetik kehendak-kehendak yang realistis dan yang benar-benar dapat dicapai.
3. Meyakinkan kelompoknya mengenai apa-apa yang menjadi kehendak mereka, mana yang realistis dan mana yang sebenarnya merupakan khayalan.
Tugas pemimpin tersebut akan berhasil dengan baik apabila setiap pemimpin memahami akan tugas yang harus dilaksanaknya. Oleh sebab itu kepemimpinan akan tampak dalam proses di mana seseorang mengarahkan, membimbing, mempengaruhi dan atau menguasai pikiran-pikiran, perasaan-perasaan atau tingkah laku orang lain.
Untuk keberhasilan dalam pencapaian suatu tujuan diperlukan seorang pemimpian yang profesional, di mana ia memahami akan tugas dan kewajibannya sebagai seorang pemimpin, serta melaksanakan peranannya sebagai seorang pemimpin. Di samping itu pemimpin harus menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan bawahan, sehingga terciptanya suasana kerja yang membuat bawahan merasa aman, tentram, dan memiliki suatu kebebsan dalam mengembangkan gagasannya dalam rangka tercapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.
C. Tipologi Kepemimpinan
Dalam setiap realitasnya bahwa pemimpin dalam melaksanakan proses kepemimpinannya terjadi adanya suatu permbedaan antara pemimpin yang satu dengan yang lainnya, hal sebagaimana menurut G. R. Terry yang dikutif Maman Ukas, bahwa pendapatnya membagi tipologi kepemimpinan menjadi 6, yaitu :
a. Tipe kepemimpinan pribadi (personal leadership). Dalam system kepemimpinan ini, segala sesuatu tindakan itu dilakukan dengan mengadakan kontak pribadi. Petunjuk itu dilakukan secara lisan atau langsung dilakukan secara pribadi oleh pemimpin yang bersangkutan.
b. Tipe kepemimpinan non pribadi (non personal leadership). Segala sesuatu kebijaksanaan yang dilaksanakan melalui bawahan-bawahan atau media non pribadi baik rencana atau perintah juga pengawasan.
c. TIpe kepemimpinan otoriter (autoritotian leadership). Pemimpin otoriter biasanya bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan-peraturan yang berlaku secara ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati.
d. Tipe kepemimpinan demokratis (democratis leadership). Pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang terlaksananya tujuan bersama. Agar setiap anggota turut bertanggung jawab, maka seluruh anggota ikut serta dalam segala kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan, dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usahan pencapaian tujuan.
e. Tipe kepemimpinan paternalistis (paternalistis leadership). Kepemimpinan ini dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat kebapakan dalam hubungan pemimpin dan kelompok. Tujuannya adalah untuk melindungi dan untuk memberikan arah seperti halnya seorang bapak kepada anaknya.
f. Tipe kepemimpinan menurut bakat (indogenious leadership). Biasanya timbul dari kelompok orang-orang yang informal di mana mungkin mereka berlatih dengan adanya system kompetisi, sehingga bisa menimbulkan klik-klik dari kelompok yang bersangkutan dan biasanya akan muncul pemimpin yang mempunyai kelemahan di antara yang ada dalam kelempok tersebut menurut bidang keahliannya di mana ia ikur berkecimpung.
Selanjutnya menurut Kurt Lewin yang dikutif oleh Maman Ukas mengemukakan tipe-tipe kepemimpinan menjadi tiga bagian, yaitu :
a. Otokratis, pemimpin yang demikian bekerja kerang, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan yang berlaku dengan ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati.
b. Demokratis, pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang pelaksanaan tujuannya. Agar setiap anggota turut serta dalam setiap kegiatan-kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usaha pencapaian tujuan yang diinginkan.
c. Laissezfaire, pemimpin yang bertipe demikian, segera setelah tujuan diterangkan pada bawahannya, untuk menyerahkan sepenuhnya pada para bawahannya untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Ia hanya akan menerima laporan-laporan hasilnya dengan tidak terlampau turut campur tangan atau tidak terlalu mau ambil inisiatif, semua pekerjaan itu tergantung pada inisiatif dan prakarsa dari para bawahannya, sehingga dengan demikian dianggap cukup dapat memberikan kesempatan pada para bawahannya bekerja bebas tanpa kekangan.
Berdasarkan dari pendapat tersebut di atas, bahwa pada kenyataannya tipe kepemimpinan yang otokratis, demokratis, dan laissezfaire, banyak diterapkan oleh para pemimpinnya di dalam berbagai macama organisasi, yang salah satunya adalah dalam bidang pendidikan. Dengan melihat hal tersebut, maka pemimpin di bidang pendidikan diharapkan memiliki tipe kepemimpinan yang sesuai dengan harapan atau tujuan, baik itu harapan dari bawahan, atau dari atasan yang lebih tinggi, posisinya, yang pada akhirnya gaya atau tipe kepemimpinan yang dipakai oleh para pemimpin, terutama dalam bidang pendidikan benar-benar mencerminkan sebagai seorang pemimpinan yang profesional.
D. Teori-teori kepemimpinan
a. Teori Great Man dan Teori Big Bang
Teori ini menyatakan kepemimpinan merupakan bakat atau bawaan sejak lahir dari kedua orang tuanya. Berasumsi pemimpin dilahirakan bukan diciptakan. Artinya, pemimpin terbentuk melalui proses pewarisan .
b. Teori sifat atau karakteristik kepribadian (Trait Theories)
Teori ini hampir sama dengan teori Great Man meskipun berbeda dalam mengartikannya bakat dimiliki seorang pemimpin. Teori Great Man menekankan bakat dalam arti keturunan.
Teori Sifat atau Karakteristik Keppribadian berasumsi bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin apabila memiliki sifat atau karakteristik kepribadian yang dibutuhkan seorang pemimpin meskipun ayahnya bukan seorang pemimpin.
Dengan kata lain, teori ini berasumsi bahwa keefektifan seorang pemimpin ditentukan sifat, peringai, dan bukan hanya dari bakat saja tetapi juga diperoleh dari pengalaman dan hasil belajar.
c. Teori Perilaku (Behavior Theories)
Teori ini bertolak dari pemikiran bahwa kepemimpinan untuk mengefektifkan organisasi, tergantung pada perilaku atau gaya, sikap dan tindakan seorang pemimpin. Dengan kata lain, pemimpin sangat tergantung pada perilaku dalam melaksanakanfungsi-fungsi kepemimpinan didalam strategi kepemimpinannya.
d. Teori Kontigensi (Contigency Theories) atau Teori Situasional (Situasional theori).
E. Persoalan Otoritas (Authority)
Otoritas merupakan kekuasaan yang dilembagakan.menurut WEBER, otoritas dapat dibedakan menjadi tiga macam tipe dasar otoritas resmi ( Legitimate Authority) yakni:
a. Otoritas Legal Rasional
b. Otoritas Tradisional
c. Otoritas Kharismatik.
Otoritas kharismatik tergantung pada kualitas-kualitas magis para pemimpin individual. Kharisma lebih merupakan sebuah konsep kekuasaan daripada konsep otoritas. Oleh sebab itu lebih tergantung pada ciri-ciri pribadi daripada posisi.
Otoritas kharismatik sering kali berubah menjadi otoritas tradisional apabila status informal dan sistem peranan menjadi mantab dengan berlangsungnya waktu. Kebanyakan organisasi-organisasi mempunyai suatu campuran antara otoritas legal rasional, tradisional, dan kharismatik yang merupakan dasar sistem pengaruh guna mempengaruhi usaha-usaha yang terkordinir pihak partisipan.
F. Prilaku pemimpin yang efektif
Sifat Kepribadian Pemimpin yang Efektif
a. Memiliki visi kedepan yang jelas
b. Konseptualis
c. Memanfaatkan pengalaman yang lalu
d. Kesadaran akan segala kemungkinan yang akan terjadi (antisipatif)
e. Mengutamakan kebenaran informasi
f. Arsitek sosial
g. Mengenal dengan baik dirinya sendiri
Dalam melaksanakan aktivitasnya bahwa pemimpin dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Faktor-faktor tersebut sebagaimana dikemukakan oleh H. Jodeph Reitz (1981) yang dikutif Nanang Fattah, sebagai berikut :
1) Kepribadian (personality), pengalaman masa lalu dan harapan pemimpin, hal ini mencakup nilai-nilai, latar belakang dan pengalamannya akan mempengaruhi pilihan akan gaya kepemimpinan.
2) Harapan dan perilaku atasan.
3) Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan mempengaruhi terhadap apa gaya kepemimpinan.
4) Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga akan mempengaruhi gaya pemimpin.
5) Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku bawahan.
6) Harapan dan perilaku rekan.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka jelaslah bahwa kesuksesan pemimpin dalam aktivitasnya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat menunjang untuk berhasilnya suatu kepemimpinan, oleh sebab itu suatu tujuan akan tercapai apabila terjadinya keharmonisan dalam hubungan atau interaksi yang baik antara atasan dengan bawahan, di samping dipengaruhi oleh latar belakang yang dimiliki pemimpin, seperti motivasi diri untuk berprestasi, kedewasaan dan keleluasaan dalam hubungan social dengan sikap-sikap hubungan manusiawi.







BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk memepengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Dalam kegiatannya bahwa pemimpin memiliki kekuasaan untuk mengerahkan dan mempengaruhi bawahannya sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan.
Tipe-tipe kepemimpinan pada umumnya adalah tipe kepemimpinan pribadi, Tipe kepemimpinan non pribadi, tipe kepemimpinan otoriter, tipe kepemimpinan demokratis, tipe kepemimpinan paternalistis, tipe kepemimpinan menurut bakat. Disamping tipe-tipe kepemimpinan tersebut juga ada pendapat yang mengemukakan menjadi tiga tipe antara lain : Otokratis, Demokratis, dan Laisezfaire. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas pemimpin meliputi ; kepribadian (personality), harapan dan perilaku atasan, karakteristik, kebutuhan tugas, iklim dan kebijakan organisasi, dan harapan dan perilaku rekan. Yang selanjutnya bahwa factor-faktor tersebut dapat mempengaruhi kesuksesan pemimpin dalam melaksanakan aktivitasnya.
Tugas pemimpin dalam kepemimpinannya meliputi ; menyelami kebutuhan-kebutuhan kelompok, dari keinginan itu dapat dipetiknya kehendak-kehendak yang realistis dan yang benar-benar dapat dicapai, meyakinkan kelompoknya mengenai apa-apa yang menjadi kehendak mereka, mana yang realistis dan mana yang sebenarnya merupakan khayalan.Pemimpin yang professional adalah pemimpin yang memahami akan tugas dan kewajibannya, serta dapat menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan bawahan, sehingga terciptanya suasana kerja yang membuat bawahan merasa aman, tentram, dan memiliki suatu kebebsan dalam mengembangkan gagasannya dalam rangka tercapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.



B. Saran-saran
Berdasarkan pada uraian tersebut di atas, maka penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut :
1) Hendaknya para pemimpin, khususnya pemimpin dalam bidang pendidikan dalam melaksanakan aktivitasnya kepemimpinannya dalam mempengaruhi para bawahannya berdasarkan pada kriteria-kriteria kepemimpinan yang baik.
2) Dalam membuat suatu rencana atau manajemen pendidikan hendaknya para pemimpin memahami keadaan atau kemampuan yang dimiliki oleh para bawahannya, dan dalam pembagian pemberian tugas sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
3) Pemimpin hendaknya memahami betul akan tugasnya sebagai seorang pemimpin.
4) Dalam melaksanakan akvititasnya baik pemimpin ataupun yang dipimpin menjalin suatu hubungan kerjsama yang saling mendukung untuk tercapainya tujuan organisasi atau instnasi.



DAFTAR PUSTAKA
1. Arief Furchan, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004).
2. Burhanuddin, Analisis Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan, (Malang : Bumi Aksara, 1994).
3. I.Nyoman Bertha, Filsafat dan Teori Pendidikan, (Bandung : FIP IKIP Bandung, 1983).
4. Marsetio Donosepoetro, Manajemen dalam Pengertian dan Pendidikan Berpikir, Surabaya : 1982.
5. Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung : Rosdakarya, 1996.
6. Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995..
7. Winardi, Kepemimpinan dalam Manajemen, Jakarta : PT. RINEKA CIPTA, 2000. Cet.2.
8. Nawawi,Hadari H., Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi, jogjakarta: GAJAH MADA UNIVERSITY PRESS, 2006. cet.2.

No comments:

Post a Comment