EPISTIMOLOGI SAINS
A.
Pengertian Epistimologi
Epistimologi adalah pembahasan mengenai metode yang digunakan
untuk mendapatkan pengetahuan. Epistimologi menjelaskan pertanyaan-pertanyaan
seperti : bagaimana proses yang memungkinkan diperolehnya suatu pengetahuan?, Bagaimana
prosedurnya?, Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita mendapatkan
pengetahuan yang benar ?, Lalu benar itu sendiri apa ?, Kriterianya apa saja.
B.
Objek Pengetahuan Sains
Objek pengetahuan sains (yaitu objek-objek yang diteliti sains
) ialah semua objek yang empiris. Jujun S. Suriasumantri (filsafat ilmu :
Sebuah pengantar populer, 1994 : 105 ) menyatakan bahwa objek kajian
sains hanyalah objek yang berada dalam ruang lingkup pengalaman manusia. Yang
dimaksud pengalaman disini ialah pengalaman indera.
a. Indera
Indera digunakan untuk berhubungan
dengan dunia fisik atau lingkungan disekitar kita. Indera ada
bermacam-macam dan yang paling pokok ada lima (panca indera), yakni indera
penglihatan (mata) yang memungkinkan kita mengetahui warna, bentuk, dan ukuran
suatu benda. Indera pendengaran (telinga ) yang membuat kita membedakan
macam-macam suara. Indera penciuman (hidung ) untuk membedakan bermacam-macam
bau-bauan. Indera perasa (lidah) yang membuat kita bisa membedakan makanan enak
dan tidak enak, dan indera peraba (kulit ) yang memungkinkan kita
mengetahui suhu lingkungan dan kontur suatu benda.
Pengetahuan lewat indera disebut
juga pengalaman, sifatnya empiris dan terukur. Kecenderungan yang berlebih
kepada alat indera sebagai sumber pengetahuan yang utama, bahkan satu-satunya
sumber pengetahuan, menghasilkan aliran yang disebut empirisme. Mengenai
kebenaran pengetahuan jenis ini, seorang empiris sejati mengatakan indera
adalah satu-satunya sumber pengetahuan yang dapat dipercaya, dan pengetahuan
inderawi adalah satu-satunya pengetahuan yang benar.
Tetapi mengandalkan pengetahuan
semat-mata kepada indera jelas tidak mencukupi. Dalam banyak kasus, penangkapan
indera seringkali tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Misalnya pensil yang
dimasukan ke dalam air terlihat bengkok padahal sebelumnya lurus. Benda
yang jauh terlihat kecil, padahal ukuran sebenarnya lebih besar. Bunyi
yang terlalu lemah atau terlalu keras tidak bisa kita dengar. Belum lagi kalau
alat indera kita bermasalah, sedang sakit atau sudah rusak, maka kian
sulitlah kita mengandalkan indera untuk mendapatkan pengetahuan yang benar.
b. Akal
Akal atau rasio merupakan fungsi
dari organ yang secara fisik bertempat di dalam kepala yakni otak. Akal mampu
menambal kekurangan yang ada pada indera. Akal-lah yang bisa memastikan bahwa
pensil dalam air itu tetap lurus, dan bentuk bulan tetap bulat walaupun
tampaknya sabit. Keunggulan akal yang paling utama adalah kemampuanya menangkap
esensi atau hakikat dari sesuatu, tanpa terikatpada fakta-fakta khusus. Akal bisa
mengetahui hakikat umum dari kucing, tanpa harus mengkaitkanya dengan kucing
tertentu yang ada dirumah tetangganya, kucing hitam, kucing garong, atau
kucing-kucingan.
c. Hati dan
Intuisi
Organ fisik yang berkaitan dengan
fungsi hati atau intuisi tidak diketahui dengan pasti, ada yang menyebut
jantung, ada juga yang menyebut otak bagian kanan. Pada praktiknya, intuisi
muncul berupa pengetahuan yang tiba-tiba saja hadir dalam kesadaran, tanpa melaui
proses penalaran yang jelas, non-analitis, dan tidak selalu logis.
Intuisi bisa muncul kapan saja tanpa kita rencanakan, baik saat santai maupun
tegang, ketika diam maupun bergerak. Kadang ia datang saat kita tengah jalan-
jalan di trotoar, saat kita sedang mandi, bangun tidur, saat main catur, atau
saat kita menikmati pemandangan alam.
d. Logika
Logika adalah cara berfikir atau penalaran
menuju kesimpulan yang benar. Aristoteles memperkenalkan dua bentuk logika yang
sekarang kita kenal dengan istilah deduksi dan induksi. Logika deduksi, dikenal
juga dengan nama silogisme, adalah menarik kesimpulan. Dari pernyataan
umum atas hal yang khusus. Contoh terkenal dari silogisme adalah :
1. Semua manusia akan mati (pernyataan
umum, premis mayor )
2. Isnur manusia (pernyatan antara
,premis minor)
3. Isnur akan mati (kesimpulan ,
Konklusi)
Logika induksi adalah kebalikan dari
deduksi, yaitu menarik kesimpulan dari pernyataan-pernyataan yang bersifat
khusus menju pernyataan umum. Contoh :
1. Isnur adalah manusia, dan ia pasti
akan mati(pernyataan khusus)
2. Muhamad , Asep, dll adalah manusia,
dan semuanya mati (pernyataan antara)
3. Semua manusia akan mati (kesimpulan
)
Objek-objek yang dapat diteliti oleh
sains banyak sekali antara lain : alam, tumbuhan, hewan, dan manusia, serta kejadian-kejadian
alam sekitar, tumbuhan, hewan dan manusia itu. Semuanya dapat diteliti oleh
sains.
C.
Cara Memperoleh Pengetahuan Sains
Memperoleh sains didorong oleh paham Humanisme. Humanisme
adalah paham filsafat yang mengajarkan bahwa manusia mampu mengatur dirinya
dan alam. Humanisme telah muncul pada zaman Yunani lama (kuno).
Rasionalisme ialah paham yang mengatakan bahwa
akal itulah alat pencari dan pengukur pengetahuan. Pengetahuan dicari dengan
akal, temuanya diukur dengan akal pula.
Empirisme ialah paham filsafat yang mengajarkan
bahwa yang benar ialah yang logis dan ada bukti empiris. Positivisme mengajarkan
bahwa kebenaran ialah yang logis, ada bukti empirisnya, yang terukur. “terukur”
inilah sumbangan penting positivisme. Metode ilmiah mengatakan, untuk
memperoleh yang benar dilakukan langkah berikut : logico-hypothetico-verificatif.
Maksudnya, mula-mula buktikan bahwa itu logis, kemudian lakukan pembuktian
hipotesis itu secara empiris.
D.
Ukuran Kebenaran Pengetahuan Sains
Ada teori sains ekonomi yaitu : bila penawaran sedikit,
permintaan banyak, maka harga akan naik. Teori ini sangat kuat, karena
kuatnya maka ia ditingkatkan menjadi hukum, disebut hukum penawaran dan
permintaan. Jika teori itu selalu didukung bukti empiris, maka teori itu naik
tingkat keberadaannya menjadi hukum atau aksioma.
Hipotesis (dalam Sains) ialah pernyataan yang sudah benar
secara logika, tetapi belum ada bukti empirisnya.
1.
Teori –teori kebenaran :
a.
Korespondesi
Sebuah pernyataan dikatakan benar
bila sesuai dengan fakta atau kenyataan. Contoh pernyataan “bentuk air selalu
sesuai dengan ruang yang ditempatinya”, adalah benar karena kenyataannya
demikian. “Kota Jakarta ada di pulau Jawa“ adalah benar karena sesuai dengan
fakta (bisa dilihat di peta ). Korespondesi memakai logika induksi.
b.
Koherensi
Sebuah pernyataan dikatakan benar bila
konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Contoh
pernyataan “Asep akan mati “ sesuai (koheren ) dengan pernyataan sebelumnya
bahwa “semua manusia akan mati” dan “Asep adalah manusia”. Terlihat disini,
logika yang dipakai dalam koherensi adalah logika deduksi.
c.
Pragmatik
Sebuah pernyataan dikatakan benar
jika berguna (fungsional) dalam situasi praktis. Kebenaran pragmatik dapat
menjadi titik pertemuan antara koherensi dan korespondesi. Jika ada dua teori
keilmuan yang sudah memenuhi kriteria dua teori diatas, maka yang diambil
adalah teori yang lebih mudah dipraktekan. Agama dan seni bisa cocok jika
diukur dengan teori kebenaran ini. Agama dengan satu peryataannya misalnya
“Tuhan ada”, adalah benar secara pragmatik (adanya Tuhan berguna untuk menopang
nilai-nilai hidup manusia dan menjadikanya teratur), lepas dari apakah Tuhan
ada itu sesuai dengan fakta atau tidak, konsisten dengan pernyataan sebelumnya
atau tidak.
No comments:
Post a Comment